Cerita Greysia Polii Saat Pandemi Corona Covid-19: Kangen Keluarga dan Banyak introspeksi Diri

Greysia Polii masih rutin berlatih meskipun belum tahu kapan akan bertanding lagi. Bedanya, sekarang dia punya waktu untuk rehat yang lebih banyak.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 22 Apr 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 14:30 WIB
Indonesia Masters 2020
Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu (Bola.com/Yoppy Renato)

Jakarta - Berderet turnamen bulutangkis ditunda sejak bulan lalu karena imbas pandemi virus corona yang melanda dunia. Para pebulutangkis dunia kini lebih banyak mengisi waktu dengan berlatih untuk menjaga kebugaran, termasuk yang dilakukan pemain spesialis ganda putri Indonesia, Greysia Polii. 

Pemain yang kini berpasangan dengan Apriyani Rahayu itu mengikuti turnamen terakhir di All England 2020. Setelah pulang ke Tanah Air dia harus menjalani karantina di Pelatnas selama 14 hari. Saat ini, Greysia masih rutin berlatih meskipun belum tahu kapan akan bertanding lagi. Bedanya, sekarang dia punya waktu untuk rehat yang lebih banyak, baik fisik maupun psikis. 

Greysia Polii mengakui kondisi ini membuatnya bisa rehat sejenak dari aktivitas atlet yang padat. Lingkungan atlet yang begitu kompetitif membuat Greysia sejak kecil tak pernah benar-benar menikmati waktu liburnya.

Biasanya ia khawatir jika libur terlalu lama bisa membuatnya tertinggal dari para pesaingnya.

"Dulu kalau libur, sehari dua hari masih oke. Di hari ketiga rasanya mau buru-buru latihan lagi. Sekarang kan ibaratnya dunia juga sedang beristirahat, saya enggak kepikiran ketinggalan dari lawan yang sudah latihan, jadi kali ini lebih peaceful," kata Greysia melalui rilis dari PBSI.

"Biasanya atlet dari kecil memang jadwalnya padat. Kami ada tuntutan selalu dalam peforma yang bagus sehingga bisa bersaing, bukan cuma nasional tapi di dunia. Dari dulu sudah memikirkan target, begitu terus dari kecil, jadi masa sekarang ini saya manfaatkan untuk rehat, bukan cuma fisik tapi juga pikiran," beber Greysia.

Greysia mulai merasakan dampak wabah virus corona sepulangnya dari All England 2020. Seluruh tim yang baru kembali dari luar negeri diwajibkan untuk mengikuti isolasi mandiri di Pelatnas Cipayung selama 14 hari.

"Sejujurnya waktu pulang dari All England itu rasanya tenang di masa isolasi. Akhirnya sebagai atlet saya bisa merasakan istirahat tanpa merasa dikejar-kejar. Biasanya kan libur sebentar sudah mikirin target, jadwal latihan lagi, tanding lagi," jelas Greysia Polii.

 

Main Piano

Greysia Polii - Tim All England - Bulu Tangkis
(foto: PBSI)

Kondisi wabah virus corona seperti ini membatasi Greysia bertemu dengan orang-orang terkasihnya. Ia mengatakan terkadang ada kekhawatiran akan keselamatan mereka, namun hanya bisa pasrah.

"Pasti memikirkan keluarga, saya kangen banget sama keluarga, sahabat dan tunangan saya. Paling hanya video call dan kasih kabar. Kami sama-sama berjuang, dan perasaannya lebih enteng aja karena saya menjalani ini enggak sendirian," ungkap Greysia.

Di masa-masa karantina tertutup di pelatnas, Greysia mencoba mengisi waktu dengan berbagai kegiatan positif, seperti mempelajari hal-hal baru. Salah satunya belajar main piano, kegiatan yang sudah lama ia niatkan, tapi terbentur jadwal padat.

"Memang pengin banget sejak lama, tapi enggak pernah punya waktu untuk bermain piano. Di rumah jarang, di asrama juga jarang karena selalu pergi bertanding. Di asrama kalau pulang latihan sudah capek, mendingan waktunya dipakai tidur," kata Greysia.

 

Berharap Pandemi Segera Berakhir

Greysia berharap pandemi virus corona segera berakhir. Selain berserah diri, Greysia juga banyak berintrospeksi diri dan merenung di masa-masa sulit ini.

"Saya banyak menenangkan diri, sudah kayak pasrah, berserah, dengan keadaan gini kita nggak bisa kontrol situasi di luar kemampuan kita. Lebih sering introspeksi diri," ujarnya menutup pembicaraan. 

Disadur dari Bola.com (Yus Mei Sawitri)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya