Liputan6.com, Jakarta - Manchester United (MU) dan tim-tim Eropa lain melanjutkan petualangan di Liga Europa 2019/2020. Banyak yang dipertaruhkan di ajang tersebut.
Yang utama adalah kesempatan merebut gelar. Meski tidak segemerlap Liga Champions, kesuksesan menjuarai Liga Europa jelas menjadi kebanggaan tersendiri bagi klub.
Baca Juga
Capaian mengangkat trofi juga memberi kesempatan untuk tampil di Liga Champions musim depan. Ya, UEFA memberi jatah tersebut bagi tim yang belum mendapatkannya sejak 2014/2015. Tujuannya agar peserta lebih serius.
Advertisement
Klub pun juga memaksimalkan kondisi itu. Sevilla dan MU adalah beberapa nama yang menggenggam tiket Liga Champions usai memenangkan Liga Europa.
Pertaruhan tersebut otomatis membuat final kompetisi yang dulu bernama Piala UEFA itu lebih menarik, terutama sejak format satu laga diberlakukan pada 1998. Para finalis bakal habis-habisan demi menempati podium juara.
Berikut lima final terbaik Liga Europa menurut situs resmi UEFA:
Saksikan Video Liga Europa Berikut Ini
1998: Lazio vs Inter Milan
Laga ini merupakan ulangan final Piala UEFA 1991 ketika masih menggunakan format dua leg. Inter Milan keluar sebagai pemenang duel di Parc des Princes, Paris.
Kombinasi Ivan Zamorano dan Javier Zanetti menghasilkan dua gol bagi Inter Milan. Sementara Ronaldo yang masih berusia 21 tahun merobek gawang Lazio untuk memastikan pesta I Nerazzurri.
Advertisement
2001: Liverpool 5-4 Alaves
Layak disebut sebagai final terbaik Liga Europa sepanjang masa. Berbagai drama dipertontonkan di Westfalenstadion, Dortmund.
Liverpool unggul 3-1 di babak pertama. Namun Alaves sukses memaksa digelarnya tambahan waktu.
The Reds akhirnya menang berkat gol emas hasil bunuh diri Delfi Geli empat menit jelang partai berakhir.
2003: Celtic vs Porto
Olimpico Stadium, Sevilla, jadi saksi bisu final seru antara Celtic dan FC Porto di final Liga Europa 2003. Meski tidak mencetak gol, Deco yang membela FC Porto jadi bintang kemenangan 3-2 timnya melalui perpanjangan waktu. Jose Mourinho yang ketika itu menangani FC Porto menyebut final ini sebagai tontonan sempurna bagi pecinta sepak bola.
Koleganya yang duduk di kursi pelatih Celtic, Martin O’Neill, sepakat dengannya. "Ini pengalaman luar biasa," katanya.
Advertisement
2007: Espanyol vs Sevilla
Derby Spanyol hadir di Hampden Park, Glasgow, pada final edisi 2007. Laga sengit pun tercipta.
Kedua tim terkunci dalam skor 2-2 hingga 120 menit. Pertandingan berlanjut ke adu penalti.
Di sini kiper Sevilla Andres Palop jadi bintang. Setelah membuat assist untuk gol Adriano, dia mementahkan tiga algojo Espanyol yakni Luis Garcia, Jonatas, dan Torrejon dan membawa timnya unggul 3-1.
2016: Liverpool vs Sevilla
Pada final 2016 di St Jakob-Park, Basel, kedua finalis ingin menambah koleksi trofi. Sevilla memburu gelar keelima dan Liverpool menginginkan titel keempat.
Daniel Sturridge membawa The Reds unggul di babak pertama. Namun, Sevilla mencetak gol cepat di awal babak kedua melalui Kevin Gameiro. Mereka akhirnya memastikan kemenangan lewat dua gol Coke.
"Kami mencintai kompetisi ini," kata pelatih Sevilla ketika itu, Unai Emery, usai membawa timnya juara tiga kali beruntun.
Advertisement