11 Skenario Negatif Mengancam Indonesia, PSSI Kalkulasi Dampak Pembatalan Drawing Piala Dunia U-20 2023

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tengah bersiap mengantisipasi dampak buruk pembatalan undian Piala Dunia U-20 2023 yang semula dijadwalkan berlangsung di Bali, Jumat (31/3/2023).

oleh Harley Ikhsan diperbarui 26 Mar 2023, 23:27 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2023, 17:34 WIB
Konferensi Pers Keputusan Bersama Sarasehan Sepak Bola Indonesia
Exco PSSI, Arya Mahendra Sinulingga . (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tengah bersiap mengantisipasi dampak buruk pembatalan undian Piala Dunia U-20 2023 yang semula dijadwalkan berlangsung di Bali, Jumat (31/3/2023).

Pengukuran risiko tersebut perlu dilakukan demi menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan agar sepak bola Indonesia terselamatkan. Hingga saat ini, PSSI belum mendapatkan alasan resmi yang menyebabkan FIFA membatalkan acara pembagian grup peserta Piala Dunia U-20 2023.

Dalam beberapa hari terakhir ini, warganet penggemar bola di media sosial berspekulasi terkait nasib penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia. Muncul trending topic yang berisikan kondisi kelam sepak bola Tanah Air jika Indonesia gagal menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20 2023.

Berikut skenario negatif yang berpotensi diterima di Indonesia menyusul pembatalan undian Piala Dunia U-20 2023: 

  1. Indonesia akan dibekukan oleh FIFA.
  2. Indonesia bakal dikecam oleh negara-negara lain karena tidak melaksanakan amanat FIFA.
  3. Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA.
  4. Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang lain di masa depan.
  5. Indonesia akan dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034.
  6. Federasi olahraga lain akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah event internasional, termasuk olimpiade.
  7. Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif mencampuradukan olahraga dengan politik.
  8. Pemain, pelatih, wasit, klub dan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan 500 ribu orang lebih terdampak langsung kalau sepak bola Indonesia terhenti.
  9. Timnas Indonesia di berbagai level usia tidak boleh ikut serta dalam ajang sepak bola internasional
  10. Hilangnya potensi ekonomi hampir Rp 10 triliun dari dunia sepak bola.
  11. Tidak ada lagi kompetisi sepak bola di Indonesia.

Penolakan Bali Terhadap Israel di Piala Dunia U-20 2023

Foto: Tinjau SUGBK, Erick Thohir Larang Ada Event Lagi sebelum Piala Dunia U-20 2023 Digelar
Pekerja memeriksa rumput setelah digunakan sebagai tempat konser Blackpink di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senin (13/3/2023). SUGBK merupakan salah satu dari enam venue yang ditetapkan untuk menggelar pertandingan Piala Dunia U-20 2023. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Gubernur Bali I Wayan Koster diketahui mengirim surat resmi menolak kehadiran Timnas Israel pada Piala Dunia U-20. Bagi PSSI, ini dapat menjadi alasan bagi FIFA untuk membatalkan drawing Piala Dunia FIFA U-20. Karena, di mata FIFA, penolakan tersebut sama dengan membatalkan garansi penyelenggaraan yang telah dikeluarkan pemerintah Provinsi Bali.

Padahal sebelumnya, Gubernur Bali sudah menandatangani Government Guarante untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20, termasuk di dalamnya drawing.

“Kami dari PSSI sedang memikirkan penyelamatan sepak bola Indonesia. Karena sanksi FIFA bisa mengucilkan sepak bola Indonesia dari dunia,” kata anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga di Jakarta, Minggu (26/3/2023).

PSSI, kata Arya, memahami sulitnya memisahkan politik dan olahraga. Oleh karena itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab diplomasi dan politik luar negeri Indonesia dan dengan Kemenpora sebagai Inafoc atau penanggung jawab pelaksana Indonesia.

“Ketua umum juga akan melaporkan kepada Bapak Presiden pada kesempatan pertama untuk mencari solusi untuk semua ini baik secara diplomasi maupun politik luar negeri untuk bagaimana menyelamatkan sepak bola Indonesia yang kita cintai,” kata Arya.

Dia meminta semua pecinta sepak bola di Indonesia dan semua masyarakat Indonesia yang ingin persepak bolaan Tanah Air lebih maju, untuk bersikap tenang.

“Kami akan mencoba mencari solusi yang terbaik. Sepak bola Indonesia harus kita selamatkan bersama sama,” ujar Arya.

Pengamat Sesalkan Pembatalan Undian Piala Dunia U-20 2023

Diskusi Suporter Timnas Indonesia Menyambut Piala Dunia U-20 2023
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali memberikan materi pada acara diskusi suporter Timnas Indonesia menyambut Piala Dunia U-20 2023 di Pulau Dua Senayan, Jakarta, Jumat (24/03/2023). Acara yang betajuk Suara Suporter tersebut diselenggarakan oleh Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PN-SSI). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menyesalkan kondisi ini. Dia menyebut keputusan FIFA sebagai peringatan berbahaya bagi Indonesia.

“Pembatalan penyelenggaraan drawing bukan masalah sederhana. FIFA melihat ada permasalahan besar di Indonesia, sehingga mereka membatalkan kegiatan penting menyangkut Piala Dunia U-20. Pemerintah harus serius menyikapinya,” ungkap Akmal Marhali.

Menurut Akmal, pemerintah Indonesia harus segera bersikap tegas. Mendudukkan persoalan Piala Dunia U-20 menjadi persoalan olahraga, tidak melebar ke masalah politik seperti yang terjadi beberapa pekan terakhir.

“Pemerintah harus tegas, menunjukkan dukungannya secara nyata agar pelaksanaan Piala Dunia U-20 bisa berjalan. Koordinasi harus dilakukan antarkementerian untuk memperjelas status Israel sebagai salah satu peserta. Sebagai tuan rumah, kita tidak mungkin menolak kehadiran mereka. Israel jadi peserta Piala Dunia U-20. Titik, tidak bisa diperdebatkan,” katanya.

Israel jadi peserta setelah menjalani fase kualifikasi, seperti peserta-peserta lainnya. Mereka berhak tampil di Indonesia.

“Piala Dunia U-20 jangan dicampurkan dengan politik. Kehadiran Israel tidak akan memengaruhi posisi politik Indonesia terhadap negara tersebut. Yang yang datang ke Indonesia atlet, bukan pemerintahan negara. Dan tidak lantas karena kita menerima kehadiran mereka lantas posisi politik Indonesia dianggap berubah. Pemerintah harus berani bersikap, karena sekarang pertaruhannya nama baik Indonesia,” ujar Akmal.

Jika sampai gagal menghelat perhelatan akbar, Indonesia jangan pernah berharap bisa menyelenggarakan event-event olahraga lainnya.

“Olimpiade, Piala Dunia, jangan mimpi suatu saat digelar di negara kita. Lupakan. Wong di level Piala Dunia U-20 kita tidak bisa menjamin keikutsertaan satu tim,” papar Akmal.

"Sudah malu di mata internasional, Indonesia pun juga berpotensi kena sanksi FIFA. Kita dianggap telah mengacaukan program otoritas sepak bola tertinggi dunia. Mestinya Piala Dunia U-20 jadi momen bagi bangsa kita untuk membalikkan stigma buruk sepak bola Indonesia ke dunia internasional."

"Kasus-kasus pengaturan skor, keributan antarsuporter dan pemain, pelaksanaan kompetisi yang berantakan identik dengan dunia bal-balan Indonesia. Sudah tidak berprestasi, tapi dapat tiket berlaga di Piala Dunia U-20, tapi Indonesia terkesan banyak mau."

“Kan lucu, kita minta ke FIFA untuk menggelar pertandingan yang melibatkan Israel ke Singapura. Lha, kitanya ini siapa? Sudah tidak berprestasi, sok ngatur-ngatur. Kita fokus saja jadi tuan rumah yang baik, tunjukkan kalau Indonesia bisa,” kata Akmal.

Kronologi Terpilihnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Piala Dunia U-20 2023
Logo Piala Dunia U-20 2023 Indonesia. (PSSI)

Indonesia menempuh jalan panjang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Berbagai syarat harus dipenuhi, salah satunya jaminan pemerintah terhadap peserta serta kesiapan kota penyelenggara.

Setelah memenuhi pesyaratan, Indonesia akhirnya mengalahkan kandidat penyelenggara lain yakni Peru. Sementara kandidat lain mundur dengan berbagai alasan. Kolaborasi Myanmar-Thailand menarik diri demi memberikan dukungan terhadap Indonesia. Proposal dari Bahrain-Arab Saudi-Uni Emirat Arab juga mundur, begitu pula Brasil.

Namun, seiring perjalanannya, status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dalam tanda tanya besar menyusul penolakan kepala daerah calon venue turnamen.

Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak kehadiran Israel di Tanah Air untuk turnamen tersebut.

Padahal kepala pemerintahan yang berminat menggelar kompetisi sudah menandatangani perjanjian selaku kota tuan rumah pada 2019, ketika Indonesia mengajukan pencalonan ke FIFA.

Dalam dokumen tersebut, mereka adalah I Wayan Koster (Gubernur Bali), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Herman Deru (Gubernur Sumatera Selatan), Gibran Rakabuming Raka (Wali Kota Solo), Anies Baswedan (ketika itu Gubernur DKI Jakarta), dan Eri Cahyadi (Wali Kota Surabaya).  

Sekedar informasi, calon venue Piala Dunia U-20 2023 adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion Si Jalak Harupat (Palembang), Stadion Gelora Jakabaring (Palembang), Stadion Mahanan (Solo), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), dan Gelora Bung Tomo (Surabaya).

Minat Indonesia kemudian mendapat respon dari FIFA selaku penyelenggara turnamen. Indonesia pun mencatat sejarah dengan dipercaya menggelar kompetisi resmi FIFA untuk kali pertama.

Namun pandemi Covid-19 menyerang. Ajang 2021 terpaksa dibatalkan karena krisis kesehatan dunia. Meski begitu, FIFA tetap menghadiahkan status tuan rumah kepada Indonesia untuk turnamen edisi selanjutnya pada 2023.

Setelah itu, Israel mengamankan tiket di Piala Dunia U20 2023 sebagai salah satu dari lima wakil Eropa. Israel lolos setelah mencapai semifinal Piala Eropa U-19 2022.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya