Liputan6.com, Jakarta Pengamat Olahraga, Anton Sanjoyo, memberi rapor merah terhada setahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, belum ada kebijakan signifikan yang berpotensi memajukan olahraga Indonesia.
"Tidak ada yang menarik," ujar Anton saat ditanya Liputan6.com mengenai catatan yang telah digoreskan dalam setahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, pada Selasa (20/10/2020). "Saya tidak lihat ada kemajuan berarti, bahkan sejak pemerintahan Jokowi yang pertama. Dan yang kedua ini pun tidak ada yang signifikan dalam membuat olahraga kita beranjak maju," ujar pria yang akran disapa Joy itu.
Hari ini, tepat setahun yang lalu, pemerintahan Joko Widodo- Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) genap berusia satu tahun. Pasangan yang memenangi Pilpres 2019 ini, dilantik dalam sidang Paripurna MPR yang dipimpin oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo di Gedung Parlemen Senayan Jakarta.
Advertisement
Selang beberapa hari pasca dilantik, Jokowi-Ma'ruf membentuk Kabinet Indonesia Maju. Setidaknya, ada lima program kerja prioritas yang dibeberkan Jokowi saat pelantikan, termasuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), pembangunan infrastruktur, penyederhanaan aturan dan birokrasi, serta transformasi ekonomi.
Menurut Joy, Jokowi-Ma'ruf terlalu fokus pada politik dan ekonomi. Padahal olahraga juga penting dalam membangun karakter bangsa yang juga berperan bagi kemajuan Indonesia. Sebab bila masyarakat sehat karena olahraga, beban pemerintah juga berkurang dan produktivitas meningkat.
"Padahal, Jokowi tinggal meletakkan fondasinya saja. Tidak perlu turun langsung untuk mengurusi secara langsung," katanya.
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Bangun Fondasi
Meski banyak kekurangan, UU SKN menurut Joy bisa menjadi panduan Jokowi-Ma'ruf. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa olahraga tidak hanya melulu prestasi di berbagai event, tapi masih ada olahraga keluarga, pendidikan, dan masyaakat.
"Ini harus dibangun pak Jokowi lewat keputusan politiknya. Sebagai pemegang mandat tertinggi, tinggal perintahkan Mendagri untuk meminta pemerintah daerah membangun ruang terbuka hijau," kata Joy.
"Stadion megah tidak perlu dulu, jangan yang elit-elit dulu dulu. Sebab dengan munculnya ruang terbuka hijau akan menumbuhkan minat masyarakat untuk berolahraga," beber Joy.
"Anak-anak tidak main gadget lagi, tapi main di luar rumah dan taman," Joy menambahkan.
Advertisement
Tidak Latah Prestasi
Berbagai kejuaraan berjalan dalam rentang setahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Dan satu yang paling menarik perhatian publik adalah kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2020 yang akan digelar tahun depan. Kepastian itu diperoleh pada 24 Oktober 2019, empat hari setelah peresmian Jokowi-Ma'ruf sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Selain itu, SEA Games 2019 yang berlangsung di Filipina, 30 November - 11 Desember 2019). Tim Merah Putih menduduki peringkat keempat dengan 72 medali emas, 84 medali perak, dan 111 medali perunggu. Pencapaian ini meleset dari target yang dibebankan Jokowi, yakni peringkat kedua.
Joy kembali mengingatkan agar pemerintahan Jokowi-Ma'ruf tidak latah berkutat di jalur prestasi saja. Sebab menurut Joy, untuk bicara prestasi olahraga, Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara-negara lain, bahkan di Asia Tenggara sendiri seperti Vietnam, Malaysia, atau Thailand.
"Prestasi kita raih selama ini kalau menurut saya semu. Belum waktunya kita bicara soal prestasi dulu karena kita terpuruk-terpuruk juga. Kita sudah jauh tertinggal dari negara-negara lain," katanya.
"Berhenti bicara prestasi, bangun fasilitas umum untuk berkegiatan di luar rumah. Ini tidak pernah dilakukan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Kalau grassroot sudah kuat, prestasi akan menyusul dengan sendirinya," ujar Joy mengingatkan.