Studi Universitas Oxford Ungkap Virus Covid-19 Berdampak ke Otak Penyintas

Virus corona Covid-19 ternyata berdampak kepada otak individu yang terinfeksi. Hal itu terungkap dalam sebuah studi yang dibuat Universitas Oxford, Inggris.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 13 Apr 2022, 16:05 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2022, 16:01 WIB
Ilustrasi Omicron XE
Ilustrasi varian Covid-19 terbaru Omicron XE/ copyright pexels.com

Liputan6.com, Jakarta Virus corona Covid-19 ternyata berdampak kepada otak individu yang terinfeksi. Hal itu terungkap dalam sebuah studi yang dibuat Universitas Oxford, Inggris.

Dalam riset tersebut juga terungkap, virus Covid-19 berdampak pada otak individu yang mengalami gejala ringan. Studi yang dibuat para peneliti Oxford itu dilakukan dengan membandingkan hasil pindai otak dari 785 orang usia 51 hingga 81 tahun yang 401 diantaranya pernah terinfeksi Covid-19.

Sedangkan 384 lainnya tidak pernah terpapar Covid-19. Rata-rata, pindai otak kedua dilakukan dalam waktu 141 hari sejak individu dinyatakan positif Covid-19.

Melansir Aljazeera, beberapa individu yang terinfeksi Covid-19 dilaporkan mengalami sejumlah komplikasi neurologis seperti kebingungan, stroke, kesulitan konsenstrasi, sakit kepala, gangguan sensori, depresi, hingga psikosis.

Studi tersebut juga mengungkapkan, mereka yang dinyatakan positif Covid-19 mengalami penyusutan otak keseluruhan yang lebih besar serta penyusutan sel-sel abu-abu yang lebih banyak.

"Meskipun penelitian ini membuat beberapa gejala yang tengah berlangsung dari long Covid jadi lebih jelas, saya akan berhati-hati untuk tidak menggeneralisasi temuan pada populasi secara luas sebelum penelitian lebih lanjut dilakukan," ujar dokter Amir Khan dari University of Leeds School of Medicine.

 

Berdampak Lebih Nyata ke Orang Tua

Kejar Capaian Vaksinasi Covid-19 di Masyarakat, Pemkot Tangerang Buka Gerai hingga Malam Hari
(Foto:Dok.Pemerintah Kota Tangerang)

Lebih lanjut, penyusutan itu terlihat lebih nyata pada para orangtua. Hanya saja, mereka yang memiliki gejala ringan pun dilaporkan mengalami beberapa perubahan.

“Meskipun 96 persen partisipan penelitian kami mengalami infeksi ringan, kami melihat volume sel abu-abu yang yang hilang lebih besar, dan kerusakan jaringan yang juga lebih besar pada peserta yang terinfeksi, rata-rata 4,5 bulan setelah infeksi,” kata penulis utama studi Profesor Gwenaëlle Douaud.

Dilakukan Saat Varian Alpha

Diketahui, penelitian mengenai dampak COVID-19 terhadap volume otak ini dilakukan ketika varian Alpha dominan di Inggris. Sehingga tidak melibatkan pasien yang terinfeksi varian Delta.

Para peneliti juga tidak mengatakan apakah vaksinasi terhadap COVID-19 berdampak pada kondisi tersebut.

Infografis Covid-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya