Sukses

5 Fakta Maria Pauline Lumowa, Buron 17 Tahun

Pelaku pembobolan Bank BNI Maria Pauline Lumowa berhasil tertangkap di Serbia

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pembobolan Bank BNI Maria Pauline Lumowa berhasil tertangkap di Serbia. Kemenkumham melakukannya setelah menyelesaikan proses ekstradisi terhadap perempuan yang buron selama kurang lebih 17 tahun itu.

"Dengan gembira saya menyampaikan bahwa kami telah secara resmi menyelesaikan proses handing over atau penyerahan buronan atas nama Maria Pauline Lumowa dari Pemerintah Serbia," kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly dalam keterangan pers kepada wartawan, Kamis (9/7/2020).

Meski Indonesia dan Serbia belum saling terikat perjanjian ekstradisi, pendekatan tingkat tinggi dengan petinggi Pemerintah Serbia dan hubungan baik yang sudah terjalin antara kedua negara membuat permintaan ekstradisi Maria Pauline Lumowa dikabulkan.

Selain itu, ekstradisi ini tak lepas pula dari asa resiprositas atau timbal balik. Sebelumnya, Indonesia sempat mengabulkan permintaan Serbia untuk melakukan ekstradisi terhadap pelaku pencurian data nasabah yakni Nikolo Iliev pada tahun 2015.

Berikut merupakan fakta sosok tentang Maria Pauline Lumowa dihimpun dari berbagai sumber oleh Liputan6.com:

Saksikan Video Maria Pauline Lumowa

1. Membobol Bank BNI senilai Rp 1,7 Triliun

Maria Pauline Lumowa merupakan salah satu tersangka pembobolan kas Bank BNI cabang Kebayoran Baru melalui Letter of Credit (L/C) atau Surat Kredit fiktif. Surat kredit merupakan cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan/importir).

Pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, Maria mengajukan 41 Surat Kredit senilai 136 Juta Dolar AS dan 56 Juta Euro atau senilai dengan Rp 1,7 Triliun dengan kurs saat itu untuk PT Gramarindo Group milik Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu. Surat Kredit tersebut dilampirkan dengan delapan dokumen ekspor fiktif, yang seolah-olah perusahaan itu telah melakukan ekspor.

Aksi tersebut mulus dilancarkan oleh Maria diduga karena mendapatkan bantuan dari 'orang dalam' karena BNI tetap tetap menyetujui jaminan L/C dari Dubai Bank Kenya Ltd., Rosbank Switzerland, Middle East Bank Kenya Ltd., dan The Wall Street Banking Corp yang bukan merupakan bank korespondensi Bank BNI.