Liputan6.com, Jakarta - Niat puasa Arafah dan keutamaannya perlu dipahami agar kita tidak merugi. Sebab, puasa Arafah punya keutamaan begitu luar biasa, sehingga termasuk dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan atau sunah muakkad.
Puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Zulhijah, yaitu ketika jemaah haji sedang melaksanakan wuquf di Arafah. Saat itu bertepatan dengan hari kedua dalam rangkaian ibadah haji.
Baca Juga
Puasa ini sangat dianjurkan bagi yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Jika tahu keutamannya, akan sangat rugi jika melewatkan puasa Arafah.
Advertisement
Puasa sunah yang dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha ini pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan ibadah puasa pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada niat puasa saja.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber tentang niat puasa Arafah dan keutamaannya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Niat dan Tata Cara Puasa Arafah
Seperti puasa pada umumnya, kita bisa melafalkan niat di malam hari sebelum menjalankan ibadah puasa Arafah. Kita bisa melafalkan niat setelah salat Isya ataupun sebelum tidur.
Tetapi, berhubung puasa ini bukanlah puasa wajib, maka kita tetap diperbolehkan mengucapkan niat tersebut di siang hari. Tentunya dengan catatan kamu belum sempat makan atau minum sepanjang hari.
Sedangkan terkait tata cara Puasa Arafah, secara umum pelaksanaannya sama dengan puasa pada umumnya. Rukunnya pun tidak beda dengan puasa sunah lainnya.
Puasa ini dimulai dengan niat dan tetap disunahkan untuk makan sahur sebelumnya. Setelah terbit fajar, maka seseorang sudah diharuskan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa hingga waktu maghrib tiba.
Dalam pembacaan niat, berbeda jika kamu melafalkan niatnya pada malam hari sebelum berpuasa dengan saat melafalkannya pada siang hari setelah melaksanakan puasa.
Advertisement
Niat Puasa Arafah
Kamu bisa melafalkan niat Puasa Arafah pada malam hari sebelum berpuasa maupun pada siang hari. Berikut lafal niat puasa arafah di malam hari sebelum berpuasa dan siang hari:
Lafal niat puasa Arafah di malam hari:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.
Artinya, "Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Lafal niat puasa Arafah di siang hari:
Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.
Artinya, "Saya berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”
Keutamaan Puasa Arafah
Seperti disebutkan sebelumnya, keutamaan Puasa Arafah sangat besar. Sehingga puasa ini termasuk ke dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan (sunah muakkad).
Bagaimana tidak, hanya dengan berpuasa selama sehari saja, dosa kita selama dua tahun, yaitu satu tahun sebelum dan satu tahun yang akan datang akan dihapuskan.
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Muslim:
"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim).
Tak hanya puasa Arafah, pada bulan Zulhijah ini kita juga bisa melaksanakan berbagai amalan puasa lainnya, yaitu pausa Zulhijah. Puasa Zulhijah ini dilaksanakan di awal Bulan Zulhijah, yaitu dari hari pertama hingga kedelapan yang dilanjutkan dengan hari kesembilan, Puasa Arafah.
Sedangkan pada Bulan Zuhijah, kamu dilarang untuk berpuasa pada tanggal 10, yaitu tepat Hari Raya Idul Adha. Selain itu, berpuasa pada tanggal 10, 12, dan 13 Zulhijah juga dilarang karena merupakan Hari Tasyrik.
Hari tasyrik merupakan salah satu hari di mana umat Islam dilarang berpuasa, Sebab, hari tasyrik adalah hari untuk makan dan minum (HR. Thabrani).
Advertisement