Konflik dengan AS, Bagaimana Nasib Pemain Iran di Kompetisi Eropa?

Sejumlah pemain Timnas Iran bermain di negara yang merupakan sekutu dari Amerika Serikat (AS). Situasi kedua negara semakin memanas.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 08 Jan 2020, 17:37 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2020, 17:37 WIB
Timnas Iran, Piala Dunia 2018
Timnas Iran saat di Piala Dunia 2018 Rusia. (AP Photo/Darko Vojinovic)

Liputan6.com, Teheran - Iran dan Amerika Serikat (AS) tengah terlibat konflik sejak awal tahun ini. Jenderal top Iran, Qasem Soleimani tewas oleh serangan pesawat tanpa awak milik AS di Baghdad, Irak, pekan lalu.

Memanasnya situasi antara Iran dan AS bahkan dianggap bisa menjadi awal pecahnya perang dunia ketiga. Apabila itu yang terjadi, maka sejumlah negara sekutu dari kedua belah pihak diprediksi akan ikut campur.

AS diketahui memiliki beberapa sekutu di Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Jerman. Walaupun sejauh ini sekutu AS di Eropa masih meminta semua pihak menahan diri, tapi mereka juga khawatir menjadi sasaran balasan dari Iran.

Semakin panas situasi tentu memengaruhi berbagai bidang, termasuk olahraga. Sepak bola boleh jadi salah satu olahraga yang paling disorot ketika konflik antara AS dan Iran terjadi.

Yang menarik, salah satu pemain Timnas Iran, Alireza Jahanbakhsh, bermain di Liga Inggris untuk Brighton & Hove Albion. Alireza Jahanbakhsh sudah membela Brighton sejak musim lalu, tapi gelandang berusia 26 tahun itu membuka 2020 dengan torehan gol akrobatik ke gawang Chelsea.

Saman Ghoddos juga menjadi pemain Timnas Iran yang bermain untuk klub Prancis, Amiens. Prancis jelas merupakan salah satu negara sekutu AS. Ghodos sendiri cukup diandalkan oleh Amiens di kompetisi Ligue 1 musim ini, karena bisa menempati banyak posisi di sektor serangan.

Kemudian ada Milad Mohammadi Keshmarzi, yang merupakan pemain Timnas Iran yang membela Gent, klub Belgia. Belgia adalah negara yang menjadi markas NATO, sebuah aliansi internasional yang anggotanya saling membantu apabila diserang dan AS salah satu di dalamnya.

Peringatan Iran

Presiden AS Donald Trump (AP PHOTO)
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dianggap biang keladi konflik dengan Iran. (AP PHOTO)

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Iran untuk warganya yang berada di Eropa. Namun, dalam pernyataan di televisi pemerintah Iran, Pasukan Garda Revolusi menegaskan agar seluruh sekutu AS untuk memutus hubungan dengan AS atau menghadapi konsekuensi.

"Kami peringatkan kepada seluruh sekutu AS yang menampung pangkalannya untuk tentara teroris Amerika, negara mana pun yang masih menjadi tuan rumah untuk melancarkan serangan terhadap Republik Islam Iran akan menjadi target serangan," jelas pernyataan Pasukan Garda Revolusi Iran.

 

Redakan Ketegangan

Bukan tidak mungkin warga Iran di negara-negara sekutu AS akan dipulangkan ke negara asalnya mereka apabila situasi mulai tidak kondusif. Iran sendiri baru-baru ini melancarkan serangan rudal ke dua pangkalan militer Irak yang menampung tentara AS.

Hingga saat ini, NATO masih meminta Iran dan AS menahan diri agar situasi tidak semakin panas. Uni Eropa telah mengundang Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif ke Brussels, Belgia dalam upaya untuk menurunkan ketegangan.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya