Flu Babi Jenis Baru Berpotensi Pandemi Kembali Ditemukan di China

Para peneliti masih belum menemukan bukti apakah flu babi jenis baru ini bisa menular antar manusia. Mereka khawatir ada penambahan risiko pandemi bagi manusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jun 2020, 12:30 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2020, 12:30 WIB
Ilustrasi bayi babi mutan. (AP)
Flu babi bernama G4 berpotensi memicu pandemi. (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar kurang menyenangkan kembali datang dari China pekan ini. Peneliti di negara tirai bambu menemukan jenis flu babi yang dinamakan G4 yang bisa memicu pandemi seperti virus corona covid-19.

Temuan itu diterbitkan dalam jurnal sains Proceedings of the National Academy of Sciences di Amerika Serikat. Peneliti di China berkata G4 dapat menginfeksi dari hewan ke manusia.

Dilaporkan South China Morning Post, Selasa (30/6/2020), G4 merupakan jenis flu babi yang tingkat infeksinya paling tinggi di antara jenis flu babi lain yang diteliti di China. Virus itu juga sudah menyebar ke manusia.

Berdasarkan tes peneliti, sudah ada 10,4 persen pekerja di industri babi sudah terinfeksi. Selain itu, 4,4 persen masyarakat sudah tertular.

Para peneliti masih belum menemukan bukti apakah flu babi jenis baru ini bisa menular antar manusia. Mereka khawatir ada penambahan risiko pandemi bagi manusia.

Penulis penelitian itu lantas meminta ada tindakan untuk memonitor pekerja yang bekerja di industri babi agar waspada terhadap penyakit zoonotis baru.

Sejak 2011 hingga 2018, peneliti di China melakukan tes masal swabs kepada 30 ribu babi di 10 provinsi China untuk meneliti virus-virus flu babi. Totalnya kini ada 179 virus flu babi yang diisolasi.

Kebanyakan virus flu babi itu adalah jenis baru. Peneliti lantas melakukan eksperimen ke hewan lain, seperti ferret (sejenis musang), untuk mengetahui dampak virus itu. Hasilnya, G4 tenyata yang paling berbahaya dan bisa menghasilkan gejala yang lebih serius.

 

Perkembangan Vaksin

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Di sisi lain, China National Biotec Group (CNBG) mengatakan pada Minggu bahwa hasil uji awal pada manusia untuk calon vaksin virus corona COVID-19 mengisyaratkan calon vaksin itu aman dan efektif, calon vaksin kedua dari perusahaan itu menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam satu percobaan klinis.

Upaya eksperimental itu, yang dikembangkan oleh unit CNBG yang berkedudukan di Beijing, menghasilkan antibodi tingkat tinggi pada semua partisipan yang disuntik dalam Fase 1/2 percobaan klinis yang melibatkan 1.120 orang yang sehat, sesuai dengan data awal, CNBG mengatakan dalam unggahan pada media sosial WeChat, tanpa mengungkapkan data-data spesifik, seperti dikutip dari Antara, Senin 28 Juni 2020.

Sejumlah perusahaan dan peneliti China diizinkan menguji delapan calon vaksin pada manusia di dalam dan luar negeri, yang membuat China jadi yang terdepan dalam perlombaan mengembangkan usaha melawan Virus Corona COVID-19 yang membunuh hampir setengah juta orang seluruh dunia.

CNBG, yang bernaung pada China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) milik negara, mengatakan awal bulan ini bahwa calon vaksin lain yang diproduksi oleh unitnya yang berkedudukan di Wuhan juga memicu keamanan antibodi tingkat tinggi pada para peserta uji klinis berdasarkan hasil-hasil awal.

Satu vaksin harus membuktikan keefektifannya pada tes manusia "Fase3" di mana ribuan peserta direkrut supaya vaksin corona itu benar-benar aman untuk dijual.

CNBG mengatakan pada Selasa pihaknya akan menjalankan Fase 3 untuk calon vaksinnya di Uni Emirat Arab, tanpa merinci eksperimen mana yang akan diuji.

Disadur dari: Kanal Global Liputan6.com (penulis Tommy Kurnia, editor Tanti Y, published 30/6/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya