6 Kepala Daerah Ikut Tanda Tangan Kesediaan Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Kenapa Belakangan Ada yang Tolak Kehadiran Israel?

Status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dalam tanda tanya besar menyusul penolakan kepala daerah calon venue turnamen.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 26 Mar 2023, 23:29 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2023, 16:14 WIB
Foto: Kenalkan Namanya Bacuya Maskot Piala Dunia U-20 2023
Bacuya menyapa anak-anak saat melakukan pawai maskot Piala Dunia U-20 2023 di Bundaran HI, Jakarta. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menempuh jalan panjang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Berbagai syarat harus dipenuhi, salah satunya jaminan pemerintah terhadap peserta serta kesiapan kota penyelenggara.

Setelah memenuhi pesyaratan, Indonesia akhirnya mengalahkan kandidat penyelenggara lain yakni Peru. Sementara kandidat lain mundur dengan berbagai alasan. Kolaborasi Myanmar-Thailand menarik diri demi memberikan dukungan terhadap Indonesia. Proposal dari Bahrain-Arab Saudi-Uni Emirat Arab juga mundur, begitu pula Brasil.

Namun, seiring perjalanannya, status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dalam tanda tanya besar menyusul penolakan kepala daerah calon venue turnamen.

Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak kehadiran Israel di Tanah Air untuk kompetisi tersebut.

Padahal kepala pemerintahan yang berminat menggelar kompetisi sudah menandatangani perjanjian selaku kota tuan rumah pada 2019, ketika Indonesia mengajukan pencalonan ke FIFA.

Dalam dokumen tersebut, mereka adalah I Wayan Koster (Gubernur Bali), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Herman Deru (Gubernur Sumatera Selatan), Gibran Rakabuming Raka (Wali Kota Solo), Anies Baswedan (ketika itu Gubernur DKI Jakarta), dan Eri Cahyadi (Wali Kota Surabaya).  

Sekedar informasi, calon venue Piala Dunia U-20 2023 adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion Si Jalak Harupat (Palembang), Stadion Gelora Jakabaring (Palembang), Stadion Mahanan (Solo), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), dan Gelora Bung Tomo (Surabaya).

Minat Indonesia kemudian mendapat respon dari FIFA selaku penyelenggara turnamen. Indonesia pun mencatat sejarah dengan dipercaya menggelar kompetisi resmi FIFA untuk kali pertama.

Namun pandemi Covid-19 menyerang. Ajang 2021 terpaksa dibatalkan karena krisis kesehatan dunia. Meski begitu, FIFA tetap menghadiahkan status tuan rumah kepada Indonesia untuk turnamen edisi selanjutnya pada 2023.

Setelah itu, Israel mengamankan tiket di Piala Dunia U20 2023 sebagai salah satu dari lima wakil Eropa. Israel lolos setelah mencapai semifinal Piala Eropa U-19 2022.

Isu Pembatalan Undian Piala Dunia U-20 2023

100 Hari Menuju Piala Dunia U-20
Maskot Piala Dunia U-20, Bacuya (Badak Cula Cahaya) saat Hitung Mundur 100 Hari Menuju Piala Dunia U-20 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (9/2/2022). Piala Dunia U-20 2023 akan digelar di Indonesia mulai 20 Mei hingga 11 Juni mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Piala Dunia U-20 2023 dijadwalkan digelar di Indonesia pada 20 Mei 2023 hingga 11 Juni 2023. Indonesia mengajukan enam stadion sebagai lokasi turnamen terbesar kedua milik FIFA tersebut.

Salah satu proses penting pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 adalah pengundian. Rencana awalnya undian akan dilakukan FIFA pada 31 Maret 2023 di Pualau Bali.

Sayangnya enam hari jelang pelaksanaan, muncul isu pembatalan. FIFA mengambil langkah ini dengan alasan kondisi tak terduga di negara tuan rumah menyusul banyaknya penolakan terhadap timnas Israel.

Rumor ini sangat disayangkan. Pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo menilai keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 merupakan capaian yang harus dijaga. Pasalnya tidak mudah bisa mendapatkan kepercayaan dari FIFA menggelar salah satu ajang andalannya.

Menurut Kesit, jangan sampai persiapan yang sudah dilakukan untuk menggelar Piala Dunia U-20 2023 menjadi sia-sia karena muncul polemik keikutsertaan Israel di turnamen sepak bola terbesar kedua FIFA tersebut.

Bila sampai gagal menggelar Piala Dunia U-20 2023 yang rencananya berlangsung 20 Mei sampai 11 Juni nanti, konsekuensi besar sudah menanti sepak bola Indonesia.

"Dampaknya sangat buruk jika FIFA memindahkan tuan rumah Piala Dunia U-20 ini. Jangan sampai itu terjadi. Momentum atau kesempatan Indonesia sebagai tuan rumah harus dijaga bersama," kata Kesit dalam sesi diskusi dengan sejumlah pengamat sepak bola di FX Sudirman, Jakarta, Jumat (24/3/2023).

Kesit menjelaskan, selaku tuan rumah Piala Dunia U-20, Indonesia tak punya kuasa menolak timnas Israel untuk datang dan bertanding. Sebab Israel lolos lewat jalur resmi setelah menjadi finalis Piala Eropa U-19 2022. Israel menjadi salah satu wakil Eropa di Piala Dunia U-20 2023 bersama Inggris, Italia, Prancis dan Slovakia.

 

Indonesia Sebatas Penyelenggara

Diskusi Suporter Timnas Indonesia Menyambut Piala Dunia U-20 2023
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali memberikan materi pada acara diskusi suporter Timnas Indonesia menyambut Piala Dunia U-20 2023 di Pulau Dua Senayan, Jakarta, Jumat (24/03/2023). Acara yang betajuk Suara Suporter tersebut diselenggarakan oleh Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PN-SSI). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menurutnya, Indonesia hanya sebatas negara yang ditetapkan sebagai tuan rumah yang berkewajiban menerima seluruh peserta yang merupakan anggota FIFA, termasuk Israel. Semua kewenangan soal peserta ada di FIFA selaku federasi sepak bola dunia.

"FIFA kan sudah menunjuk kita sebagai tuan rumah dan itu harus kita pertahankan. Jadi momentum ini tetap harus dijaga. Jangan sampai, sudah disiapkan hal-hal teknis justru tuan rumah dipindah, itu dampaknya sangat buruk di mata dunia. Belum lagi soal sanksi yang bisa diterima dari FIFA," kata Kesit.

Menurutnya, soal perbedaan pandangan keikutertaan Israel di Piala Dunia U-20 bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik antara pemerintah, PSSI dan FIFA. Misalnya, kata dia, ketika Israel bertanding, tidak ada bendera atau lagu kebangsaan dinyanyikan saat Israel bertanding.

"Tinggal bagaimana komunikasi masif dilakukan dengan FIFA. Pada dasarnya kita harus menjaga momentum ini agat bisa menjadi tuan rumah yang baik," kata Kesit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya