Sukses

Kenali Eucalyptus, Herbal yang Disebut Mampu Tangkal Corona Covid-19

Kementerian Pertanian (Kementan) berencana memproduksi kalung antivirus. Kalung ini berisi racikan herbal tanaman Eucalyptus.

Liputan6.com, Jakarta- Kementerian Pertanian (Kementan) berencana memproduksi kalung antivirus. Kalung ini berisi racikan herbal tanaman Eucalyptus.

Selain kalung, Kementan juga siap memproduksi produk Eucalyptus seperti roll on, inhaler, dan minyak esensial. Namun, rencana ini menuai banyak reaksi publik.

Eucalyptus disebut mampu membunuh virus Corona dalam waktu 15 menit. Eucalyptus memang sudah lama digunakan untuk mengurangi gejala batuk, pilek, dan hidung tersumbat. Eucalyptus diyakini memiliki sejumlah khasiat obat.

Dalam pengobatan Cina, India Ayurvedic, Yunani, dan Eropa lainnya, Eucalyptus telah digunakan dalam perawatan berbagai kondisi selama ribuan tahun. Eucalyptus banyak ditemukan dalam produk minyak angin, aromaterapi, balsem, hingga obat batuk.

Namun, efektifkah Eucalyptus sebagai antivirus Corona dan apa saja manfaat dari Eucalyptus? Berikut ulasan mengenai Eucalyptus, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (5/7/2020).

Saksian Video terkait Eucalyptus di Bawah Ini

Mengenal tumbuhan Eucalyptu

Eucalyptus merupakan jenis pohon asli benua Australia. Meskipun berasal dari Australia, pohon populer ini sekarang tumbuh di banyak wilayah di dunia, termasuk Indonesia. Ada lebih dari 400 spesies eucalyptus yang berbeda.

Pohon ini memiliki kulit kayu yang diresapi getah, batang panjang, dan daun melingkar yang sulit dicerna jika dimakan utuh. Khasiat Eucalyptus berasal dari minyak atsiri yang didapat dari daunnya. Daun dikeringkan, dihancurkan, dan disuling untuk melepaskan minyak esensial.

Minyak yang berasal dari pohon kayu putih digunakan sebagai antiseptik, parfum, sebagai bahan dalam kosmetik, dan banyak lagi. 

Kandungan Eucalyptus

Daun Eucalyptus yang disuling akan menghasilkan minyak yang merupakan cairan tidak berwarna dengan aroma kuat, manis, dan berkayu. Minyak Eucalyptus mengandung 1,8-cineole, juga dikenal sebagai eucalyptol.

Daun Eucalyptus mengandung flavonoid dan tanin. Flavonoid adalah antioksidan nabati, dan tanin merupakan antioksidan yang dapat membantu mengurangi peradangan.  

Sifat antimikroba Eucalyptus

Eucalyptus diteliti memiliki aktivitas antimikroba melawan virus, bakteri, ragi, dan jamur berfilamen. Eucalyptus kaya akan 1,8-cineole (88%) yang aktif melawan HSV-1 secara in vitro.

Mengutip laman Balitbangtan, setelah uji molecular docking, dilakukan uji in vitro di laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3). Hasilnya menunjukkan, Eucalyptus sp. bisa membunuh 80 – 100 persen beberapa virus.