Liputan6.com, Tokyo - Perjalanan panjang Oksana Chusovitina akhirnya berakhir. Mengikuti delapan Olimpiade, atlet asal Uzbekistan itu memutuskan pensiun di usia 46 tahun.
Chusovitina meninggalkan dunia yang dicintainya usai gagal masuk final nomor kuda lompat putri cabang olahraga senam Olimpiade Tokyo 2020. Dia kalah bersaing dari Shallon Olsen dari Kanada.
Partisipasi Chusovitina di Olimpiade Tokyo 2020 sudah melampaui ekspektasi. Tidak ada yang menyangka dia bakal tetap berkompetisi meski umurnya segera mencapai setengah abad. Apalagi gelaran Olimpiade 2020 sempat tertunda setahun karena pandemi Covid-19.
Advertisement
"Saya pikir seharusnya saya pensiun di Tokyo. Sepertinya saya tidak akan berubah pikiran," ujarnya, dilansir situs resmi Olimpiade Tokyo.
Chusovitina sebelumnya sudah berkali-kali mengumumkan pensiun, tapi nyatanya tetap terus berkompetisi.
Saksikan Video Berikut Ini
Bela 3 Kontingen
Chusovitina lahir di Bukhara, kota terbesar kelima di Uzbekistan, pada 19 Juni 1975. Dia tampil di Olimpiade pertama pada Barcelona 1992 bersama Tim Gabungan (kumpulan negara eks Uni Soviet) dan merebut medali emas tim putri.
Setelah ajang itu, pesenam Uni Soviet masing-masing kembali ke kampung halaman dan memperkuat daerah masing-masing. Termasuk Chusovitina yang memperkuat Uzbekistan.
Dia pun berpartisipasi di Atlanta 1996, Sydney 2000, dan Athena 2004 bersama tanah kelahirannya.
Tahun 2002, putra Chusovitina yang bernama Alisher teridentifikasi mengidap leukimia. Mencari bantuan perawatan, Chusovitina dan keluarga menerima bantuan dari pasangan pelatih senam asal Jerman dan tinggal di sana.
Dia terus berlatih dan mendapat paspor Jerman pada 2006. Dia pun mulai berkompetisi bagi Jerman, termasuk di Beijing 2008 dan London 2012. Chusovitina menunjukkan rasa terima kasih untuk negara yang mengadopsinya dengan mempersembahkan medali perak di London dari nomor kuda lompat.
Advertisement
Lemari Penuh Medali
Chusovitina mengumumkan pensiun setelah ajang di London. Namun, dia berubah pikiran sehari kemudian. Chusovitina berambisi meraih medali bagi negara kelahirannya.
Sayang dia gagal memenuhi ambisi. Meski begitu, Chusovitina masih bisa berkontribusi meski level Asian Games. Dia tercatat menyumbang dua emas, empat perak, dan tiga perunggu.
Selain yang sudah disebut, dia juga memenangkan 11 medali Kejuaraan Dunia, dua medali Piala Dunia Senam, empat medali Kejuaraan Asia, dan empat medali Kejuaraan Eropa.
Tidak heran jika dia mendapat standing ovationĀ selepas berkompetisi di Tokyo.