Liputan6.com, Jakarta Beberapa tahun lalu, Ashley Cole menggemparkan Premier League lewat transfer kontroversialnya. Cole jadi buah bibir setelah meninggalkan Arsenal demi Chelsea.Â
Tentu transfer ini dianggap pengkhianatan. Bagaimanapun Arsenal dan Chelsea adalah rival sekota yang sering terlibat duel-duel sengit.
Terlebih, Cole meninggalkan Arsenal setelah meraih dua gelar Premier League dan tiga FA Cup. Dia pergi ke Chelsea, meraih satu lagi gelar Premier League, empat FA Cup, dan satu Liga Champions.
Advertisement
Saat itu Cole langsung dipandang sebagai pemain mata duitan, sebab Chelsea baru mengusung proyek pembangunan skuad besar-besaran di bawah Roman Abramovich. Tudingan itu sulit dibantah Cole pada saat itu, baru sekarang dia bisa menjelaskannya.
"Transisi memasuki tim, lingkungan, dan pemain yang berbeda mudah bagi saya. Sebab ketika pertama kali saya mulai bermain di Arsenal, kami punya pemain-pemain inti seperti Keown, Seaman, Vieira, Henry, Adam," ungkap Cole kepada BBC Sport.
"Ketika mereka mulai pergi, saya merasa ada lubang besar pada budaya yang membawa kesuksesan itu. Saya merasa Arsenal mulai gugur, atau paling tidak ada ruang kosong yang tidak bisa dipulihkan."
Â
Memilih Chelsea
Intinya, perubahan kultur juara Arsenal itulah yang membuat Cole mengambil keputusan berani. Datang ke Chelsea memang sulit, tapi dia sudah siap dengan proses transisi dan siap jadi juara.
"Jadi transisi soal bagaimana diri saya menyesuaikan diri dengan kultur berbeda serta hasrat untuk terus menang, saya pergi ke Chelsea dan mampu melakukan itu," sambung Cole.
"Saya mungkin sedikit terlalu keras kepala pada saat itu dan saya merasa diperlakukan dengan buruk. Sejujurnya saya sedikit kekanak-kanakan, tapi saya tidak akan menyesali itu dan tidak akan mengubah situasi itu," pungkasnya.
Sumber: BBCDisadur dari Bola.net (Penulis Richard Andreas, Published 24/5/2020)
Advertisement