Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia seni bela diri campuran (MMA), clinch adalah salah satu teknik yang cukup sering dipertunjukkan para atlet profesional. Secara definisi umum, clinch adalah laga grappling yang diaplikasi dalam pertarungan berdiri atau stand-up dan terjadi selama beberapa detik saja.
Atlet ONE Championship asal Indonesia, Aziz “The Krauser” Calim menjelaskan dua jenis clinch dalam seni bela diri, yaitu Muay Thai clinch dan Mixed Martial Arts (MMA) clinch.
Baca Juga
Secara kasat mata, clinch adalah posisi saat kedua atlet berada dalam posisi jarak dekat hingga nampak saling memeluk satu sama lain.
Advertisement
Clinch memungkinkan seorang atlet untuk mengendalikan lawan dengan strike, lock, break, choke, maupun throw atau bantingan. Dalam situasi dua petarung saling clinch, salah satunya harus segera melancarkan strike atau beresiko terkena grabbing maupun upaya takedown dengan sangat cepat.
“Dalam Muay Thai, seorang atlet akan mencari pegangan atau grip di kepala lawannya. Selain itu, petarung akan melakukan serangan lewat dengan lutut, sikut, atau sweeps [menjatuhkan lawan seperti gerakan membanting],” tutur atlet berdarah Filipina dan Indonesia tersebut.
“Sementara itu, dalam mixed martial arts (MMA), atlet akan mencari grip di area badan lawan. Biasanya akan terjadi saling rebutan mengambil double under hook, karena siapapun yang sudah mendapat double underhookartinya sudah enak buat membanting lawan. Clinch ini lebih efektif karena atlet juga bisa melepas pukulan uppercut ke perut lawan, atau bisa melancarkan sikut, lutut, dan sweeps sekaligus mengambil takedown,” lanjut atlet divisi strawweight ini.
Fokus Latihan
Clinch adalah sebuah posisi yang tak bisa dihindari saat berlaga. Maka hal sisi defensif dari posisi ini pun perlu diperhatikan, karena jika tidak siap, lawan akan dengan mudah melayangkan serangan.
“Untuk mempersiapkan clinch yang efektif , fokus dari latihan adalah agar kita bisa bertahan terus dan bisa menahan upaya takedown dari lawan sembari menyiapkan pula serangan balik,” ujar Aziz.
Advertisement
Bawa Bendera Indonesia
Aziz, atlet berusia 22 tahun yang telah mencetak total lima kemenangan dalam karier seni bela diri campuran profesionalnya, mengaku kerap terbantu oleh kemampuan clinch yang ia miliki untuk meraih kemenangan.
“Saya sering juga menerapkan takedown yang berawal dari posisi clinch dengan double underhook lalu tarik pinggang lawan,” kata atlet asal Han Academy ini.
“Kemudian lanjutkan double leg takedown dan teknik bantingan judo. Seringkali berhasil, karena kalau untuk melakukan takedown dari clinch memang posisi harus benar-benar pas dulu; barulah kita takedown. Kecuali kalau lawan bertahan ya harus cari teknik lain lagi,” lanjut atlet yang mempelajari Muay Thai, gulat dan Brazilian Jiu-jitsu ini.
ONE Championship akan kembali ke Singapura lewat perhelatan bertajuk ONE: King of The Jungle pada 28 Februari nanti. Atlet Indonesia Stefer "The Lion" Rahardian akan tampil membawa bendera Indonesia dengan menghadapi mantan Juara Dunia ONE Strawweight Dejdamrong.