Liputan6.com, Jakarta - Awan gelap menyelimuti Old Trafford pada akhir 1980-an. Manchester United (MU) gagal menunjukkan performa terbaik di bawah komando Alex Ferguson.
Tidak pernah mengakhiri kampanye di paruh bawah klasemen sejak kembali ke kasta tertinggi pada 1975, MU terdampar di sana tiga kali pada empat musim perdana bersama Ferguson. Mereka memang menjadi runner-up pada 1987/1988.
Baca Juga
Namun, Setan Merah tidak terlibat persaingan juara di musim itu. Mereka hanya menjadi tim terbaik kedua setelah Liverpool.
Advertisement
Meski begitu, senyum sempat mengembang di Old Trafford pada paruh 1988/1989. Ferguson mencoba mengikuti jejak pendahulunya, Matt Busby, dengan mempromosikan pemain muda.
Sekelompok pemain ini adalah generasi pertama Fergie’s Fledglings, julukan bagi pemain akademi MU yang diorbitkan Ferguson.
Saksikan Video MU Berikut Ini
Kiprah Anak Muda
Para talenta muda tersebut mencakup Lee Sharpe (17 tahun), Russell Beardsmore (20), Lee Martin (20), Mark Robins (19), Tony Gill (20), Giuliano Maiorana (19), Deiniol Graham (19), David Wilson (19), dan Derek Brazil (20).
Diawali pada laga Boxing Day melawan Nottingham Forest. MU hanya menang sekali dalam 12 pertandingan jelang duel tersebut. Namun, Beardsmore memainkan peran penting untuk membawa Setan Merah berjaya 2-0.
Peran pemain muda bertambah di partai berikut melawan juara bertahan Liverpool. Sharpe, Martin, Beardsmore, dan Robins membantu MU menang 3-1.
Kontribusi mereka meyakinkan Ferguson untuk mengajak enam talenta muda dalam skuat berisi 13 pemain pada laga selanjutnya melawan Queens Park Rangers. Gill dan Graham membayar kepercayaan dengan memaksa laga berakhir imbang. Gill kemudian kembali merobek gawang Millwall tiga hari kemudian.
Advertisement
Kurang Bagus
Sayang, pemain muda tidak lagi mendapat menit bermain seiring pulihnya pemain utama. Hanya Sharpe yang bertahan di skuat inti.
Posisi mereka semakin terpinggirkan ketika MU mengeluarkan jutaan poundsterling untuk mendatangkan lima muka anyar di musim panas 1989. Tentu beberapa tetap berkontribusi. Robins dan Martin membawa MU juara Piala FA 1990. Sementara Sharpe memenangkan pemain muda terbaik PFA 1991.
Namun, generasi itu kini sudah dilupakan karena mereka tidak mencapai kesuksesan bersama.
"Saya sadar banyak orang yang berpikir saya mestinya memberi mereka kesempatan lebih. Meski begitu, saya tetap berpikir mereka tidak cukup bagus untuk membela klub ini," kata Ferguson pada 1992.
Talenta muda MU tumbang satu per satu. Gill menderita cedera parah dan tidak bermain sepak bola lagi. Robins gagal mempertahankan performa di tim utama sehingga dijual ke Norwich City pada 1992.
Beardsmore dianggap tidak memiliki fisik ideal dan pergi ke Bournemouth setahun kemudian. Martin kalah bersaing melawan Clayton Blackmore, Denis Irwin, dan Paul Parker. Dia akhirnya hengkang ke Glasgow Celtic pada 1994 tapi kariernya juga tidak beranjak.
Pengingat Identitas Klub
Terbilang hanya Sharpe yang berhasil, terutama karena kepiawaiannya mengisi berbagai posisi. Sharpe juga jadi satu-satunya nama di kelompoknya yang dipanggil timnas.
Pada akhirnya, generasi pertama Fergie’s Fledglings tidak berbuah prestasi. Namun, aksi mereka mengingatkan Ferguson akan identitas klub.
Tidak lama kemudian dia kembali mempromosikan kelompok pemain muda ke tim utama. Mereka dikenal sebagai Generasi 92 yang berisi Ryan Giggs, Paul Scholes, David Beckham, Nicky Butt, serta Neville bersaudara, Gary dan Phillip.
Advertisement