Akira Nishino vs Indra Sjafri: Pengalaman Pertama Adu Taktik di SEA Games

Akira Nishino dan Indra Sjafri bakal menjalani laga pertama di pentas SEA Games. Strategi milik siapa yang lebih tokcer?

oleh Aning Jati diperbarui 26 Nov 2019, 09:20 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 09:20 WIB
Timnas Thailand U-22 vs Timnas Indonesia U-22
Akira Nishino beradu strategi melawan Indra Sjafri di SEA Games. (Bola.com/Dody Iryawan)

Manila - Untuk kedua kali secara beruntun, Timnas Indonesia U-22 dan Thailand bertemu pada laga pertama penyisihan grup di ajang SEA Games. Dua tahun lalu, pada SEA Games 2017, kedua tim yang juga sama-sama tergabung di Grup B, juga bentrok pada matchday pertama. Skor akhir saat itu 1-1.

Dua tahun berlalu, komposisi kedua tim mengalami perubahan menyusul batasan usia. Cabang olahraga sepak bola putra SEA Games hanya dibatasi untuk pemain U-22. Namun, masih terselip beberapa pemain dari dua tahun lalu, yang hingga kini masih dipercaya jadi kekuatan tim masing-masing.

Sebut saja Saddil Ramdani, Osvaldo Haay, Asnawi Mangkualam Bahar, hingga Evan Dimas Darmono yang sekarang sudah menjelma sebagai pemain senior (overaged player).

Perubahan signifikan terjadi di sektor tim pelatih kedua kesebelasan. Pertemuan Indonesia versus Thailand kali ini akan menarik. Pasalnya, untuk kali pertama menjadi ajang adu strategi bagi Indra Sjafri Timnas Indonesia U-22 dan Akira Nishino (Timnas Thailand U-22) di SEA Games 2019.

Lebih khusus lagi, ini menjadi kali pertama kedua pelatih itu membesut tim di SEA Games dan beradu taktik di turnamen dua tahunan ini.

Indra Sjafri, kendati sudah lama melatih Timnas Indonesia di level usia, baru kali ini mendapat amanah mendampingi pemain-pemain yang mayoritas bersamanya sejak U-19, tampil di SEA Games.

Beban berat ada di pundak pelatih asal Sumatra Barat itu karena sama seperti SEA Games edisi sebelum-sebelumnya, medali emas jadi bidikan. Setiap edisi berlalu, kerinduan untuk mendapat medali emas dari cabor paling bergengsi di turnamen muticabor paling elite di kawasan ASEAN ini kian memuncak.

Indra Sjafri punya momentum terbaik untuk membuktikan racikannya. SEA Games edisi 2019 ini digelar di Manila, Filipina. Laga final mendatang bakal dimainkan di Rizal Memorial Stadium. Lokasi bersejarah buat Indonesia.

Di stadion yang kini telah direnovasi total dan menjadi berumput buatan itu, 28 tahun silam Indonesia menyabet medali emas terakhir dari cabor sepak bola yang hingga kini belum bisa diulangi lagi.

Pelatih berusia 56 tahun itu punya banyak modal untuk bicara banyak bersama Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2019. Selain sudah melakoni persiapan sejak awal tahun ini, Indra dan pemain-pemain pilihannya sudah memiliki kedekatan sejak bersama di level U-18.

Sebagai pelatih, Indra sudah sangat mengetahui kelebihan dan kelemahan pemainnya, sebaliknya, pemain juga sudah tahu apa keinginan sang pelatih.

Dalam membesut Egy Maulana Vikri dkk., Indra lebih mengedepankan dominasi permainan dengan penguasaan bola, memainkan umpan-umpan pendek dengan variasi umpan panjang.

Selain itu, Indra paham Indonesia kaya dengan pemain bertalenta yang mengisi posisi sayap dengan kecepatan sehingga alih-alih memasang dua penyerang, ia lebih menyukai skema 4-3-3.

Kebersamaan Indra bersama pemainnya sejak level U-18 sudah membuahkan beberapa prestasi, seperti Piala AFF U-19 2013 dan Piala AFF U-22 2019. Kini, menghadapi pasukan asuhan pelatih Akira Nishino di SEA Games, Indra tentu sudah punya taktik tersendiri.

Hijau di SEA Games

Timnas Thailand U-22 Vs Timnas Indonesia U-22
Akira Nishino beradu strategi melawan Indra Sjafri. (Bola.com/Adreanus Titus)

Akira Nishino terbilang masih "hijau" di kancah SEA Games. Bahkan pada awalnya, minimnya informasi perihal SEA Games pada masa awal membesut Timnas Thailand, membuatnya enggan membesut timnas level U-22 di SEA Games 2019.

Namun, setelah mendengar masukan perihal gengsi medali emas SEA Games di mata pencinta sepak bola di kawasan ASEAN, khususnya kalangan suporter, pelatih asal Jepang itu berbalik, antusias memimpin pasukannya di SEA Games 2019 ini. 

Sama halnya Indra Sjafri, Nishino juga memikul beban tak ringan di SEA Games 2019. Di saat ia baru dalam hitungan bulan jadi pelatih the War Elephants, ia diharapkan mampu membawa Supachai Chaided dkk. mempertahankan status sebagai raja di SEA Games sekaligus juara bertahan.

Sejak keikutsertaan di SEA Games, Thailand begitu superior di SEA Games dengan mendulang total 25 medali, perinciannya 16 emas (termasuk SEA Games 2017), empat perak, dan lima medali perunggu.

Dengan statusnya yang juga sebagai pelatih kepala Timnas Thailand senior, fokus Nishino lebih banyak dicurahkan untuk mengurusi tim senior yang terjun di penyisihan Grup G putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia sejak awal September 2019 hingga laga terakhir tahun ini pada 19 November 2019.

Sementara Nishino, baru benar-benar menangani Timnas Thailand pada pekan terakhir Agustus 2019, sejak ia kali pertama dikenalkan sebagai pelatih kepala Timnas Thailand pada medio Juli 2019.

Alhasil, pelatih berusia 64 tahun itu lebih sering memercayakan timnas U-22 pada sang asisten pelatih, Totchtawan Sripan, meski komando utama tetap darinya.

Nishino juga cukup "terbantu" dengan kehadiran tiga pemain di timnas senior yang bakal jadi andalan di SEA Games 2019. Tiga pemain itu adalah Supachai Chaided, Supachok Sarachat, dan Suphanat Mueanta.

Ketiganya sudah "dikenal" Nishino lantaran sudah jadi bagian timnas senior, namun masih bisa dimainkan di SEA Games 2019 lantaran usia ketiganya belum melewati regulasi. 

Selain itu, dengan segudang pengalamannya, Nishino diprediksi tak akan kesulitan beradaptasi dengan tugas "barunya" membesut Timnas Thailand U-22 di SEA Games 2019. Maklum, sebelum tiba di Thailand, Nishino merupakan pelatih Timnas Jepang di Piala Dunia 2018.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya