Sukses

5 Pemain Top Asia Tenggara yang Berpetualang di Liga Indonesia

Lima pesepak bola top Asia Tenggara yang mewarnai Liga Indonesia. Siapa saja?

Jakarta - Keberadaan pemain asing yang berasal dari benua Asia Tenggara berhasil memberikan warna tersendiri bagi kompetisi di Liga Indonesia.

Mereka unjuk gigi sejak pintu masuk bagi pemain asing dibuka pada era Galatama, kemudian Liga Indonesia, Indonesia Super League, hingga terkini era Liga 1.

Dari sekian banyak nama pemain asing yang pernah beredar di Indonesia, striker legendaris Singapura, Fandi Ahmad, merupakan satu di antara yang terbaik.

Rekam jejak karier mantan pemain klub Galatama, Niac Mitra itu, di Indonesia berhasil diikuti penerusnya yang juga berasal dari Negeri Singa, Noh Alam Shah.

Selain kedua pemain ini, terdapat beberapa nama pemain impor dari benua Asia Tenggara yang pantas dipuji karena berhasil menunjukkan kualitasnya saat bermain di kompetisi paling elite di Tanah Air.

Bola.com coba merangkum lima pemain asing terbaik dari Asia Tenggara yang punya pengaruh besar saat bermain di Indonesia:

 

*Artikel ini ditulis didaur ulang dari Bola.com berjudul 5 Pesepak Bola Benua Asia Paling Berpengaruh di Liga Indonesia published 1 Juli 2017.

Fandi Ahmad

Sosok pria yang kini berusia 53 tahun ini begitu disegani semasa masa aktif bermain. Bahkan, dia kerap disebut-sebut sebagai striker terbaik yang pernah dimiliki timnas Singapura.

Pada 1982-1983, pemain yang mengemas lebih dari 100 caps bersama timnas Singapura itu memilih berkarier bersama salah satu klub papan atas di kompetisi Galatama, Niac Mitra. Fandi bergabung ke klub yang kala itu diasuh M. Basri bersama kiper asal Singapura, David Lee.

Pemain asing pertama dari benua Asia itu pun langsung unjuk gigi di musim pertamanya. Fandi Ahmad yang jadi pemain terbaik Asia tahun 1996 itu mencetak 13 gol dan berhasil membawa Niac Mitra meraih juara Galatama. Kabarnya, kala itu Fandi menerima bayaran 75 ribu dolar AS setahun dari Niac Mitra.

Namun, kebersamaan pemain yang pernah menolak tawaran klub papan atas Belanda, Ajax Amsterdam itu bersama Niac Mitra, hanya berlangsung semusim. Mantan kapten timnas Singapura terpaksa hengkang karena PSSI melarang penggunaan pemain asing pada 1983.

EnamPlus