Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, berharap tidak ada lagiĀ fasilitasĀ olahragaĀ yang terbengkalai saat event sudahĀ selesai. Karena itu, dia ingin pendekatan olahraga dilakukan dengan cara berbeda.Ā
Hal ini disampaikan Suharso di sela-sela acara pembukaan Rapat Anggota KomiteĀ Olimpiade Indonesia (KOI) yang berlangsung diĀ JHL Solitaire Serpong, Kabupaten Tangerang, Rabu (8/3/2022). Suharso juga senang bisa menghadiri acara ini dan menyampaikan langsungĀ gagasan dari pemerintah.Ā
"Jadi, pendekatannya harus baru, bukan lagi olahraga menyehatkan masyarakat, tetapi juga ikut menggerakan ekonomi, olahraga jadi tumpuan masyarakat Indonesia di masa mendatang,"Ā katanya.
Advertisement
"Bila sudah saatnya olahraga dikemas secara pendekatan industri,"tutur Suharso.
Fasilitas olahraga yangĀ terbengkalai di Indonesia selama ini memang bukan masalah yang baru. BanyakĀ bangunan-bangunan yangĀ berdiri menggunakan anggaran negara tidak terurus lagi setelahĀ event nasional atau internasional yang sempatĀ digelar di sanaĀ berakhir.Ā
Sebut saja, fasilitas olahraga yang pernah digunakan untuk penyelenggaraan PON Riau XVIII. Sejumlah venue yang pernah menjadi arena pertarungan atlet-atlet nasional itu banyak yang tidak terurus.
Ā
Sarang Kriminal
Seperti diberitakan Liputan6.com, pada 9 Desember 2016 lalu, stadion utamaĀ yang digunakan pada PON Riau XVIII bahkan sempat jadi sarang para pelaku kriminal. PadahalĀ pembangunan fasilitas tersebut menyedot anggaran hingga mencapai Rp 3 Triliun. (Simak selengkapnya pada tautan ini).
Belakangan PSSIĀ sempat memasukkan Stadion Utama Pekanbaru Riau sebagai salah satu venue bagiĀ Piala Dunia U-21Ā 2021 lalu. Namun ajangĀ iniĀ dibatalkan akibat pandemi virus Corona COVID-19.Ā
Ā
Advertisement
Tanggapan Ketua KOI
Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, memastikan bila pihaknya siap dengan tantangan yang disampaikan Kepala Bappenas. Melalui rapat anggota tersebut, KOI tengah mempersiapkan konsep lebih matang lagi tentangĀ keolahragaan.Ā Tidak hanya di dalam negeri, tapiĀ juga diĀ kancah internasional.Ā
"Indonesia harus membangun prestasi by design, not by insident. Ya itu tadi, dengan memperkuat olahraga setiap cabang, mempersiapkan fasilitas, kami sangat optimis akan hal tersebut," tuturĀ Okto.
(Pramita Tristiawati)