Sukses

11 Persaingan Legendaris di MotoGP, Valentino Rossi Punya 4 Rival Sengit

Balapan MotoGP menjadi magnet karena selalu diwarnai rivalitas-rivalitas sengit di lintasan. Bahkan, terkadang dibumbui perang urat syaraf di luar sirkuit.

Jakarta - Balapan MotoGP menjadi magnet karena selalu diwarnai rivalitas-rivalitas sengit di lintasan. Bahkan,  terkadang dibumbui perang urat syaraf di luar sirkuit. Di setiap generasi biasanya ada rivalitas yang menonjol. 

Ada beberapa persaingan yang melegenda dan sampai sekarang masih menjadi pembicaraan banyak orang di paddock MotoGP.

Kebanyakan rivalitas melegenda itu melibatkan pembalap terkuat, paling bertalenta, paling ambisius, dan konsisten bertarung papan atas. Biasanya pembalap-pembalap seperti itu kompetitif, memiliki ego tinggi untuk menjadi yang terbaik di dunia.

Diario AS, Senin (22/6/2020), merilis beberapa rivalitas tersengit dalam sejarah MotoGP, yang kebanyakan didominasi oleh Valentino Rossi. The Doctor turun di kelas premier sejak 2000 dan mengoleksi sembilan gelar dunia. Namun, ada juga rivalitas sengit yang melibatkan pembalap-pembalap hebat lainnya.

Berikut 11 rivalitas tersengit dalam sejarah MotoGP.

 

1. Valentino Rossi Vs Sete Gibernau

Valentino Rossi dan Sete Gibernau awalnya berteman baik, kerap berlibur dan berpesta bersama. Meski begitu, mereka berbalik menjadi musuh pada 2003 dan 2004, saat Rossi merebut gelar dunia MotoGP bersama Honda dan Yamaha, sementara Gibernau selalu jadi runner up.

Puncak rivalitas mereka terjadi di MotoGP Qatar 2004, ketika Gibernau dan Honda Gresini melapor kepada Race Direction bahwa Rossi dan Gauloises Yamaha telah menyapu dan menyikat gridnya semalam sebelum balapan demi mendapat grip lebih baik saat start. Rossi dihukum start terbuncit, dan dikabarkan menyumpahi Gibernau agar tak kan pernah menang lagi di MotoGP.

— James (@JamesF1etc) February 9, 2014

 

 

2. Mike Hailwood Vs Giacomo Agostini

Mike Hailwood dan Giacomo Agostini merupakan rival sengit pada era 1960-an hingga 1970-an. Sama-sama mengendarai MV Agusta, mereka bertarung sengit memperebutkan gelar dunia GP500 1965. Hailwood yang berpengalaman harus menghadapi 'Ago' yang berstatus debutan.

Saat itu, MV Agusta dikabarkan lebih memihak kepada Agostini. Namun, Hailwood sukses jadi juara dunia dan Agostini jadi runner up. Meski begitu, keberpihakan MV Agusta kepada Agostini membuat Hailwood pindah ke Honda pada tahun berikutnya.

Produksi Liputan6.com