Jakarta - Virus corona covid-19 menjadi musuh dari seluruh manusia di seluruh dunia. Hingga saat ini, disinfektan dipercaya mampu mencegah penyebaran virus Corona.
Penelitian menunjukan bahwa virus corona dapat hidup di permukaan selama beberapa hari.
Disinfektan dipercaya mampu mensterilkan benda-benda dari kuman, bakteri, dan virus karena mengandung chlorin.
Advertisement
Bahan kimia chlorin memiliki fungsi untuk membunuh virus, termasuk virus Corona. Selain itu, disinfektan dengan menggunakan cairan pemutih umumnya dibuat dari hidrogen peroksida, creosote, dan alkohol.
Disinfektan juga memiliki kandungan konsentrasi biosida yang cukup tinggi. Disinfektan lebih efektif mencegah timbulnya bakteri dan mikroorganisme pada permukaan benda mati.
Anda bisa membuat disinfektan di rumah untuk mencegah penyebaran virus Corona. Cukup menggunakan cairan pemutih dan semprotkan sehari dua kali, pada pagi dan sore hari.
Liputan6.com, mengutip dari Bola.com yang merangkum dari berbagai sumber, cara membuat disinfektan untuk mencegah virus corona penyebab covid-19, Senin (23/3/2020).
Alat dan Bahan yang Diperlukan
Anda bisa membuat disinfektan sendiri, yakni yang mengandung natrium hipoklorit seperti yang ada dalam cairan pemutih.
Disinfektan jenis ini dianggap mampu membunuh bakteri dan mikroorganisme spektrum luas. Perlu diketahui, disinfektan berbahan cairan pemutih memiliki sifat kaustik.
Sifat kaustik mampu menimbulkan kerusakan dan iritasi pada kulit tubuh. Penggunaan cairan pemutih untuk membuat disinfektan rumahan juga memiliki risiko mematikan.
Sangat penting memperhatikan takaran yang pas dalam penggunaan pemutih sebagai disinfektan buatan. Dianjurkan konsentrasi sodium hipoklorit yang sudah ada tidak telalu tinggi.
Alat yang diperlukan:
- Botol plastik atau kaca
- Gelas ukur lap flanel atau kain microfiber
- Sarung tangan karet
- Masker N95
Bahan yang dibutuhkan:
- 30 ml cairan pemutih untuk 1 liter
- Air bersih
Advertisement
Cara Pembuatan dan Penggunaanya
Cara Pembuatan dan Penggunaan:
- Masukan cairan pemutih ke dalam botol plastik atau kaca.
- Tambahkan air bersih dan aduk hingga tercampur rata.
- Cairan disinfektan sudah siap digunakan.
Anda dapat mengaplikasikan ke sekitar lingkungan tempat tinggal. Disinfektan memiliki sifat antibakteri dan antivirus.
Manfaat Disinfektan
Disinfektan efektif mengatasi berbagai virus, termasuk virus Corona. Penggunaan disinfektan mampu mencegah penyebaran kuman, bakteri, dan virus.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, lakukan penyemprotan di ruangan terbuka atau memiliki ventilasi udara yang baik dan ideal.
Pasalnya, cairan disinfektan yang terbuat dari cairan pemutih memiliki konsentrasi yang cukup tinggi dan mengeluarkan uap beracun sehingga sangat berbahaya jika dilakukan di ruangan tertutup.
Gunakan alat pelindung diri, seperti sepatu, sarung tangan, dan masker guna mencegah dari tumpahan atau cipratan cairan disinfektan. Anda bisa menggunakan cairan alkohol setidaknya 70 persen atau cairan disinfektan yang telah redaftar di Environmental Protection Agency (EPA).
Produk yang telah terdaftar di Environmental Protection Agency diharapkan efektif untuk mengatasi virus Corona penyebab penyakit COVID-19. Produk tersebut mengandung zat aktif quaternary ammonium, hidrogen peroksida, dan peroxyacetic acid.
Anda bisa membuat cairan disinfektan dengan bahan lain, seperti cuka. Cairan disinfektan yang berbahan dasar cuka memiliki sifat antiseptik yang ringan. Disinfektan cuka juga memiliki sifat antibakteri, antivirus, dan antijamur.
Cairan campuran disinfektan cuka memiliki asam asetan yang ringan dan menjadi alternatif cara dalam upaya mencegah penyebaran virus Corona.
Sementara cairan pemutih yang mengandung hidrogen peroksida, bahan ini sangat reaktif. Menggunakan bahan ini tidak sesuai aturan, dapat menyebabkan luka bakar kimia.
Sedangkan untuk mengatasi bau yang kurang sedap yang ditimbulkan oleh cairan pemutih, Anda bisa mencampurkan bahan pewangi alami. Bahan alami yang cocok untuk ditambahkan dengan cairan disinfektak adalah serai.
Rebus serai, lalu campurkan dengan cairan disinfektan.
Sumber: Sehat Q, CDC