Liputan6.com, Milan- AC Milan pernah mempermalukan Real Madrid 5-0 pada semifinal Liga Champions 31 tahun lalu. Tepatnya 19 April 1989, Milan permak Madrid 5-0 di Stadion San Siro lewat gol Marc van Basten, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, Carlo Ancelotti dan Roberto Donadoni.
Ada kisak unik di balik kemenangan fantastis AC Milan ini. Hal ini diungkap oleh mantan Direktur Umum AC Milan, Paolo Taveggia.
Baca Juga
Profil Jonathan David, Pemain Internasional Kanada yang Bawa Lille Tahan Imbang Juventus di Liga Champions
Profil Nicolo Zaniolo, Pemain Baru Atalanta yang Cetak Gol Perdana saat Menang Lawan Stuttgart di Liga Champions
Profil Karim Konate, Pahlawan RB Salzburg yang Mencetak "Brace" saat Lawan Feyenoord
Taveggia menjabat Direktur Umum pada 1986-1993 di era Silvio Berlusconi sedang berjaya dengan AC Milan. Dia memaparkan fakta soal tuduhan Milan sudah menyuap wasit di pertandingan itu.
Advertisement
Tuduhan ini muncul setelah Taveggia memang berbincang dengan wasit sebelum pertandingan. Namun apa yang terjadi?
AC Milan di era itu memang sedang super. Milan pernah juara Liga Champions dua musim secara beruntun kala itu.
Â
Apa yang Terjadi?
Lalu apa sebenarnya yang terjadi saat itu? Taveggia membantah sudah menyuap wasit.
"Disamping memenangkan trofi, laga yang saya nikmati sekali saat mengalahkan Real Madrid 5-0. Satu hari sebelum laga, kiper kami Giovanni Gali bilang pada leg pertama di Madrid, Hugo Sanchez selalu ingin meludahinya setiap bola dihalaunya," ujarnya seperti dikutip Football Italia.
"Jadi saya berbincang dengan wasit Ponnet sebelum kick off dan bilang apa yang sudah diceritakan Galli, jadi dia waspadai Sanchez. Dan Sanchez pun dikartu kuning saat pelanggaran pertama.
"Usai laga, Real Madrid sangat marah dengan kekalahan memalukan 5-0. Berndt Schuster menghampiri saya: "Anda bayar wasit! Saya balas: "Kalau sudah lakukan itu, kami tentu tak menang 5-0, kami tak seperti direktur kalian yang sogok wasit," katanya menambahkan.
Â
Advertisement
Cerita Lain
Â
Taveggia juga menceritakan kisah sensasional lain saat Milan main di Beograd melawan Red Star Beograd. Ini laga leg kedua Piala Champions.
Ini laga yang terhenti karena kabut dan ditunda keesokan harinya. Namun kata dia, itu bukan rencana awal.
"Saat itu, wasit hentikan pertandingan karena ingin menanti kabut hilang. Kami menanti 45 menit," ujarnya.
"Saat saya masuk ruang ganti, pemain sudah masuk ke shower. Mereka tak sadar itu dihentikan sementara. Saya kelabakan harus lapor wasit dan dia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan laga keesokan hari."