10 Amalan Sunah Sebelum dan Setelah Salat Idulfitri

Perlu diketahui ada 10 amalan sunah yang bisa dikerjakan sebelum dan sesudah melaksanakan salat Idulfitri.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 19 Apr 2023, 19:31 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2023, 19:31 WIB
Salat Id
Ada 10 amalan sunah yang bisa dikerjakan umat Islam sebelum dan sesudah melaksanakan salat Idulfitri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama akan menggelar sidang Isbat pada Kamis, 20 April 2023, untuk menentukan Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah. Sementara itu, PP Muhammadiyah sudah menetapkan Idulfitri jatuh pada Jumat (21/4).

Saat merayakan hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa Ramadhan, umat Islam mengerjakan salat Idulfitri atau salat Id. Salat ini masuk dalam ibadah sunnah muakkad.

Namun, perlu diketahui ada 10 amalan sunah yang bisa dikerjakan sebelum dan sesudah melaksanakan salat Idulfitri.

Berikut 10 amalan sunah tersebut seperti dikutip dari NU Online.

1. Mandi

Membersihkan badan dengan mandi saat hari raya Idul Fitri disunahkan bagi siapapun baik laki-laki maupun perempuan yang tengah haid atau nifas. Sunah ini juga berlaku bagi mereka yang tidak bisa menjalan salat Idulfitri, misalnya orang sakit.

Sunah mandi ini dimulai dari tengah malam Idulfitri hingga tenggelamnya matahari. Tapi, diutamakan untuk mandi setelah terbit fajar.

Bacaan niat mandi sunnah Idul Fitri sebagai berikut:

نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

"Aku niat mandi Idulfitri, sunnah karena Allah".

2. Makan

Sebelum berangkat untuk menunaikan salat Idulfitri, umat Islam disunahkan untuk makan terlebih dahulu. Ini sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yang mengutamakan untuk makan dahulu.

Bahkan meninggalkan anjuran makan sebelum saat Id hukumnya makruh. Anjuran ini berdasarkan hadis riwayat Buraidah:

"Dari Buraidah berkata: "Nabi saw tidak berangkat pagi pada hari raya Idulfitri kecuali makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari idul Adha kecuali setelah pulang, kemudian makan hasil penyembelihannnya." (HR. Ahmad).

 

3. Menghidupkan Malam Idulfitri dengan Beribadah

Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memukul beduk saat membuka Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Minggu (1/5/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Festival Beduk bertepatan dengan malam menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Umat Islam dianjurkan untuk menghidupi malam Idulfitri dengan kegiatan beribadah seperti salat, membaca sholawat, membaca Al-Quran atau menjalankan bentuk ibadah lainnya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut :

مَنْ أَحْيَا لَيْلَتَيْ الْعِيدِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ

"Barangsiapa menghidupi dua malam hari raya, hatinya tidak mati di hari matinya beberapa hati". (HR. al-Daruquthni).

4. Perbanyak Berdoa di Malam Idulfitri

Saat malam Idulfitri, umat Islam juga dianjurkan meningkatkan dan memperbanyak doa. Karena momen itu merupakan waktu yang tepat untuk berdoa sebagaimana akan terkabulnya doa di malam Jumat, dua malam awal bulan Rajab, malam Iduladha, dan malam Nishfu Sya'ban.

5. Perbanyak Takbir

Membaca Takbir merupakan salah satu bentuk syi'ar yang diidentikan dengan malam Idulfitri. Anjuran memperbanyak bacaan takbir didasarkan pada firman Allah SWT dalam Qs. Al-Baqarah ayat 185 sebagai berikut :

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ

"Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah". (QS. Al-Baqarah: 185).

Umat Islam dianjurkan untuk membaca takbir ketika matahari sudah mulai tenggelam di 1 Syawal hingga takbiratul Ihram salat Id.

6. Jalan Kaki Menuju Tempat Salat Idulfitri

Berjalan kaki menuju tempat salat Idulfitri merupakan salah satu sunah yang dianjurkan. Namun, bagi mereka yang tidak bisa melakukannya karena sakit atau sudah memasuki usia tua, maka diperbolehkan untuk menaiki kendaraan ketika berangkat dan pulang.

Anjuran berjalan kaki menuju tempat salat Idulfitri didasarkan pada ucapan Sayyidina Ali sebagai berikut :

مِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَخْرُجَ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا

"Termasuk sunah Nabi adalah keluar menuju tempat salat Id dengan berjalan". (HR. al-Tirmidzi dan beliau menyatakannya sebagai hadits Hasan).

 

7. Membedakan Jalan Berangkat dan Pulang

Perayaan Idul Fitri di Bali Berjalan Khidmat
 Umat Muslim saat melakukan Sholat Idul Fitri di halaman Masjid Agung Ibnu Batutah pada kompleks peribadatan Puja mandala di kawasan Nusa Dua, Bali, Senin (2/5/20222). Perayaan Idulfitri 1443 H berjalan dengan khidmat dan menerapkan protokol kesehatan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Rute perjalanan berangkat dan pulang salat Idulfitri hendaknya dibedakan. Ini didasarkan pada hadist riwayat al-Bukhari.

Dimana umat Islam dianjurkan untuk mengambil rute lebih panjang ketika akan berangkat daripada pulang. Hikmahnya adalah agar kita mendapat pahala yang lebih banyak ketika menuju tempat ibadah.

8. Menghias Diri

Saat hari raya Idulfitri, umat Islam dianjurkan menghias diri sebaik mungkin supaya penampilan bisa terlihat menarik. Berbagai macam hal yang bisa dilakukan untuk menghias diri seperti memotong kuku, membersihkan badan, memakai parfum, merapikan rambut, dan lain sebagainya.

Sunah untuk menghias diri berlaku bagi siapa saja, termasuk bagi mereka yang tidak turut menunaikan salat Idulfitri. Khusus bagi perempuan, anjuran berhias tetap harus memperhatikan batasan-batasan tertentu yang tidak bertentangan dengan agama seperti tidak menampilkan aurat.

9. Memberikan Ucapan Selamat

Hari raya Idulfitri merupakan momen bahagia umat Islam. Karena itu, adianjurkan untuk membagikan kegembiraan dengan memberikan selamat atas kebahagiaan yang telah diraih di hari kemenangan.

10. Mengenakan Pakaian Terbaik

Sunah terakhir yang dapat dilakukan adalah mengenakan pakaian terbaik ketika hari raya Idulfitri. Ini didasarkan pada hadis riwayat Ja'far bin Muhammad dari ayahnya: "Bahawasannya Nabi saw memakai pakaian terbagus setiap kali hari raya." (HR. Ahmad).

Selain itu berdasarkan hadis dari Hasan bin Ali, ia berkata: "Rasulullah memerintah kami memakai pakaian yang terbagus dalam dua hari raya, memberi wewangian pada pakaian yang kami pakai dan menyembelih binatang yang paling berharga (mahal)." (HR. Hakim).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya