Windy Cantika Sempat Demam Panggung saat Tampil di Olimpiade Tokyo 2020

Simak cerita atlet angkat besi Windy Cantika Aisah di bali kesuksesannya memenangkan medali pertama bagi kontigen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2021, 09:14 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2021, 17:30 WIB
Foto: Windy Cantika Raih Perunggu di Cabor Angkat Besi, Indonesia Dapat Medali Pertama
Windy Cantika Aisah yang turun di nomor 49kg putri cabang olahraga angkat besi berhasil meraih medali perunggu serta medali pertama bagi Indonesia lewat total angkatan 194 kg. (Foto: AP/Luca Bruno)

Liputan6.com, Jakarta Atlet angkat besi Windy Cantika Aisah berhasil menyabet medali Olimpiade Tokyo pertama untuk Indonesia pada Sabtu (24/7/2021) lalu. Tampil di kelas 49 kg putri, atlet yang baru berusia 19 tahun ini meraih medali perunggu dengan total angkatan 194 kg dari kategori Snatch serta Clean & Jerk.

Windy Cantika kalah dari dua atlet angkat besi asal India dan China yang memang lebih senior dari segi usia. Adapun, atlet India Chanu Mirabai sukses meraih medali perak, sementara emas dipetik oleh Hou Zhihui asal China.

Kemenangan Windy tak diperoleh dengan mudah. Pasalnya, dalam kategori Snatch, Windy sempat gagal mengangkat beban 84 kg pada percobaan pertama.

Windy akhirnya berhasil mengangkat beban tersebut pada percobaan kedua. Namun, ketika berupaya mengangkat beban 87 kg dalam percobaan ketiga, Windy kembali menuai kegagalan.

Kegagalan pada kategori Snatch dibalas tuntas oleh Windy dalam kategori selanjutnya. Windy tercatat sukses mengangkat beban 103 kg, 108 kg, dan 110 kg pada Clean & Jerk. Dengan demikian, Windy memperoleh total angkatan 194 kg dalam kejuaraan tersebut.

Saksikan Video Windy Cantika Aisah di Bawah Ini

Sempat Gugup

Windy Cantika Aisah
Gadis berusia 19 tahun, Windy Cantika Aisah membuka jalan kesuksesan bagi Indonesia pada ajang Olimpiade Tokyo 2020. (NOC Indonesia)

Dalam sesi Instagram LIVE bersama Cantika.com, Windy mengaku sempat  gugup, terutama ketika memulai pertandingan di kategori Snatch. Menurut Windy, kala itu lampu-lampu hanya menyorot panggung laga yang dipijaki Windy. Sementara itu, sisa stadion nampak gelap sehingga membuat Windy tak bisa melihat apapun di luar panggung.

“Kemarin sempat tegang di Snatch karena aneh, semunya (lampu) benar-benar menyorot ke podium. Jadi, di stadion yang begitu besar, semuanya (terlihat) gelap. Cuma ada sedikit titik-titik (cahaya) lampu dan kamera,” ujar Windy Cantika dalam Instagram LIVE, Senin (26/7/2021).

Lebih lanjut, Windy Cantika mengungkapkan bahwa ketika menjalani angkatan Snatch, waktu pemanasan amat singkat sehingga ia tak memiliki ruang untuk istirahat dan mengambil napas sejenak sebelum berlaga. Beruntung rasa tegang Windy berhasil diredakan setelah ia menemukan titik fokus yang tepat.

“Ketika masuk ke panggung, (Windy) tenang dulu sebentar dan menarik napas, begitu,” sambung Windy.

Masa Persiapan

Windy Cantika
Reaksi lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah usai bertanding dalam cabang angkat besi nomor 49 kg Putri Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Sabtu (24/7/2021). Windy Cantika mempersembahkan medali perunggu dengan total angkatan 194 Kg. (Vincenzo PINTO/AFP)

Windy Cantika memang memiliki persiapan yang apik sebelum pertandingan. Tak heran jika ia sukses menyabet medali pertama untuk kontigen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Menurut Windy, ia selalu berusaha berlatih, makan, dan istirahat dengan baik. Windy pun menyebut dirinya mengonsumsi suplemen setiap hari.

“Pagi hari, Windy biasanya minum vitamin C dan saripati ayam. Siang hari, Windy minum minyak ikan dan CDR (suplemen) untuk tulang. Lalu malamnya, Windy minum obat tulan, vitamin B dan madu,” tutur Windy.

Lebih lanjut, Windy Cantika bahkan mengaku sempat mengumpulkan telepon genggamnya beberapa waktu lalu demi memastikan ia memperoleh waktu istirahat yang berkualitas.

“Sampai kemarin sempat handphone itu dikumpul pukul 9 atau setengah 10, kecuali hari Sabtu,” kisah Windy Cantika.

Tak hanya itu, Windy Cantika juga diketahui kerap meminta waktu latihan tambahan di luar jadwal yang telah ditentukan pelatih. Dalam kondisi normal, Windy diwajibkan mengikuti sesi latihan setiap Senin, Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu. Sementara itu, dua hari sisanya merupakan waktu libur buat Windy.

“Jadi saat hari Kamis dan Minggu, Windy sering minta tambahan (latihan), ungkap Windy Cantika.

Terasa Berbeda

Masa pandemi memang membuat persiapan Windy Cantika terasa berbeda dari biasanya. Menurut Windy, di masa persiapan kali ini, ia tak diperbolehkan pergi ke tempat-tempat lain. Ia pun sempat melakukan PCR berkali-kali sebelum keberangkatan hingga menyebabkan hidungnya berdarah.

“Kemarin waktu pergi ke Istana Negara sempat ada yang positif (COVID-19) sampai dalam sehari (dilakukan) tiga kali swab/PCR. Tujuh hari sebelum ke sini (Jepang) pun kami PCR sampai hidungku berdarah,” ungkap Windy Cantika.

Lebih lanjut, Windy Cantika juga mengaku selalu menerapkan social distancing selama masa persiapan, terutama ketika tiba di Jepang. Ia pun mengungkapkan bahwa para atlet dari semua negara tak diperbolehkan keluar dari kampung atlet.

Terlepas dari segala perbedaan yang ia rasakan, Windy Cantika tetap sukses mengharumkan nama bangsa. Atas pencapaian tersebut, Windy tak lupa mengucapkan terima kasih kepada segenap masyarakat Indonesia yang telah memberi doa dan dukungan. Windy juga berharap, masyarakat dapat tetap menjaga kesehatan dan mengikuti instruksi pemerintah agar pandemi lekas membaik.

 

Penulis: Melinda Indrasari

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya