Jakarta - Kompetisi J-League (Liga Jepang) secara kualitas tentu berbeda jauh dengan Indonesia. Namun, siapa sangka ternyata ada beberapa pemain Timnas Indonesia yang pernah mencicipi kerasnya atmosfer sepak bola di Jepang.
Dalam 10 tahun terakhir, terjadi peningkatan signifikan yang terjadi dalam sepak bola Indonesia. Hal itu tak bisa dipisahkan dari meningkatnya kualitas dari seorang pesepak bola.
Melimpahnya bakat pesepak bola yang ada di Timnas Indonesia membuat klub-klub Jepang penasaran. Mereka pun tertarik melihat kemampuan pesepak bola Indonesia melalui jalur undangan trial.
Advertisement
Hal ini tak terlepas dari program yang diadakan J-League dan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Jepang (JPFA). Mereka memiliki misi mendekatkan J-League kepada penggemar sepak bola di kawasan Asia Tenggara.
Biasanya proses seleksi tersebut digelar pada musim dingin periode Oktober-Desember. Beberapa pesepak bola sudah mencicipi program tersebut yakni Andik Vermansah (Ventforet Kofu), Syakir Sulaiman (Ehime FC), Gavin Kwan Adsit (FC Tokyo), hingga Ryuji Utomo (Jubilo Iwata).
Namun, nama-nama di atas gagal memikat klub-klub Jepang sehingga pengalamannya hanya sebatas trial. Meski demikian, ternyata ada beberapa pemain Indonesia yang sudah lebih dulu mampu menembus kompetisi di Jepang.
Bola.com mencoba merangkum nama-nama yang mampu bermain di Jepang. Berikut ini empat pemain Timnas Indonesia yang pernah menjajal kompetisi di Jepang.
Ricky Yakobi
Ricky Yacobi bisa dipastikan sebagai pemain Indonesia pertama yang menjajal Liga Jepang. Hal itu terjadi pada 1988 ketika Matsushita Electric FC (cikal bakal Gamba Osaka) merekrutnya.
Ketertarikan Matsushita Electric FC tak terlepas dari penampilan apik Ricky Yacobi bersama Arseto Solo. Ketika itu, Ricky Yacobi tampil tajam dan sukses mempersembahkan gelar Galatama 1987.
Akan tetapi, cuaca dingin tak mendukung karier Ricky Yacobi bersama Matsushita Electric FC. Dalam enam pertandingan yang dimainkan, pemain asal Medan, Sumatra Utara, itu hanya mampu mencetak satu gol.
Ricky Yacobi kemudian pulang ke Indonesia dan kembali ke Arseto. Ricky Yacobi akhirnya gantung sepatu pada 1991 bersama Arseto.
Advertisement
Irfan Bachdim
Irfan Bachdim kemudian mengikuti jejak Ricky Yacobi dengan menjajal Liga Jepang pada 2014. Ketika itu, Irfan Bachdim diboyong klub J-League 1, Ventforet Kofu.
Sayangnya, Irfan Bachdim sama sekali tak mendapatkan kesempatan bermain di Ventforet Kofu dalam kompetisi. Pada 2015, Irfan Bachdim kemudian bergabung dengan klub J-League 2, Consadole Sapporo.
Karier Irfan Bachdim melejit dan berhasil tampil sebanyak 95 kali dan mencetak 12 gol pada musim 2015. Namun, kesempatan tersebut tak terulang pada musim 2016 karena Irfan hanya bermain sebanyak dua kali.
Irfan Bachdim kemudian kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Bali United. Setelah tiga musim bermain untuk Bali United, Irfan Bachdim mencoba peruntungan di PSS Sleman pada 2020.
Stefano Lilipaly
Cerita Irfan Bachdim bersama Consadole Sapporo ternyata berbeda dengan Stefano Lilipaly. Sempat lebih dulu bergabung pada 2014, Stefano Lilipaly gagal bersinar di Jepang.
Stefano Lilipaly hanya mampu bermain sebanyak dua kali bersama Consandole Sapporo. Lilipaly kemudian memutuskan untuk kembali ke negaranya pada 2015 dan bergabung dengan Telstar.
Bersama klub berjulukan Witte Leeuwen, Lilipaly tampil sebanyak 44 kali dan sukses mencetak sembilan gol. Pada 2017, Lilipaly kemudian memutuskan hijrah ke SC Cambuur. Ketika itu, Stefano Lilipaly sempat tampil sebanyak 17 kali dengan torehan delapan gol.
Pada 12 Agustus 2017, Bali United membuat kejutan dengan mendatangkan Stefano Lilipaly. Kabarnya, ketika itu Fano ditebus dengan biaya Rp14 miliar. Hingga kini, Lilipaly masih menjadi andalan Bali United di lini tengah dan sudah mencetak 22 gol dalam 69 pertandingan.
Advertisement
Andik Vermansah
Sebelum akhirnya sepakat membela panji Selangor FA, Andik Vermansah delapan tahun silam, sebenarnya ia diminati oleh salah satu klub asal Jepang, Ventforet Kofu.
Klub yang saat itu berkiprah di J-League 1 sudah melayangkan penawaran resmi kepada Andik lewat juru negosiasi, Muly Munial.
Sang penyerang sayap sempat ikut latihan di Ventforet Kofu selama sepekan. Andik bahkan dimainkan dalam sebuah laga pramusim. Pada pertandingan tersebut ia mencetak gol. Hal ini yang membuat Kofu ngebet meminang pemain didikan Akademi Persebaya Surabaya itu.
Namun dengan berbagai pertimbangan, termasuk masalah kedekatan jarak dengan keluarga Andik akhirnya menolak tawaran Kofu.
"Nilai kontraknya sama dengan yang ditawarkan Selangor FA. Tapi jaraknya enam jam kalau naik pesawat dari Indonesia. Saya bakal kesulitan berjumpa keluarga. Beda halnya jika saya main di Malaysia," beber Andik.
Padahal jika bermain di Jepang, sejumlah perusahaan sudah bersiap untuk menjadikan Andik duta. Salah satunya maskapai Garuda Indonesia. Ia bakal dapat tiket gratis untuk mudik.
Disadur dari Bola.com (Ario Yosia)