Liputan6.com, Jakarta- Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia atau Pordasi baru saja memenuhi undangan Federasi Equestrian Internasional (FEI). Pada pertemuan tersebut, FEI berjanji akan mengadakan beberapa program untuk membantu Indonesia.
Beberapa pengurus Pordasi seperti ketua umum Triwatty Marciano, Sekjen Adinda Yuanita berada di Antwerpen, Belgia untuk mengikuti FEI General Assembly 2021. Rombongan Pordasi turut hadir pada agenda penting pegiat berkuda Equestrian internasional.
Baca Juga
Saat bertemu pengurus Pordasi, FEI menyatakan akan memulai banyak program-program baru yang sangat bermanfaat untuk Indonesia seperti edukasi Officials, edukasi tentang Stable Management, edukasi untuk judge terutama di disiplin Dressage, dan juga edukasi tentang Bio Security.
Advertisement
Dipimpin oleh Jack Huang, FEI Vice President dan Chair Regional Group VIII yang merupakan representatif dari Federasi Nasional Chinese Taipei, akan ada beberapa workshop yang diadakan juga exchange programs (program pertukaran) antar negara-negara di region Asia Tenggara program-program yang sudah direncanakan untuk Indonesia oleh FEI dengan dukungan penuh dari Region Group VIII tentunya akan memperkuat Indonesia di dunia internasional equestrian.
Pada pertemuan regional ini, Direktur dari FEI Solidarity, Jean-Philippe Camboulives, sudah merencanakan program-program tersebut. Triwatty berharap Indonesia dapat menjadi tuan rumah beberapa workshops untuk negara-negara Group VIII.
Presiden FEI, Ingmar De Vos, yang juga mengunjungi meeting Group VIII, memberikan dukungan penuh kepada program-program edukasi di region ini. Beliau ingin mendorong konsep “Universality” atau “Kebersamaan” untuk olahraga equestrian dan mendukung penuh perkembangannya pada negara-negara berpotensi besar seperti Indonesia.
Bahas Asian Games 2022
Rombongan Pordasi pada 15 November 2021 juga mengikuti rapat bersama seluruh anggota Asian Equestrian Federation (AEF) yang membahas Presentasi dari pihak penyelenggara Hangzhou, China tentang perkembangan Asian Games, sarana Asian Games dan juga khususnya membicarakan tentang EDFZ (Equestrian Disease Free Zone) dan ketentuan karantina untuk kuda-kuda yang akan bertanding di Asian Games 2022.
Berdasarkan hasil pertemuan sebelumnya di Lausanne, Swiss, antara Direktur Dokter Hewan FEI, Dr. Göran Åkerström, dengan Adinda Yuanita, FEI menyoroti kondisi permasalahan Indonesia yang tidak berstatus wilayah EDFZ.
Pertanyaan apakah Indonesia dapat mengirimkan kuda-kudanya yang akan berkompetisi di Asian Games XIX di Hangzhou, China, langsung dari Indonesia sampai dengan selesainya pertemuan ini belum dapat terjawab secara pasti.
Pihak FEI masih menunggu jawaban dari HAGOC (Hangzhou Asian Games Organizing Committee) dan keputusan dari pihak otoritas China terkait perizinan dan proses karantina kuda-kuda yang tidak berasal dari wilayah dengan status EDFZ seperti Indonesia. Namun demikian, Dr. Goran, mengatakan bahwa kemungkinan besar Indonesia dapat membawa langsung kuda-kudanya dari Indonesia ke Hangzhou untuk berpartisipasi di Asian Games 2022.
Advertisement
Dubes RI untuk Belgia
Setelah selesai dengan urusan di FEI, para pengurus teras Pordasi memenuhi undangan Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Belgia, Dr.Andri Hadi pada 16 November 2021 dengan agenda membicarakan perjuangan Indonesia yang diwakilkan PP.Pordasi untuk masuk dalam kualifikasi Olimpiade.
Dalam kunjungan di Wisma Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Indonesia untuk Belgia itu, Triwatty didampingi Adinda Yuanita, serta sekretaris Komisi Equestrian Shalma Kurnia.
Perkembangan olahraga berkuda equestrian, khususnya di Tanah Air menjadi topik pembahasan pada pertemuan tersebut. Berkuda equestrian sendiri adalah salah satu disiplin di bawah naungan PP.Pordasi selain Pacuan, Polo, Horseback Archery dan peternakan. Selain itu, Equestrian sendiri merupakan olahraga yang dipertandingkan pada Olimpiade.