Helikopter yang Menewaskan Kobe Bryant Jatuh dari Ketinggian 610 Meter

Helikopter yang meneweaskan 9 orang termasuk Kobe Bryant dan putrinya, Gianna, diketahui jatuh dari ketinggian 610 meter dalam satu menit.

oleh Defri Saefullah diperbarui 29 Jan 2020, 12:08 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2020, 12:08 WIB
Kobe Bryant
Sejumlah petugas berusaha mengevakuasi korban jatuhnya helikopter di Calabasas, California, Minggu (26/1/2020). Legenda NBA, Kobe Bryant, menjadi salah satu korban tewas pada kecelekaan helikopter berjenis Sikorsky S-76B itu. (AP/Mark J. Terrill)

Liputan6.com, California- Helikopter yang menewaskan sembilan orang, termasuk Kobe Bryant dan putrinya, Gianna, di perbukitan Calabasas Minggu (26/1/2020) siang waktu setempat ternyata jatuh dari ketinggian 610 meter. Biro Keselamatan Transportasi Amerika (NTSB) melaporkan helikopter jatuh dari ketinggian 2000 kaki (610 meter) hanya dalam satu menit.

Helikopter dilaporkan masih utuh sebelum membentur tepian bukit. Menjelang kecelakaan, helikopter berada di ketinggian 2300 kaki atau 701 meter.

Saat itulah, kontak mulai hilang meski pilot helikopter sempat memberi tahu dia terbang lebih tinggi untuk menghindari kabut. Sherif di Los Angeles County, Alex Villanueva, pun melaporkan panggilan ke 911 pun tiba dua menit kemudian.

Puing-puing helikopter berserakan di lokasi jatuhnya helikopter. Puing-puing berceceran hingga radius 183 meter. Berdasarkan penelitian NTSB, terungkap fakta-fakta baru penyebab kecelakaan.

Menurut anggota NTSB, Jennifer Homendy, helikopter yang dipakai Kobe Bryant ternyata tidak memiliki sistem pengingat ancaman bukit. NTSB sendiri sudah merekomendasikan alat ini dipakai di helikopter saat terjadi kecelakaan di Galveston Texas pada 2004.

"Tapi dinas perhubungan tak mampu mengakomodasi rekomendasi itu," ujar Homendy, seperti dikutip CNN soal kecelakaan helikopter Kobe Bryant.

 

Gagal Menghindar

Kobe Bryant ketika mengunjungi markas latihan AC Milan
Kobe Bryant ketika mengunjungi markas latihan AC Milan dan memakai jersey kebanggan I Rossoneri kala itu (Foto: Doc AC Milan)

Homendy juga mengatakan, berdasarkan investigasi, helikopter diketahui sudah gagal menghindari gunung dari jarak 6 hingga 9 meter.

"Kecepatan helikopter turun hingga 610 meter per menit. Jadi ini memang benturan yang sangat kuat," ujarnya.

"Penurunan seperti ini sangat tajam. Jadi, landing helikopter juga tidak bisa normal. Dugaan awal helikopter masih utuh sebelum membentur bukit."

Berdasarkan percakapan antara pilot helikopter Ara Zobayan dengan air traffic control saat itu memang kondisi di tempat kecelakaan sangat buruk. Pilot sulit melihat apa pun, sehingga menaikkan ketinggian helikopter.

 

Dapat Izin

Pilot yang menerbangkan helikopter Kobe Bryant sebelumnya mendapatkan izin khusus bernama SVFR. Izin ini diperlukan saat pilot ingin menerbangkan helikopter di kondisi cuaca buruk.

Pilot terkadang meminta izin ini untuk perjalanan jarak dekat, asalkan mereka terus kontak dengan air traffic control.

"Permintaan izin seperti itu normal, tapi memang tidak direkomendasikan," kata pengamat transportasi, Peter Goelz.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya