Upaya Membangkitkan Sepak Bola Putri di Indonesia Dimulai dari Level SD

Sebanyak 45 guru olahraga mengikuti sesi pelatihan dasar sepak bola yang meliputi teori dan praktek langsung di lapangan yang dipimpin oleh pelatih sepak bola Timo Scheunemann.

oleh Thomas diperbarui 19 Mar 2023, 21:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2023, 21:30 WIB
Timo Scheunemann
Timo Scheunemann memberikan pelatihan kepada para guru SD di Kudus untuk membantu meningkatkan sepak bola putri (Ist)

Liputan6.com, Jakarta- Sepak bola putri di Indonesia selama ini kerap dianaktirikan. Perlahan sepak bola putri mulai bangkit dan mendapat perhatian. Terlebih setelah timnas putri mampu lolos ke putaran final Piala Asia 2022.

Untuk semakin meningkatkan pembinaan dan pengembangan prestasi sepak bola putri, Bakti Olahraga Djarum Foundation mulai melirik memberikan bantuan. Bersama Global Dairi Alami atau MilkLife, Bakti Olahraga Djarum Foundation mengadakan program pelatihan sepak bola bagi para guru sekolah dasar (SD) yang diberi nama “MilkLife Soccer Coaching Clinic”.

Sebanyak 45 guru olahraga mengikuti sesi pelatihan dasar sepak bola yang meliputi teori dan praktek langsung di lapangan yang dipimpin oleh pelatih sepak bola, Timo Scheunemann.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan, ihwal tercetusnya ide pengembangan sepak bola putri di lingkup wilayah Kudus ini berbarengan dengan dibangunnya Supersoccer Arena, sebuah stadion di Rendeng, Kudus, Jawa Tengah.

Dimulai sejak tahun 2021, inisiatif pembangunan stadion yang memiliki fasilitas lapangan sepak bola, atletik, dan panahan tersebut kemudian diselaraskan dengan program pengembangan sepak bola putri pada level akar rumput.

"Sepak bola putri Indonesia pernah berjaya di era Mutia Datau, tapi setelah itu program pembinaan para pesepak bola putri itu kurang berkembang. Tidak dibuat suatu program yang kesinambungan dan ekosistemnya tidak ada. Oleh karenanya, kami memutuskan membuat stadion ini antara lain untuk mewadahi sepak bola putri," jelas Yoppy.

"Siswi-siswi di bangku SD di Kudus ini kita bina. Namun, sebelum kita melangkah ke tahap pembinaan para pemain, guru-guru SD kita latih terlebih dahulu mulai dari teknik dasar yang baik dan benar, sehingga kemudian mereka bisa menularkan ilmu yang telah didapat dari program coaching clinic ini," tambahnya.

Coach Timo

Timo Scheunemann
Timo Scheunemann melatih para guru SD di Kudus untuk membantu meningkatkan sepak bola putri (Ist)

Di tahap ini kegiatan dilakukan dalam bentuk coaching clinic yang berlangsung selama enam hari pada 13-18 Maret di Supersoccer Arena. Timo Scheunemann, pelatih sepak bola asal Malang dan keturunan Jerman, yang sarat dengan pengalaman dalam sepak bola nasional maupun mancanegara, ditunjuk untuk melaksanakan pelatihan bagi para guru SD di kota kretek ini.

"Mengenai pemilihan jatuh kepada Coach Timo itu adalah hasil survei dan diskusi kita dengan sejumlah pakar sepak bola di Tanah Air, hingga akhirnya kita dapat satu titik temu, pelatih sepak bola yang mumpuni dalam menangani program pembinaan pesepak bola putri usia dini. Ada banyak nilai plus yang dimiliki Coach Timo, satu di antaranya yang menarik adalah dia fasih bahasa Indonesia dan Jowo pun iso," Yoppy menjelaskan.

Di sela-sela pelatihan selama sepekan yang berlangsung siang hingga petang, Timo menjelaskan selama ini banyak orang tergesa-gesa menempatkan prestasi sebagai sebagai tujuan akhir sepak bola. Padahal salah satu hal yang perlu dipahami, khususnya orang tua, adalah selain mendapatkan pengalaman dan kesenangan, sepak bola punya peran besar untuk membentu karakter anak.

Saat ini, menurut Timo, akses bagi para calon pesepak bola putri untuk meraih beasiswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kini kian terbuka ketimbang sepak bola putra. Tentunya, bekal pendidikan dan pelatihan yang didapat di sekolah, baik dalam kurikulum sekolah maupun ekstra kurikuler, perlu ditambah dengan latihan sendiri di rumah atau bersama pelatih.

"Menurut saya peluang bagi calon pesepak bola putri untuk mendapatkan beasiswa itu jauh lebih besar. Tapi kembali lagi diperlukan kedisiplinan diri yang tinggi, totalitas melalui latihan sendiri, semisal di rumah," terang Timo.

Wawasan Baru

Pada sesi teori coaching clinic tersebut, Timo membeberkan aneka wawasan dasar teknik dan taktik penguasaan bola, pergerakan, maupun penempatan posisi. Usai membeberkan teori, Timo mengajak para peserta untuk praktik ke lapangan rumput sintetis di Supersoccer Arena.

Pelatih asal Malang ini juga memeragakan berbagai contoh program latihan yang tepat bagi pemain usia dini, seraya menekankan pentingnya kemampuan komunikasi, kerja sama, serta kepemimpinan, bagi para guru. “Meski masih sebatas teori dasar, seorang guru olahraga harus berusaha membuat pelatihan bagi anak-anak itu menjadi hal yang menyenangkan,” imbuhnya.

Salah satu peserta "MilkLife Soccer Coaching Clinic", Welly Elmando, juga mengapresiasi program pelatihan sepak bola ini. Menurutnya, ia dan para rekannya sesama guru mendapatkan ilmu yang sangat berguna selama pelatihan.

"Kami memang memerlukan program-program dasar sepak bola bagi anak-anak di lingkungan sekolah kami. Dan ternyata apa yang disampaikan melalui coaching clinic ini cocok. Kami bisa melihat dan menerapkan langsung ilmu yang diberikan," jelas pria yang mengajar olahraga di SDN 2 Mlati Norowito, Kudus.

Buat Turnamen Sepak Bola Putri

Sebagai penilaian atas hasil kerja keras para guru olahraga yang telah mengikuti "Milk Life Soccer Coaching Clinic", pada tahun ini, Bakti Olahraga Djarum Foundation akan menggelar turnamen sepak bola putri di Kudus, pada Juni, Agustus atau September, dan November mendatang.

Para murid yang telah dilatih oleh para guru olahraga tersebut, akan berkompetisi untuk memperebutkan gelar juara sepak bola putri di Kudus. Turnamen yang masuk dalam festival sepak bola putri tersebut, juga mempertandingkan aneka lomba terkait sepak bola, guna menggairahkan minat anak terhadap sepak bola putri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya