Sukses

LIVE

Miris, 33 Anak Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan: Paling Muda Usia 4 Tahun

Tragedi Kanjuruhan menelan korban jiwa hingga 125 orang dan tercatat sebagai peristiwa terburuk sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Tragedi Kanjuruhan menyisakan duka yang mendalam bagi sepak bola Indonesia. Data terakhir yang dimutakhirkan kepolisian republik Indonesia (Polri) telah mencatat korban jiwa mencapai 125 orang.

Ini menjadi kerusuhan sepak bola paling mematikan di Indonesia. Tragedi Kanjuruhan juga menempati urutan ketiga paling mematikan di dunia setelah peristiwa yang terjadi di Lima, Peru, dan Ghana.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyebutkan, 33 korban tragedi Kanjuruhan masih tergolong anak-anak. Sebanyak 25 berjenis kelamin laki-laki dan delapan perempuan. 

Menurut  Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar seperti dilansir dari Antara, korban-korban yang masih tergolong anak-anak tersebut berusia antara 4 hingga 17 tahun. Sementara untuk jumlah korban anak yang dirawat di rumah sakit setempat masih terus dikonfirmasi oleh PPPA.

"Kami masih terus melengkapi datanya," kata Nahar.

Tragedi Kanjuruhan seperti diketahui terjadi setelah pertandingan Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Sabtu malam (1/10/2022). Dalam duel ini, Singo Edan kalah 2-3. 

Penonton yang kemudian menginvasi lapangan yang berujung bentrok dengan pihak keamanan. 

Suasana bertambah runyam, saat polisi kemudian melepaskan tembakan gas air mata. Banyak penonton yang panik hingga menimbulkan penumpukan di pintu-pintu keluar. Situasi ini membuat sebagian penonton tergencet dan terinjak-injak. Sebagian lainnya sesak nafas akibat kekurangan oksigen. 

 

Korban Termuda

Data korban sempat simpang-siur. Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, awalnya menyebut jumlah korban mencapai 127 jiwa. Dua personel kepolisian juga ikut gugur dalam peristiwa Sabtu malam tersebut.

Namun data ini kemudian dimutakhirkan oleh Polri menjadi 125 jiwa. Penurunan terjadi setelah terdapat beberapa data ganda sehingga membuat perhitungan jumlah korban jiwa meningkat dari aslinya.

Dalam rincian data korban yang diterima Liputan6.com, korban termuda tercatat atas nama Nuh Virdi Prayoga (laki-laki, 4 tahun). Warga Blimbing, Purwodadi itu sebelumnya dibawa ke rumah RS Kanjuruhan.

Selain korban jiwa, tragedi kanjuruhan juga menyebabkan korban luka yang tidak sedikit, yakni mencapai 304 orang. Hingga, Senin (3/10/2022), 24 orang diketahui mengalami luka berat, dan sisanya luka ringan.