Piala Dunia 2022: Legenda Timnas Jerman Kritik Perlakukan Qatar Terhadap LGBT

Bierhoff juga mempertanyakan kriteria yang digunakan dalam pemilihan Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.

oleh Muhammad Yanto diperbarui 16 Jun 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2022, 16:00 WIB
Piala Dunia 2022
FIFA resmi meluncurkan logo Piala Dunia 2022 di Doha, Qatar, Selasa (3/9/2019). (AFP).

Liputan6.com, Jakarta- Legenda Timnas Jerman, Oliver Bierhoff mengkritik perlakukan tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar kepada kaum LGBT. Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik Timnas Jerman itu menyebut tindakan Qatar tidak dapat diterima.

Bierhoff mengatakan kepada surat kabar Jerman, dia tidak senang bahwa homoseksual masih ilegal di negara Teluk tersebut.

"Perlakuan seperti itu terhadap kaum homoseksual sama sekali tidak dapat diterima. Ini sama sekali tidak sesuai dengan pandangan saya," kata Bierhoff, dilansir BBC Sport.

Pria yang kini beruia 54 tahun itu juga mempertanyakan kriteria yang digunakan dalam pemilihan Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Dia menduga bahwa pejabat FIFA telah disuap untuk memberikan Piala Dunia kepada Qatar, meskipun penyelidikan independen yang dilakukan oleh FIFA kemudian tidak menemukan bukti kuat tentang hal ini.

"Kriteria apa yang sebenarnya digunakan FIFA untuk memberikan tuan rumah Piala Dunia. Pemberian turnamen adalah senjata paling ampuh untuk mendorong perubahan yang diperlukan," kata Bierhoff, dilansir BBC.

"Tetapi perubahan itu harus terjadi sebelum pemilihan negara dan bukan setelahnya," ujar Bierhoff.

Mantan pemain internasional Jerman berusia 54 tahun itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa "kriteria pemberian tuan rumah harus terkait erat dengan masalah hak asasi manusia.

Bukan Satu-satunya

FOTO: 5 Bintang di Luar Dugaan Tak Dipanggil Timnas Inggris ke Euro 2020 (Euro 2021): Ada Pemain Manchester United
Gareth Southgate, Pelatih Timnas Inggris, telah mengumumkan daftar 33 nama skuat The Three Lions untuk Euro 2020 (Euro 2021). Di luar dugaan, tenyata ada juga pemain yang notabene adalah pemain bintang tak dipanggil ke Euro 2020 (Euro 2021). (Foto: AFP/Niklas Halle'n)

Oliver Bierhoff bukan satu-satunya orang yang mengkritk perlakukan Qatar terhadap kaum LGBT di PIala Dunia 2022. Manajer Timnas Inggris, Gareth Southgate juga sebelumnya telah memberikan reaksi terkait hal tersebut.

Gareth Southgate was-was akan suporter LGBT Timnas Inggris yang akan berangkat ke Piala Dunia 2022 Qatar. Sang manajer takut mereka tak datang.

"Saya menemukan masalah hak asasi manusia cukup luar biasa untuk disatukan. Tapi saya pikir saya cukup jelas tentang bidang yang menjadi perhatian turnamen ini," kata Southgate, dilansir Daily Mail.

"Pembangunan stadion adalah yang pertama, dan tidak ada yang bisa kami lakukan sekarang. Jelas ada kekhawatiran yang terus berlanjut tentang hak-hak pekerja dan kondisi tempat tinggal mereka."

Hal senada juga disampaikan oleh penyerang Timnas Inggris, Harry Kane. Dia khawatir tentang keselamatan kaum LGBT yang bepergian datang ke Qatar

Harry Kane mengatakan 'sangat penting bahwa mereka merasa aman' di turnamen Kane mengatakan bahwa Piala Dunia tidak bisa hanya menjadi 'perbaikan cepat' untuk pelanggaran hak asasi manusia.

Harry Kane telah meminta Qatar untuk memastikan penggemar homoseksual Inggris merasa aman selama Piala Dunia. “Sangat penting bagi mereka untuk merasa aman,” kata kapten Inggris itu seperti dikutip Jurnal Soreang dari Daily Mail.

“Sebagai sebuah bangsa, kami ingin para penggemar kami benar-benar menikmati turnamen ini sebanyak semoga kami menikmati turnamen ini dan kami ingin mereka merasa bebas untuk menonton pertandingan sesuka mereka,” tuturnya.

Lebih dari itu, Kane juga mendorong beberapa kapten tim nasional yang bermain satu tim di Tottenham Hotspur untuk bersuara.

"Ada beberapa kapten tim nasional lainnya di Tottenham. Mungkin berbicara dengan kapten nasional lainnya untuk melihat apakah kami dapat bersatu dengan apa yang dapat kami lakukan dan bagaimana kami mendekatinya," kata Kane seperti dikutip dari Mirror.

Qatar Haramkan Kampanye LGBT

Logo Piala Dunia 2022 Qatar
Proyeksi logo resmi Piala Dunia 2022 ditampilkan di dinding Kasbah Oudaya di ibu kota Maroko, Rabat, Selasa (3/9/2019). Lambang itu juga diluncurkan secara serentak di 24 kota besar lainnya di seluruh dunia. (Photo by - / AFP)

Qatar sebelumnya dengan tegas menyatakan sikap mereka kepada kaum LGBT. Kepala Keamanan Piala Dunia 2022, Abdullah Al Nasari mengharamkan simbol maupun bentuk kampanye lain dari kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Qatar.

Al Nasari menyatakan tidak akan bertoleransi mengenai apapun yang berkaitan dengan LGBT selama Piala Dunia 2022 berlangsung.

"Jika Anda ingin mengungkapkan pandangan Anda mengenai LGBT, lakukanlah dalam masyarakat yang bisa menerima hal itu. Jangan datang dan menghina seluruh masyarakat [kami]. Kami tidak akan pindah agama [hanya karena Piala Dunia] selama 28 hari," ucapnya seperti dikutip dari Sportsration.

Al Nasari juga mengatakan akan melakukan tindakan tegas andai simbol terkait kelompok LGBT muncul di stadion yang menghelat Piala Dunia 2022. Ia memastikan tindakan harus dilakukan sebagai pencegahan akan dampak buruk yang berpotensi terjadi.

"Jika seorang penggemar mengibarkan bendera pelangi di stadion dan bendera itu diambil, itu bukan karena kami ingin menyinggungnya tetapi untuk melindunginya," kata Al Nasari.

"Jika tidak [diambil], penonton lain bisa menyerangnya. Jika Anda membeli tiket, itu untuk menyaksikan pertandingan sepak bola dan bukan untuk berdemonstrasi," ia melanjutkan.

Kontroversi dan Isu HAM

Logo Piala Dunia 2022 Qatar
Warga berkumpul menyaksikan proyeksi logo resmi Piala Dunia 2022 yang ditampilkan di sebuah gedung di pasar tradisional Souq Waqif, ibu kota Qatar di Doha, Selasa (3/9/2019). Lambang itu juga diluncurkan secara serentak di 24 kota besar lainnya di seluruh dunia. (Photo by - / AFP)

Piala Dunia 2022 dibayangi berbagai kontroversi, mulai dari bagaimana Qatar bisa memenangkan persaingan untuk menjadi tuan rumah, apakah Qatar memang cocok untuk menggelar perhelatan turnamen sepak bola paling akbar, hingga masalah bagaimana negara ini memperlakukan puluhan ribu pekerja yang membangun stadion.

Untuk menggelar Piala Dunia 2022, Qatar membangun tujuh stadion, satu bandar udara baru, jaringan kereta dan sejumlah ruas jalan baru.

Tak kurang dari 30.000 pekerja migran dikerahkan untuk membangun proyek ini dan Qatar dikecam pada 2016 oleh organisasi hak asasi manusia, Amnesty International karena "menerapkan kerja paksa".

Amnesty mengatakan para pekerja tinggal di akomodasi yang buruk, membayar mahal biaya perekrutan, gaji ditahan dan paspor disita.

Sejak 2017, pemerintah Qatar menerapkan sejumlah kebijakan untuk melindungi buruh migran agar tidak bekerja dalam kondisi temperatur yang sangat panas, membatasi jam kerja dan meningkatkan kualitas akomodasi.

Tetapi, organisasi HAM, Human Rights Watch (HRW) dalam laporan pada 2021 mengatakan pekerja migran "masih mengalami praktik ilegal pemangkasan gaji" dan "tidak menerima gaji selama berbulan-bulan, padahal sudah bekerja berat dengan jam kerja yang panjang".

Amnesty International juga mengatakan meski sistem "kafala" atau sponsor telah dihapus namun para buruh tetap saja menerima tekanan yang berat. Selama ini, sistem kafala melarang buruh meninggalkan pekerjaan tanpa izin majikan atau perusahaan.

Juru bicara pemerintah mengatakan kepada BBC, "Sudah ada kemajuan besar untuk memastikan reformasi benar-benar diterapkan."

Ia juga mengatakan, jumlah perusahaan yang melanggar aturan perburuhan "terus menurun".

Daftar 32 Negara

Foto: Aksi Joel Campbell Bawa Kosta Rika Raih Tiket Terakhir ke Piala Dunia 2022 Qatar
Timnas Kosta Rika memastikan menjadi negara terakhir yang lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar usai memenangi laga play-off melawan wakil Zona Oseania (OFC) Selandia Baru dengan skor tipis 1-0 di Ahmad bin Ali Stadium, Al Rayyan, Qatar, Rabu (15/6/2022) dini hari WIB. Gol tunggal yang memastikan kuota 32 peserta pesta sepak bola dunia empat tahunan telah terisi penuh dicetak oleh Joel Campbell, sayap kanan Kosta Rika milik Leon yang berlaga di Liga Meksiko. (AFP/Karim Jaafar)

Jumlah peserta putaran final Piala Dunia 2022 lengkap sudah. Sebanyak 32 tim telah memastikan lolos ke turnamen terbesar sepak bola dunia tersebut.

Terakhir, Kosta Rika melengkapi 32 tim peserta Piala Dunia 2022 Qatar yang berlangsung November-Desember nanti. Kosta Rika lolos ke World Cup Qatar usai menang 1-0 atas Selandia Baru pada playoff kualifikasi Piala Dunia 2022, Rabu dini hari WIB (15/6/2022) di Al Rayyan Stadium, Qatar.

Daftar 32 Tim yang Lolos ke Piala Dunia 2022

Tuan rumah: Qatar

Wakil Eropa (13): Jerman, Denmark, Prancis, Belgia, Kroasia, Spanyol, Serbia, Inggris, Swiss, Belanda, Portugal, Polandia, Wales.

Amerika Selatan (5): Brasil, Argentina, Ekuador, Uruguay.

Amerika Utara (4): Kanada, Meksiko, Amerika Serikat, Kosta Rika.

Afrika (5): Ghana, Senegal, Tunisia, Maroko, Kamerun.

Asia (5): Iran, Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, Australia.

 

Infografis Jurus Ketum PSSI Persiapkan Piala Dunia U-20 2021
Infografis Jurus Ketum PSSI Persiapkan Piala Dunia U-20 2021. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya