Liputan6.com, Jakarta - Kasus Covid-19 di Indonesia kembali merangkak naik. Ini terlihat dari laporan harian sebaran Covid-19 per 9 Juni 2022.
Dalam data tersebut penambahan kasus baru tercatat sebanyak 556. Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif Covid-19 menjadi 6.058 terhitung sejak Maret 2020.
Baca Juga
Tapi, penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 410 sehingga akumulasinya menjadi 5.898.040.Namun, kasus meninggal juga terus bertambah walau tidak setinggi bulan-bulan sebelumnya. Hari ini, kasus meninggal bertambah menjadi 156.635.
Advertisement
Kasus aktif juga terus meningkat dan hari ini tercatat 139 sehingga akumulasinya menjadi 4.061. Sementara jumlah spesimen sebanyak 71.032 dan suspek sebanyak 3.339.
Laporan dalam bentuk tabel juga merinci 5 provinsi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.
DKI Jakarta hari ini melaporkan 276 kasus positif baru dan 138 pasien sudah sembuh. Jawa Barat 86 kasus konfirmasi baru dan 30 orang dinyatakan sembuh.
Banten 79 kasus baru dan 60 pasien sembuh dari Covid-19. Jawa Timur dengan 34 kasus baru dan 32 orang telah sembuh. Sedangkan Bali 19 kasus baru dan 6 orang sembuh.
Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus baru yang terlalu signifikan. Bahkan, ada 12 provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali.
Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Meningkat
Dilihat dari data-data terakhir, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito melaporkan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia meningkat.
"Perlu jadi perhatian bahwa terjadi kenaikan pada tren kasus positif (Covid) selama tiga minggu terakhir dan kasus aktif selama empat hari terakhir," kata Wiku dalam konferensi pers yang tayang di saluran YouTube Sekretariat Presiden Rabu (8/6/2022).
Ia menambahkan jika dilihat dari grafik kasus positif mingguan terjadi kenaikan 571 atau 31 persen dari kasus tanggal 22 Mei 2022. Yakni dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan.
Kemudian pada kasus aktif harian, terjadi kenaikan 328 atau 10 persen dari kasus aktif 2 Juni 2022. Yakni 3.105 menjadi 3.433 kasus aktif harian.
"Hal ini penting untuk diwaspadai mengingat selama tiga bulan berturut-turut sejak gelombang Omicron kita berhasil mempertahankan kasus agar tetap stabil. Kabar baiknya, kenaikan kasus ini tidak diikuti kenaikan pada tren BOR rumah sakit, isolasi harian, maupun tren kematian mingguan."
Advertisement
Waspadai peningkatan kasus
Tren Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur rumah sakit tetap stagnan. Sedangkan tren kematian mingguan masih terus menunjukkan penurunan sebagai tanda yang baik.
Wiku juga merinci provinsi-provinsi yang menyumbang kasus Covid-19 terbanyak. Ia pun mengimbau agar pemerintah daerah di setiap provinsi memerhatikan penambahan kasus ini.
Provinsi pertama adalah DKI Jakarta. Kenaikan kasus di DKI Jakarta adalah 30 persen. "Yang kedua Banten mengalami kenaikan 38 persen, yang ketiga Jawa Barat mengalami kenaikan 18 persen, keempat Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan 45 persen, dan kelima Jawa Timur mengalami kenaikan 37 persen," papar Wiku.
Dapat dilihat, lanjutnya, kelima provinsi berasal dari Pulau Jawa. Hal ini sejalan dengan penduduk Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa. Dan aktivitas masyarakat yang saat ini kembali normal bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kenaikan kasus aktif.
"Namun kabar baiknya, dari kelima provinsi ini meskipun mengalami kenaikan kasus aktif tapi masih cenderung menunjukkan penurunan angka kematian dan masih terjaganya persentase BOR di bawah 3 persen.”
Di sisi lain, penambahan kasus kematian mingguan hanya terlihat di DI Yogyakarta, dari satu kematian menjadi tiga kematian di minggu terakhir. "Tentunya belajar dari kenaikan kasus yang telah kita alami bersama, kita harus mewaspadai sekecil apapun kenaikan yang terjadi," pungkas Wiku.