Liputan6.com, Jakarta - Tur pramusim merupakan praktik normal bagi klub sepak bola modern. Mereka pergi ke berbagai penjuru dunia untuk mempromosikan diri. Tujuan akhirnya demi meningkatkan pendapatan.
Namun, jauh sebelum menjadi strategi populer, satu klub sudah melakukannya secara spektakuler. Tidak tanggung-tanggung, Dallas Tornado dari Amerika Serikat melakoni 45 laga di lima benua dan 26 negara pada tur berdurasi tujuh bulan pada 1967-1968.
Aksi Dallas Tornado tambah luar biasa mengingat asal muasal klub. Sepak bola bukanlah olahraga utama di Negeri Paman Sam.
Advertisement
Kisah mereka terasa lebih fantastis melihat pengalaman selama perjalanan. Skuat Dallas Tornado hampir meninggal akibat ulah teroris. Mereka juga selamat dari kerusuhan penonton di Singapura dan bertanding di Vietnam pada saat perang.
Sebuah cerita yang layak jadi film Hollywood.
Saksikan Video Bola di AS Berikut Ini
Selamat dari Maut akibat Wisata
Cerita unik pertama terjadi jelang keberangkatan ke Siprus. Ketika itu Dalas Tornado sudah tampil di Spanyol, Maroko, dan Turki.
Berangkat dari Yunani, tim pergi berwisata dan mengunjungi Acropolis. Aktivitas itu membuat Dallas Tornado terlambat ke bandara sehingga ketinggalan pesawat.
Nyatanya, penerbangan BEA CY284 yang semestinya mereka tunggangi gagal mencapai tujuan. Bom meledak saat pesawat di ketinggian 9.000 meter. Sebanyak 63 orang tewas.
Belakangan diketahui kelompok militan dari Siprus coba membunuh jenderal angkatan bersenjata Yunani Georgios Grivas. Namun, seperti Dallas Tornado, Grivas juga terlambat datang ke bandara. Dia dan Dallas Tornado kemudian berangkat ke Nicosia menggunakan pesawat yang sama.
Advertisement
Protes Penonton dan Perang Vietnam
Selamat dari maut, Dallas Tornado melanjutkan tur ke Iran, Pakistan, India, Myanmar, dan Singapura. Sempat mengalami kesulitan menyeberang dari Pakistan ke India, karena hubungan kedua negara yang buruk, mereka merasakan pengalaman menakutkan lain di lokasi terakhir.
Penonton lokal memprotes keberadaan Dallas Tornado yang berasal dari negara imperialis. Suporter kemudian melempar batu dan berbagai obyek ke lapangan, memaksa pemain bersembunyi di kamar ganti selama dua jam.
Dallas Tornado lalu pergi ke Indonesia dan Vietnam. Kedatangan mereka ke Vietnam terjadi pada momen kritis perang. Uniknya, meski tinggal di hotel yang kerap dilalui patroli militan lokal bersenjatakan granat, Dallas Tornado meninggalkan Vietnam tanpa kekurangan sehelai rambut usai menghadapi Club Saigon.
Lanjutkan Petualangan
Petualangan Dallas Tornado berlanjut ke Taiwan. Mereka lalu merayakan Natal di Jepang dan Tahun Baru di Filipina. Perjalanan Dallas Tornado berlanjut ke Oceania dengan menyambangi Australia, Selandia Baru, Fiji, dan Tahiti.
Dallas Tornado kembali ke AS pada Februari 1968. Setelah libur dua pekan, mereka melancong ke Amerika Tengah untuk melakoni tur mini sebelum memulai kompetisi.Â
Dampak tur panjang dan melelahkan ini bisa ditebak. Keletihan, Dallas Tornado tumbang 0-6 dari Houston Stars pada penampilan perdana di North American Soccer League (NASL), kompetisi sepak bola profesional pertama di AS. Mereka hanya menang empat kali dari 32 laga musim itu dengan produktivitas gol minus 81.
Advertisement
Sudah Bubar
Tur mengelilingi dunia terbukti berpengaruh buruk terhadap kinerja Dallas Tornado di lapangan. Namun, mereka mampu menjadi juara NASL pada 1971 dan menduduki posisi runner-up dua tahun berselang.
Seperti klub lain di AS, Dallas Tornado membubarkan diri pada 1981 karena penurunan jumlah penonton. Tidak lama berselang NASL tutup buku tahun 1984.