Liputan6.com, Jakarta Tragedi Kanjuruhan menyisakan duka yang mendalam bagi sepak bola Indonesia. Data terakhir yang dimutakhirkan kepolisian republik Indonesia (Polri) telah mencatat korban jiwa mencapai 125 orang.
Ini menjadi kerusuhan sepak bola paling mematikan di Indonesia. Tragedi Kanjuruhan juga menempati urutan ketiga paling mematikan di dunia setelah peristiwa yang terjadi di Lima, Peru, dan Ghana.
Baca Juga
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyebutkan, 33 korban tragedi Kanjuruhan masih tergolong anak-anak. Sebanyak 25 berjenis kelamin laki-laki dan delapan perempuan.
Advertisement
Menurut Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar seperti dilansir dari Antara, korban-korban yang masih tergolong anak-anak tersebut berusia antara 4 hingga 17 tahun. Sementara untuk jumlah korban anak yang dirawat di rumah sakit setempat masih terus dikonfirmasi oleh PPPA.
"Kami masih terus melengkapi datanya," kata Nahar.
Tragedi Kanjuruhan seperti diketahui terjadi setelah pertandingan Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Sabtu malam (1/10/2022). Dalam duel ini, Singo Edan kalah 2-3.
Penonton yang kemudian menginvasi lapangan yang berujung bentrok dengan pihak keamanan.
Suasana bertambah runyam, saat polisi kemudian melepaskan tembakan gas air mata. Banyak penonton yang panik hingga menimbulkan penumpukan di pintu-pintu keluar. Situasi ini membuat sebagian penonton tergencet dan terinjak-injak. Sebagian lainnya sesak nafas akibat kekurangan oksigen.
Korban Termuda
Data korban sempat simpang-siur. Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, awalnya menyebut jumlah korban mencapai 127 jiwa. Dua personel kepolisian juga ikut gugur dalam peristiwa Sabtu malam tersebut.
Namun data ini kemudian dimutakhirkan oleh Polri menjadi 125 jiwa. Penurunan terjadi setelah terdapat beberapa data ganda sehingga membuat perhitungan jumlah korban jiwa meningkat dari aslinya.
Dalam rincian data korban yang diterima Liputan6.com, korban termuda tercatat atas nama Nuh Virdi Prayoga (laki-laki, 4 tahun). Warga Blimbing, Purwodadi itu sebelumnya dibawa ke rumah RS Kanjuruhan.
Selain korban jiwa, tragedi kanjuruhan juga menyebabkan korban luka yang tidak sedikit, yakni mencapai 304 orang. Hingga, Senin (3/10/2022), 24 orang diketahui mengalami luka berat, dan sisanya luka ringan.
Korban-korban tragedi Kanjuruhan sempat tersebar di 11 rumah sakit yang ada di Malang, Jawa Timur. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, telah diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk segera menangani para korban luka agar tidak menambah korban tewas yang sudah mencapai angka 125 orang.
Sementara Menko Polhukam, Mahfud Md memastikan, negara menanggung seluruh biaya pengobatan korban tragedi Kanjuruhan Malang. Biaya tersebut meliputi biaya rumah sakit, obat-obatan, hingga pemulihan emosi korban pasca kejadian atau 'trauma healing' yang ditimbulkan oleh tragedi tersebut.
Advertisement
Liga 1 Dihentikan Sementara
Sementara itu, akibat tragedi Kanjuruhan, PSSI memutuskan untuk menghentikan kompetisi Liga 1 untuk batas waktu yang tidak ditentukan. Sementara Liga 2 juga dihentikan selama dua pekan. Selain itu, PSSI juga memutuskan untuk melarang Arema FC menjadi tuan rumah di sisa kompetisi musim 2022/2023.
"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan hingga waktu yang tidak ditentukan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau akrab disapa Iwan Bule seperti dilansir situs resmi PSSI, Senin (3/10/2022).
Keputusan ini berbeda dari sikap PSSI sebelumnya. Beberapa jam usai Tragedi Kanjuruhan, PT Liga Indonesia Baru atau LIB selaku operator Liga 1 sempat mengumumkan kompetisi akan dihentikan selama satu minggu terhitung mulai 2 Oktober 2022. Namun setelah melihat kondisi terkini dan ikut berkunjung ke Stadion Kanjuruhan Malang, PSSI akhirnya memutuskan untuk menunda tanpa batas waktu.
Proses Penyelidikan
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo berjanji akan mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Listyo menjelaskan, pihak kepolisian akan melakukan investigasi terkait peristiwa yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia tersebut. Saat ini, Polri telah membawa sejumlah tim untuk melakukan pendalaman di tempat kejadian perkara (TKP).
Menurutnya, untuk tahap awal tim Disaster Victim Investigation (DVI) Mabes Polri sudah bekerja untuk memastikan data identitas korban meninggal dunia pada tragedi itu. Tim DVI akan melakukan pendalaman dan melakukan investigasi secara tuntas. (lihat selengkapnya di sini)
Polisi juga telah memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan sebagai saksi atas Targedi Kanjuruhan. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan, ada sejumlah saksi yang dipanggil tim investigasi Bareskrim Polri di mana pemeriksaan berlangsung, Senin (3/10/2022).
Dedi menyebut, antara lain Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Ketua PSSI Jatim, Ketua Panitia penyelenggara laga antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, dan Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadipora) Jatim.
Sementara itu, Menko Polhukam, Mahfud MD usai menggelar rapat koordinasi dengan berbagai instansi memutuskan untuk membentuk tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF). Tim ini dipimpin langsung oleh Menko Polhukam. Sementara posisi wakil akan diisi oleh Menpora Zainuddin Amali. Sekretaris diisi mantan Jampidum yang juga mantan Deputi III Kemenko Polhukam, Nur Rochmad.
Advertisement