Rafid Topan menikmati keberadaanya di Jakarta. Pembalap QMMF Racing Team yang disponsori Evalube itu mengaku cukup banyak menimba pengalaman selama enam bulan ikut di Moto 2. Salah satunya adalah menyetel motor.
"Cukup banyak pelajaran dan pengalaman yang saya bawa. Selain mengenal cara bagaimana bawa motor Moto 2, saya juga sudah bisa setel motor sesuai sirkuit," tutur Topan kepada media pada acara buka puasa bersama di Jakarta, Kamis (25/7/13).
Topan mengatakan, dirinya kini mulai mengenal sebuah alat bernama telemetrik di mana seluruh data ketika dirinya membalap tersaji secara akurat. "Besar gravitasi saja bisa dilihat. Di Moto 2, skill dan pengenalan motor sama-sama dibutuhkan. Pengalaman saya bertambah terus," ujarnya.
Sementara itu, manajer Rafid Topan, Alfonso Judiarto menilai pembalap binaannya itu terus mengalami perkembangan setiap lomba. Ini membuat manajemen dan sponsor, kata dia, optimistis.
"Teranyar, dia bisa finis dengan mulus di sirkuit sulit seperti Sachsenring. Padahal banyak yang terjatuh di sirkuit angker itu," ungkapnya.
Judiarto mengatakan, pihaknya kini terus memperkuat mental Topan. Sebab, ini menjadi salah satu problem terbesar Topan di Moto 2. "Jangan khawatir, kami sudah tahu bagaimana caranya membuat Topan tidak grogi lagi saat membalap lagi usai jeda balapan," ucapnya.(Bog)
"Cukup banyak pelajaran dan pengalaman yang saya bawa. Selain mengenal cara bagaimana bawa motor Moto 2, saya juga sudah bisa setel motor sesuai sirkuit," tutur Topan kepada media pada acara buka puasa bersama di Jakarta, Kamis (25/7/13).
Topan mengatakan, dirinya kini mulai mengenal sebuah alat bernama telemetrik di mana seluruh data ketika dirinya membalap tersaji secara akurat. "Besar gravitasi saja bisa dilihat. Di Moto 2, skill dan pengenalan motor sama-sama dibutuhkan. Pengalaman saya bertambah terus," ujarnya.
Sementara itu, manajer Rafid Topan, Alfonso Judiarto menilai pembalap binaannya itu terus mengalami perkembangan setiap lomba. Ini membuat manajemen dan sponsor, kata dia, optimistis.
"Teranyar, dia bisa finis dengan mulus di sirkuit sulit seperti Sachsenring. Padahal banyak yang terjatuh di sirkuit angker itu," ungkapnya.
Judiarto mengatakan, pihaknya kini terus memperkuat mental Topan. Sebab, ini menjadi salah satu problem terbesar Topan di Moto 2. "Jangan khawatir, kami sudah tahu bagaimana caranya membuat Topan tidak grogi lagi saat membalap lagi usai jeda balapan," ucapnya.(Bog)