Liputan6.com, London - Pelatih Juventus, Maurizio Sarri buka suara soal pengalamannya melatih Chelsea. Ia mengakui sempat bermasalah dengan beberapa pemain The Blues.
"Bukan pemainnya yang berubah, tetapi atmosfernya. Anda butuh waktu, tetapi Anda harus bekerja," kata Sarri seperti dilansir Sportskeeda.
"Saya punya konflik di ruang ganti Chelsea saat lima atau enam bulan pertama. Tetapi ketika saya pergi usai menjuarai Liga Europa, semuanya menangis," ujarnya menambahkan.
Advertisement
Sarri hanya satu musim menukangi Chelsea pada 2018/19. Ia gagal membawa The Blues juara Liga Inggris, namun berjaya di Eropa.
Ia membuat Chelsea juara Liga Europa usai mengalahkan Arsenal di final. Chelsea lalu menunjuk Frank Lampard sebagai manajer baru.
Sarri mengakui, tidak mudah baginya mempertahankan hubungan baik dengan pemain saat masih di Chelsea. Pasalnya, level kompetisi begitu tinggi.
"Semakin tinggi levelnya, semakin sulit Anda membangun hubungan dengan para pemain," ujarnya.
Kenang Saat-saat di Inggris
Lebih lanjut, Sarri juga mengamati ada perbedaan mencolok antara melatih di Inggris dan di Italia. Menurut Sarri, kesempatan bagi para pemain muda di Inggris lebih terbuka.
"Anda merasa, para orang-orang muda punya banyak kesempatan di Inggris. Bukan hanya untuk urusan sepak bola," katanya.
Advertisement
Tidak Cocok
Kendati memuji Inggris untuk urusan pemain muda, Sarri mengaku tidak kerasan tinggal di sana. Eks pelatih Napoli itu pun heran ada orang Italia yang betah tinggal di Inggris.
"Saya tidak akan tinggal di sana. Saya tidak mengerti bagaimana orang Italia bisa kerasan tinggal di sana," katanya.