Ketika Kehadiran Pele Terasa Hambar di Senayan

Pele menjajal rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 12 Feb 2020, 11:15 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2020, 11:15 WIB
Pele
Pele (AFP/Yasuyoshi Chiba)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi legenda timnas Brasil, Pele (79) sedang menjadi pembicaraan hangat. Pria bernama lengkap Edson Arantes dos Nascimento itu dikabarkan sakit sehingga tidak dapat keluar rumah.

Kabar sakitnya Pele disampaikan langsung anaknya, Edinho. "Dia ringkih. Dia punya masalah dalam pergerakannya, yang membuat dia depresi," kata Edinho seperti dilansir CNN.

Kondisi Pele kini tentu berbanding terbalik dengan saat jayanya. Ketika masih bermain, Pele tanpa kesulitan melewati lawan-lawan yang menghadangnya.

Tengok aksi Pele di Piala Dunia 1958 di Swedia. Ia yang ketika itu masih berusia 17 tahun melewati tiga pemain Swedia dan turut mengantar Brasil menang 5-2 di partai puncak.

Selama berkostum Selecao, Pele mempersembahkan tiga gelar juara Piala Dunia. Usai 1958, Pele meraih trofi Piala Dunia pada edisi 1962 dan 1970.

Di level klub, Pele tak pernah mencicipi kompetisi Eropa. Namanya besar bersama klub Brasil, Santos.

Saat membela Santos itulah, Pele menjajal rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Pele ikut bertanding dalam laga persahabatan Santos melawan timnas Indonesia, Rabu 21 Juni 1972.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tidak Sesuai Harapan

Pesepak Bola yang Merambah ke Dunia Seni Peran
Pele (AFP/Mauro Pimentel)

Sayangnya, penampilan Pele di Jakarta jauh panggang dari api. Alih-alih memukau publik Jakarta dengan gocekannya, Pele justru membuat kecewa.

Majalah Tempo edisi 1 Juli 1972 menggambarkan. "Pele, Mutiara Hitam Brazil jang mendjadi pusat perhatian, malam itu tidak mengesankan sedikitpun kehadiran “dewa stadion” sebagai jang digelarkan orang Brazil pada dirinja,"

Aksi ala-kadarnya dari Pele membuat kecewa 75 ribu penonton yang hadir di Senayan saat itu. Menurut Tempo, aksi mayoritas para pemain Santos tidak sesuai dengan honor yang dibayarkan.

Masih menurut Tempo kala itu, Santos dibayar 45 ribu dollar Amerika Serikat -kurs saat itu Rp 420 per 1 dollar-

"Maka tidak heran kalau gaja permainan prof Santos dan insiden-insiden jang mentjukai waktu permainan jang berharga, menimbulkan kutukan-kutukan penonton," tulis Tempo.

Penampilan Pele di luar lapangan justru jauh lebih mengesankan. Pria kelahiran Minas Gerais itu disebut sederhana dan ramah.

"Kesederhanaan dan kerendahan hati Pele seperti jang dikesankan pada Captain Partono, pilot CIA “Bali Express” dan pramugari Christina Loing–jang mengangkut Pele dan rombongan ke Djakarta–merata pula pada mereka jang langsung berkenalan dengan Radja Bola ini,"

Dimenangkan Santos

Pada akhirnya, pertandingan di Senayan dimenangkan Santos. Pele, meski bermain buruk, mencetak satu gol dari tiga gol kemenangan Santos.

Pertandingan berakhir dengan skor 3-2. Dua gol Santos ke gawang Roni Paslah dicetak Jadel dan Edu. Sementara, dua gol timnas Indonesia diborong Risdianto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya