Liputan6.com, Jakarta Sadio Mane, satu dari sederet pemain muslim yang memperkuat Liverpool. Selama bulan suci Ramadhan, Mane mengaku banyak terbantu oleh kebijakan yang diterapkan klub Merseyside itu.
Bulan suci Ramadhan menghadirkan tantangan tersendiri bagi para pesepak bola profesional muslim. Sebab tidak jarang, kompetisi yang diikuti masih berjalan saat mereka juga diwajibkan berpuasa.
Sadio Mane salah satunya. Sebagai seorang muslim, Mane juga tetap bertanding sembari menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Namun pemain Liverpool itu sangat bersyukur karena kebijakan yang diterapkan klubnya sangat membantu para pemain muslim dalam menjalankan ibadah tersebut.
Advertisement
Dalam perbincangan dengan beIN Sport, Mane menjelaskan beratnya tantangan yang harus mereka hadapi sebagai pemain jelang Ramadhan. Aktivitas fisik yang mereka jalani saat berlatih maupun bertanding menurutnya sangat menguras tenaga di saat mereka harus menahan lapar dan haus.
Karena itu, mereka pun menyampaikan kondisi tersebut kepada kapten tim, Jordan Henderson. Dia kemudian mewakili para pemain bertemu dengan manajer Liverpool, Jurgen Klopp yang akhirnya bersedia menggeser waktu latihan dari yang biasa siang hari menjadi pagi hari.
"Tidak mudah sebab bermain dan berlatih sembari berpuasa selama Ramadhan. Namun sebelum Radamadhan kami bicara dengan kapten agar memberitahu bos untuk mengubah jadwal latihan pada pagi hari," kata Mane seperti dilansir dari situs FanNation Football belum lama ini.
"Ini lebih mudah bagi kami. Jika Anda berlatih pada pagi hari maka Anda akan beristirahat pada siang hari dan pulang ke rumah. Jika Anda latihan pada pukul 2 atau tiga, itu akan lebih sulit," bebernya.
"Pelatih menyetujuinya dan saya pikir itu yang memudahkan kami dan kami berusaha yang terbaik."
Menjadi Lebih Mudah
Sadio Mane bukan satu-satunya pemain Liverpool yang menjalankan ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan tahun ini. Striker andalan The Reds, Mohamed Salah juga sama. Seperti halnya Sadio Mane, pemain asal Mesi tersebut juga menahan lapar dan haus sejak mata hari terbit hingga terbenam.
Selain Mane dan Salah, Ibrahima Konate dan Naby Keita juga berpuasa selama bulan Ramadhan. Ibadah puasa dijalani para pemain selama sebulan penuh sejak 1 April hingga 1 Mei 2022. Tidak jarang, jadwal pertandingan yang harus dijalani juga berlangsung saat para pemain belum waktunya berbuka puasa.
Menurut Mane hal ini juga berat. Namun kebijakan yang diterapkan Liverpool telah membuat mereka bisa melaluinya dengan lebih mudah."Selama Ramadhan, itu (pertandingan) sangat berat, tapi saya pikir Liverpool telah membuat segala sesuatnya menjadi lebih mudah bagi kami," beber Mane.
Advertisement
Cerita Pengalaman
Mane pun bercerita saat Liverpool bertemu Villarreal di leg pertama babak semifinal Liga Champions di Anfield. Di Liverpool mata hari terbiat sekitar pikul 06.00 dan terbenam pada pukul 20.30. Artinya Mane dan pemain muslim lainnya masih harus tetap menahan lapar dan haus sampai babak pertama.
Salah dan Konate tampil penuh dalam laga ini. Sementara Mane digantikan pada menit ke-73. Keita kemudian tampil sebagai pemain pengganti dan tampil 20 menit di babak kedua menggantikan Henderson. Dalam duel ini, Liverpool berhasil menang 2-0 berkat bunuh diri Pervis Estupinan dan Mane.
Saat ini, Mane dan kawan-kawan tidak perlu lagi menahan lapar dan haus. Hari kemenangan telah tiba. Hari Raya Idul Fitri 1443 H menjadi akhir bagi ibadah puasa Ramadhan mereka untuk tahun ini.