Liputan6.com, Jakarta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menegaskan tak akan ada intervensi pemerintah terhadap PSSI, terlepas dari banyaknya pejabat negara yang mencalonkan diri sebagai sebagai pengurus baru jelang Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari.
Seperti diketahui, terdapat setidaknya dua menteri yang ikut meramaikan bursa calon pengurus baru PSSI periode 2023-2027. Menteri BUMN Erick Thohir maju menjadi kandidat ketua umum, sementara Zainudin Amali mendaftar sebagai calon wakit ketua umum.
Baca Juga
Baju Nisya Ahmad Saat Makan Siang Bersama Menpora Dikritik Kurang Sopan, Penunjukkannya Jadi Anggota DPRD Kembali Diungkit
Menpora Dito Ariotedjo Berharap Generasi Muda Siap Hadapi Tantangan Zaman Demi Tujuan Indonesia Emas 2045
Taufik Hidayat Ingin Ulangi Kesuksesan sebagai Pebulutangkis saat Jadi Wakil Menteri
Sejumlah pihak khawatir kondisi ini bakal memicu munculnya intervensi pemerintah dalam tubuh federasi. Namun, Menpora menegaskan keikutsertaan pejabat negara bukanlah bentuk campur tangan, melainkan hak pribadi mereka untuk mendaftar.
Advertisement
“(Harus bisa) membedakan intervensi, keikutsertaan, dan memfasilitasi. Itu ada klasifikasi-klasifikasinya. Intervensi itu (kalau) pemerintah memaksakan Liga 2 harus jalan (setelah dihentikan,” paparnya kepada awak media di Auditorium Kemenpora, Senin (13/2/2023).
“Ini kan tidak. Kongres (Luar Biasa PSSI) adalah sesuatu yang biasa saja. Setiap orang punyak hak untuk ikut, mau siapa pun dia, karena tidak ada pembatasan di situ. Intervensi itu ranahnya kebijakan. Kalau keikutsertaan secara personal tidak ada masalah,” sambungnya.
Sekadar informasi, Zainudin Amali dan Erick Thohir sebelumnya telah dianggap memenuhi syarat sesuai statuta untuk maju menjadi calon pengurus baru PSSI. Nama keduanya pun diumumkan sebagai calon tetap oleh Komite Pemilihan (KP) pada Senin (6/2/2023).
Belum Tentu Terpilih
Menpora juga menjelaskan, belum ada jaminan bagi dirinya dan Erick Thohir untuk menjadi bagian dari kepengurusan PSSI periode 2023-2027. Mereka harus lebih dulu mengantongi suara dari voters yang hadir saat Kongres Luar Biasa (KLB).
“Bagaimana ke depannya kan kita belum tahu. (Belum diketahui juga) apakah (pejabat negara) yang muncul (dalam bursa calon pengurus) itu bisa terpilih atau tidak. Jadi saya tidak bisa mengandai-andai,” ujarnya.
“Akan tetapi yang jelas, saya sampaikan tadi bahwa pemerintah punya keinginan sangat kuat untuk membangun sepak bola. Buktinya ada Inpres (nomor 3 tahun 2019). Apakah Inpres itu intervensi? Tidak, karena itu ranahnya pemerintah memberi dukungan bagi pesepakbolaan nasional,” pungkas dia.
Advertisement
Menjawab Tudingan Politik Uang
Sementara itu, salah satu kandidat ketua umum PSSI, La Nyalla Mattalitti menolak tuduhan yang menyebut dirinya melakukan politik uang untuk menjaring suara. Dia mengaku kalau uang senilai Rp1 Miliar yang dijanjikan kepada Asprov PSSI itu hanyalah bagian dari programnya bila terpilih nanti.
"Subsidi Rp 1 Miliar untuk Asprov PSSI merupakan program kerja saat terpilih sebagai ketua umum PSSI. Bagaimana mungkin hal itu dituduh sebagai politik uang jelang KLB. Subsidi Rp1 Miliar merupakan komitmen saya untuk memajukan sepak bola Indonesia," kata La Nyalla dalam rlisnya.
"Bentuknya, berupa subsidi kepada para Asprov PSSI yang merupakan ujung tombak bagi pengembangan sepak bola nasional," ujar pria yang juga menjabat sebagai ketua DPD RI tersebut.
Politik uang yang dialamatkan kepada La Nyalla berawal dari pemaparan visi yang dilakukannya di hadapan 25 Apsprov PSSI di Jakarta, pada 7 Februari lalu. Saat itu, La Nyalla mengatakan bakal memberikan bantuan sebesa Rp1 Miliar kepada Asprov PSSI untuk menjalankan program-programnya. Bahkan, terkait dengan subsidi itu, La Nyalla mempertegasnya lewat tanda-tangan perjanjian di atas materai.
La Nyalla sendiri mengaku tak ingin menggunakan politik uang dalam pertarungannya di KLB PSSI nanti. Menurutnya, praktik semacam ini justru merusapak sepak bola Indonesia yang sudah jadi olahraga rakyat.
"Kualat kita kalau main dengan sepak bola. Soal statement saya terkait sodaqoh di KLB, artinya jika memang ada yang melakukan politik uang dan ada uang yang bergerak di KLB nanti, silahkan saja ambil."
Daftar Calon Ketum dan Waketum
Sekadar informasi, terdapat lima nama kandidat ketua umum PSSI dan 16 wakil ketua umum PSSI–termasuk Erick Thohir dan Zainudin Amali–yang masuk dalam daftar calon tetap berdasarkan keputusan Komite Pemilihan. Berikut nama-nama lengkapnya.
Calon Ketum PSSI
1. AA Lanyalla Mahmud Mattaliti
2. Arif Putra Wicaksono
3. Doni Setiabudi
4. Erick Thohir
5. Fary Djemy Francis
Calon Waketum PSSI
1. Ahmad Riyadh
2. Ahmad Syauqi Soeratno
3. Andre Rosiade
4. Doni Setiabudi
5. Duddy S. Sutandi
6. Fary Djemy Francis
7. Gede Widiade
8. Hasani Abdulgani
9. Hasnuryadi Sulaeman
10. Juni Rachman
11. Maya Damayanti
12. Ratu Tisha Destria
13. Sadikin Aksa
14. Yesayas Oktavianus
15. Yunus Nusi
16. Zainudin Amali
Advertisement