Jakarta - Timnas Indonesia pernah bertumpu pada sosok Firman Utina di lini tengah. Kini, beban tersebut ternyata dipikul oleh Evan Dimas yang disebut memiliki gaya permainan mirip Firman Utina.
Evan Dimas adalah seorang gelandang box to box. Pemain berusia 25 tahun itu memiliki peran penting di lini tengah yakni dalam mengatur tempo permainan dan motor serangan tim.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Seorang gelandang box to box dituntut memiliki peran dan tanggung jawab ketika tim bertahan atau menyerang. Evan Dimas sudah menunjukkan hal itu ketika menjadi pengatur alur serangan atau mematikan pergerakan serangan lawan.
Advertisement
Para gelandang box to box biasanya memiliki stamina yang tangguh. Hal itu juga ditunjukkan Evan Dimas ketika bermain seperti tak mengenal rasa lelah.
Nama Evan Dimas pertama kali dikenal ketika dipercaya memperkuat Timnas Indonesia U-19. Ketika itu, Evan Dimas bermain di bawah asuhan pelatih Indra Sjafri.
Bersama Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas menjelma menjadi gelandang mematikan dan juga haus gol. Evan sukses tampil gemilang dan membantu Timnas Indonesia U-19 meraih gelar juara Piala AFF U-10 2013.
Secara keseluruhan, Evan Dimas bersama Timnas Indonesia U-19 mengoleksi 12 gol dalam 30 laga. Pada 2015, Evan Dimas dipercaya promosi ke Timnas Indonesia U-22.
Bermain di bawah asuhan pelatih Luis Milla, Evan Dimas tetap mampu mempertahankan penampilan gemilangnya. Sayang, ketika itu Timnas Indonesia U-22 gagal meraih gelar dan membawa pulang medali perak.
"Evan Dimas adalah pemain yang sangat penting. Evan Dimas bisa bermain di posisi nomor 6 atau 8. Akan tetapi, terkadang misal lawan lebih kuat dan kami ingin mencoba mengontrol pertandingan, Evan bisa diturunkan di posisi nomor 10," ujar Luis Milla.
Mengidolai Firman Utina
Evan Dimas tak menampik gaya permainannya sedikit dipengaruhi Firman Utina. Maklum, keduanya memiliki kesamaan posisi yakni sebagai gelandang box to box.
Firman Utina ketika masih aktif bermain dikenal sebagai gelandang yang tangguh di lini tengah. Firman Utina memiliki peran penting di lini tengah ketika melakukan serangan atau bertahan.
Firman Utina juga menjadi pengatur ritme serangan atau pemutus alur serangan musuh. Selain itu, Firman Utina juga memiliki umpan-umpan terukur yang mempermudah rekan setimnya.
Gaya permainan itu sedikit banyak diadopsi oleh Evan Dimas. Wajar bila ada yang menyebut Evan merupakan titisan dari Firman Utina pada sepak bola modern ini.
"Iya betul. Dia merupakan idola saya," kata Evan Dimas.
Keduanya sempat merasakan bermain satu tim ketika di Bhayangkara FC. Hal itu terjadi pada 2017 di mana keduanya berhasil mengantarkan The Guardians menjuarai Liga 1.
"Saya sangat respek dengan gaya bermain Evan Dimas. Makin hari semakin maju. Dia gelandang terbaik yang dimiliki Indonesia. Kita harus waspadai pemain itu. Gaya mainnya berbeda," ujar Firman Utina.
Advertisement
Tulang Punggung Timnas Indonesia
Evan Dimas saat ini menjadi andalan di Timnas Indonesia. Pemain asal Surabaya itu menjadi satu dari sejumlah gelandang terbaik yang dimiliki Timnas Indonesia.
Evan Dimas memulai debutnya pada 2014 bersama Timnas Indonesia. Sejauh ini, Evan sudah tampil sebanyak 24 kali dan mencetak empat gol.
Pada SEA Games 2019, Evan Dimas menjadi satu di antara pemain senior yang dipercaya tampil di Timnas Indonesia U-22. Bermain di bawah asuhan Indra Sjafri, Evan Dimas mampu menunjukkan kualitasnya.
Evan tampil gemilang di lini tengah sebagai penyeimbang tim. Evan berhasil mengantarkan Timnas Indonesia U-22 ke final, namun gagal tampil penuh karena mengalami cedera pada partai puncak.
Asa Baru di Persija
Evan Dimas membuat kejutan dengan bergabung bersama Persija Jakarta pada 2020. Evan Dimas didatangkan pelatih Sergio Farias untuk memperkuat lini tengah tim.
Kabarnya, Persija merogoh kocek lebih dari Rp 4 miliar untuk mendaratkan pemain lulusan akademi Persebaya itu. Persija Jakarta menjadi klub keempat sepanjang karier Evan Dimas setelah Bhayangkara FC, Selangor FA, dan Barito Putera.
Keputusan mendatangkan Evan Dimas terbukti ampuh. Sang pemain berhasil tampil gemilang dengan sumbangan dua gol dalam dua laga yang dimainkannya.
Catatan tersebut tentu sangat baik buat Evan Dimas. Torehan jumlah gol Evan bersama Persija lebih baik ketimbang dengan dua klub sebelumnya yakni masing-masing 2 gol untuk 20 pertandingan bersama Selangor dan Barito Putera.
"Evan Dimas sangat luar biasa. Dia menjadi inspirasi di lini tengah. Dia bisa bergerak, menguasai bola. Dia menjadi aktor kemenangan kami," kata pelatih Persija, Sergio Farias, usai laga pekan perdana Shopee Liga 1 2020 melawan Borneo FC (1/3/2020).
Advertisement