Bola Ganjil: Terungkapnya Skandal dan Korupsi Bundesliga di Pesta Ulang Tahun

Simak kisah Horst-Gregorio Canellas, mantan petinggi Kickers Offenbach, saat mengungkap skandal Bundesliga di hari ulang tahun.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 25 Mar 2021, 00:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2021, 00:30 WIB
ilustrasi bola ganjil
Simak kisah Horst-Gregorio Canellas, mantan petinggi Kickers Offenbach, saat mengungkap skandal Bundesliga di hari ulang tahun. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang ingin merayakan momen istimewa dalam hidup mereka. Termasuk salah satunya ketika mencapai usia emas.

Namun, Horst-Gregorio Canellas memiliki ide lain dalam menandai momen tersebut. Dia memilih mengungkap kebobrokan sepak bola Jerman.

Pada 6 Juni 1971, satu hari setelah laga terakhir musim Bundesliga, Canellas menggelar pesta kebun di Hesse. Pejabat sepak bola Jerman, wartawan, dan sosok tenar hadir untuk merayakan ulang tahun petinggi Kickers Offenbach itu. Salah satunya adalah pelatih timnas Helmut Schon.

Saat pengunjung sedang menikmati makanan, minuman, dan menikmati waktu, Canellas memutar rekaman suara. Terdengar percakapan dari telepon yang menguak skandal dan korupsi.

Saksikan Video Berikut Ini

Masuk Perangkap

ilustrasi BOLA GANJIL
BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Kecurigaan Canellas muncul dua bulan sebelumnya. Dia merasa ada yang aneh dengan klasemen akhir Bundesliga 1970/1971, terutama melibatkan klub miliknya.

Kickers Offenbach sukses mengalahkan FC Koln untuk menjadi juara DFB Pokal dan promosi ke Bundesliga semusim sebelumnya, mengalami nasib tragis. Mereka terdegradasi hanya karena selisih satu gol pada kolom produktivitas.

Padahal kinerja tim tidak terlalu jelek pada periode musim semi. Kickers Offenbach memetik empat kemenangan dan empat imbang dalam 12 laga. Meski begitu, mereka gagal meninggalkan zona degradasi karena para pesaing membukukan performa serupa.

Canellas turun tangan sendiri untuk membuktikan kecurigaannya. Beberapa masuk perangkap. Bernd Patzke, pemain timnas Jerman, serta rekannya di Hertha Berlin, Tasso Wild, meminta bayaran 140 ribu deutschmarks (mata uang Jerman ketika itu) sebagai tambahan untuk mengalahkan Arminia Bielefeld, salah satu rival Kickers Offenbach, di papan bawah.

Namun, Patzke kemudian mundur karena mengaku sudah mendapat upah yang lebih bagus, yakni 220 ribu deutschmarks dari perwakilan Arminia Bielefeld.

Nama tenar selanjutnya yang terseret adalah kiper FC Koln, Manfred Manglitz, anggota timnas lainnya. Dalam rekaman menawarkan agar gawangnya dijebol pada laga melawan Rot-Weiss Essen, pesaing lain Kickers Offenbach, dengan bayaran 25 ribu deutschmarks.

Permukaan Gunung Es

ilustrasi BOLA GANJIL
ilustrasi BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Rekaman yang diputar Canellas hanyalah permukaan. Dalam proses hukum yang berlangsung hingga 18 bulan kemudian, terungkap 10 laga yang melibatkan tim papan bawah sudah diatur hasilnya. Perputaran uang mencapai satu juta deutschmarks.

Ironisnya, Canellas tidak dianggap sebagai pahlawan karena mengekspos skandal ini. Dia dihukum larangan terlibat sepak bola seumur hidup karena dianggap ambil bagian, meski sekedar berpura-pura dan mencari bukti.

Canellas sebenarnya sadar diri. Dia sudah mengundurkan diri dari jabatan presiden Kickers Offenbach saat menggelar pesta kebun.

Walau sanksi yang diterimanya dicabut pada 1976, Canellas tidak pernah bekerja sebagai klub Bundesliga lagi.  

 

Para Terpidana

Ilustrasi Sepak Bola
Ilustrasi sepak bola (Abdillah/Liputan6.com)

Manglitz dan Wild juga dilarang beraktivitas di sepak bola seumur hidup. Sedangkan Patzke terkena hukuman 10 tahun.

Lebih dari 50 pemain dan 10 klub terlibat, yakni Arminia Bielefeld, Schalke 04, Kickers Offenbach, FC Koln, Hertha Berlin, Eintracht Braunschweig, VfB Stuttgart, Rot-Weiss Oberhausen, Eintracht Frankfurt, dan MSV Duisburg.

Skandal 1970/1971 menodai reputasi Bundesliga yang baru berusia delapan tahun. Pada edisi berikutnya, jumlah penonton menurun drastis karena hilangnya kepercayaan. Tidak ada lagi yang yakin dengan integritas kompetisi.

Namun, tidak butuh waktu lama bagi Jerman untuk bangkit. Status tuan rumah Piala Dunia 1974 sukses mengangkat harkat kembali negara. Sementara nama-nama seperti Bayern Munchen, Borussia Moenchengladbach, dan Hamburg SV memberi prestasi di level klub.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya