Liputan6.com, Jakarta - Pesawat yang membawa Patrick Kluivert mengalami keterlambatan sebelum tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (11/1/2025) pukul 18.38. Kapal udara Boeing 787-9 Dreamliner yang ditunggangi pelatih timnas Indonesia itu sebenarnya dijadwalkan tiba 18.10 WIB setelah transit di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut Flight Radar 24, pesawat tersebut sudah molor berangkat dari Kuala Lumpur. Jadwal semula 17.05 waktu setempat menjadi 17.58.
Advertisement
Baca Juga
Suporter Bola Berdatangan Sambut Kedatangan Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert di Bandara Soetta
Sambut Kedatangan Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert, Polisi Bandara Soetta Kerahkan 30 Personel
Pelatih Timnas Patrick Kluivert Ucap I Love You Indonesia dan Terima Kasih di Bandara Schiphol, Tiba di Jakarta Sore Ini
Kluivert sebelumnya meninggalkan Bandara Schiphol menuju Tanah Air menggunakan Maskapai KLM 809, Jumat (10/1/2025) pukul 20.30 waktu setempat atau Sabtu dini hari 02.30 WIB. PesawatÂ
Advertisement
Sebelumnya dia disambut tim tvOne yang menunggu. Selain berbincang, mantan striker timnas Belanda itu juga menandatangani jersey Garuda serta memeluk reporter Gego Sallatu yang menyapa. "Terima kasih," kata Patrick Kluivert berbahasa Indonesia usai memeluk.
Menanggapi tekanan membawa timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, Kluivert mengaku siap menghadapi ekspektasi tersebut.
"Saya sangat bersemangat dan berpikir positif. Tentu saja saya optimis. Saya menjadi pelatih untuk negara besar dan memiliki banyak pemain bagus. Tentu ini tantangan, tapi saya suka tantangan," kata Kluivert.
Tidak terlihat Alex Pastoor dan Denny Landzaat yang ditunjuk sebagai asisten Kluivert dalam perjalanan ini. "I love you, Indonesia," tutup Kluivert pada pertemuan tersebut.
Patrick Kluivert Bagian Tim Pelatih Timnas Indonesia
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menepis kekhawatiran terhadap pemilihan Patrick Kluivert sebagai pelatih timnas Indonesia. Dia menyebut faktor pengalaman tidak jadi penentu.
Sepanjang kariernya, Kluivert hanya melatih timnas Curacao dan klub Turki Adana Demirspor pada level senior. Namun, Erick Thohir tidak melihat itu sebagai penghalang. Sebab, PSSI mencari sosok yang bisa mengendalikan ruang ganti.
Dia menyontohkan kiprah Zinedine Zidane bersama Real Madrid. Zidane juga tidak punya pengalaman sama sekali ketika pertama kali ditunjuk sebagai nakhoda Los Blancos pada 2016.
Meski begitu, dia bisa mempersembahkan tiga trofi Liga Champions, satu mahkota LaLiga, dua gelar Piala Super Eropa, dan dua titel Piala Dunia Antarklub pada periode pertama kekuasaannya di Estadio Santiago Bernabeu.
"Prioritas adalah Eropa, lalu Belanda. Saya sempat wawancara Spanyol, Italia, tapi nanti kulturnya beda lagi, itu (masalah) lagi. (Pelatih) harus menguasai kamar ganti," katanya.
"Ada yang debat track record Patrick. Lho, banyak pelatih yang belum terkenal bisa kuasai kamar ganti Zidane? Kan tidak ada track manajer, tiba-tiba oke. Ada di kantor bilang Real Madrid itu pelatihnya tidak taktikal, tapi bisa kuasai kamar ganti. Benar juga. Inilah dinamika," sambung Erick Thohir.
Demi membantu Kluivert dalam menyusun strategi, Erick Thohir menunjuk Alex Pastoor dan Denny Landzaat untuk membantu.
Advertisement
Patrick Kluivert Minta Dukungan Suporter Timnas Indonesia
Kluivert sebelumnya meminta dukungan seluruh masyarakat Tanah Air dalam wawancara bersama pakar transfer Fabrizio Romano yang diunggah ke media sosial. Kluivert menekankan pentingnya dukungan suporter untuk menbantu timnas Indonesia meraih hasil maksimal di lapangan.
"Perasaan luar biasa dan menginspirasi. Semua tahu Indonesia memiliki budaya sepak bola yang bersemangat dan gairah luar biasa untuk permainan. Jadi bagian dari negara besar dengan aspirasi besar merupakan kehormatan dan tanggung jawab besar bagi saya," buka Kluivert.
"Saya sangat ingin berkontribusi dalam perkembangan tim dan kesuksesan. Saya tidak sabar bekerja dengan semua dan mencapai misi bersama, yakni lolos ke Piala Dunia tahun depan. Saya kira kami memiliki kemampuan, kekuatan, semangat untuk mencapainya. Tentu butuh dukungan dari seluruh anggota masyarakat dan saya pikir bersama-sama kami bisa mencapai banyak hal hebat."
"Sepak bola adalah olahraga tim dan semua harus saling melengkapi. Sekarang kami dalam proses melakukannya. Tapi perlu diingat kalau tim itu bukan hanya pelatih, pemain, atau orang-orang di sekitarnya. Saya juga bicara seluruh suporter. Mereka adalah bagian penting dalam perjalanan kami. Ini untuk satu misi, satu tim, dan merupakan kehormatan jadi bagian di dalamnya," pungkas Kluivert.