Liputan6.com, Jakarta Invasi Rusia ke Ukraina masih berlangsung hingga saat ini. Korban meninggal dunia diketahui sudah menembus 1.100 orang hingga Selasa (29/3/2022).
PBB khawatir korban tersebut bisa lebih tinggi lantaran beberapa kota yang diserang masih belum bisa diakses.
Baca Juga
"Kota-kota seperti Mariupol, Kharkiv, Chernihiv, dan banyak lainnya, yang ramai dan penuh kehidupan sebulan lalu, sedang dikepung, dibom, dan diblokade," ujar Joyce Msyua, Asisten Sekteraris Jenderal untuk Bidang Kemanusiaan, dikutip dari situs UN News.
Advertisement
Msyua menambahkan, beberapa daerah di Ukraina bahkan masuk dalam kategori tidak aman. PBB sendiri telah mencatat setidaknya ada 99 anak-anak yang tewas.
Jumlah tersebut berbeda dari versi Pemerintah Ukraina yang mencatat lebih dari 100 anak. Tak hanya itu, anak-anak tersebut juga arus mengungsi dari Ukraina akibat perang.
Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF berkata invasi Rusia memicu perpindahan masyarakat dengan jumlah terbesar sejak Perang Dunia II.
Belum Berhenti
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, pihaknya siap menurunkan intesintas serangan. Hanya saja, Rusia belum mau berhenti melakukannya.
"Kami siap untuk menurunkan aktivitas militer. Kami tidak menghentikan operasi tetapi kami menurunkan tingkat intensitas aktivitas militer," ujar Dubes Lyudmila dalam acara Diskusi Media tentang Kondisi Kemanusiaan dalam Konflik Rusia-Ukraina, Rabu (30/3/2022).
Advertisement
Tunggu Pertemuan
Menurut Vorobieva, pihak Rusia masih menunggu pertemuan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Diketahui, perundingan damai antara Rusia dan Ukraina pun tengah dilakukan di Istanbul, Turki. Namun belum ada keputusan final dari perundingan tersebut.
Infografis Rusia Ukraina
Advertisement