Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan hidup Aprilia Manganang tengah menarik perhatian masyarakat Indonesia. Padahal kasus serupa pernah terjadi sebelumnya.
Adalah Sukarnah Sukarta Wirasaputra yang mengalaminya. Namanya di panggung olahraga mentereng setelah membawa pulang medali perunggu Asian Games Tokyo 1958 dari cabang atletik nomor lempar lembing putri.
Dia mengumpulkan total lemparan 45,03, hanya kalah 1,04 dari Elizabeth Davenport (India) dan 2,12 Yoriko Shida (Jepang). Keberhasilan ini menempatkan dirinya sebagai atlet pertama Indonesia yang meraih medali di tingkat dunia.
Advertisement
Presiden RI Soekarno pun memberikan apresiasi dan menggelar penyambutan di Istana Negara.
"Waktu itu saya satu-satunya atlet Indonesia yang membawa pulang medali. Pada saat menerima tim atlet Indonesia, Bung Karno menepuk pundak saya dan mengatakan saya sudah berjasa bagi bangsa dan negara," cerita Sukarnah pada wawancara bersama Kick Andy.
"Saya bangga sekali. Saya tidak mikir untuk mendapatkan penghargaan macam-macam. Saya membela Indonesia dengan semangat nasionalisme," tandasnya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini
Perempuan Tulen
Jika Aprilia didiagnosis menderita hipospadia, tidak diketahui apakah Sukarnah juga mengidap kelainan serupa. Pasalnya sosok kelahiran 1 Februari 1940 tersebut tidak pernah melakukan tes.
Sukarnah juga mengklaim dirinya sebelumnya merupakan perempuan tulen. Dia baru berganti kelamin secara alamiah setelah bertemu Bung Karno di alam bawah sadar.
"Sebelumnya saya perempuan tulen. Sebelum melakukan pertandingan semua atlet dites dulu. Perubahan kelamin terjadi beberapa tahun kemudian setelah saya mimpi bertemu Bung Karno," tandasnya.
Advertisement
Jadi Iwan Setiawan
Sukarnah berganti kelamin menjadi laki-laki di usia 40 tahun pada 1980. Dia lalu mengganti nama menjadi Iwan Setiawan Setiadihardja Wirasaputra.
Setahun kemudian, Sukarnah menikah dengan perempuan bernama Pudji Astuti. Pasangan ini dikaruniai seorang anak.