Pro Duta membantah terlibat dalam pengaturan skor atau match fixing dalam pertandingan play-off Indonesia Premier League (IPL) pada 16-25 Oktober 2013. Sebelumnya, Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Hinca Panjaitan mengatakan ada indikasi pengaturan skor dalam dua laga play-off IPL yang terdeteksi Early Warning System Machine (EWS) yang digunakan FIFA. Dua laga itu berakhir dengan skor 6-0 dan 4-3.
Pertandingan Pro Duta kontra PSLS dan Produta melawan Bontang FC berakhir dengan 6-0. Sementara laga PSLS melawan Bontang dan Persepar kontra PSIR berakhir dengan skor 4-2. Hinca berasumsi bahwa skor besar sarat dengan match-fixing, sedangkan hasil dengan skor kecil, termasuk imbang bebas dari indikasi tersebut.
CEO Pro Duta FC Wahyu Wahab mengatakan, definisi match-fixing dalam arti luas dapat diuji melalui play-off IPL itu sendiri yang dirancang PSSI. "Kompetisi IPL, meskipun bertentangan dengan MoU dan KLB Borobudur 2013, dihentikan oleh PSSI dan playoff dirancang dan dilaksanakan untuk mendapatkan juara IPL," kata Wahyu dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Senin (4/11/2013).
Ia menambahkan, setiap peserta play-off IPL memiliki peluang yang sama untuk memenangkan pertandingan. "Filosofi level playing field terlihat dari sistem Home and Away dan tempat netral dalam suatu turnamen. Kita saksikan Persijap Jepara dan Persiba Bantul berperan selaku tuan rumah dalam play-off IPL," tutur Wahyu.
Wahyu mempertanyakan kenapa hanya hasil pertandingan tim papan atas melawan papan bawah dengan skor besar saja yang dicurigai. Padahal, ada banyak laga yang berakhir dengan skor besar antara klub papan tengah dan papan bawah. "Herannya, ini tidak menjadi pertanyaan bagi Ketua Komdis," ujarnya.
Karena itu, ia menyatakan pembuktian dugaan pengaturan skor tidak dapat dilakukan dalam ruang vacuum dan Early Warning System. "EWS akan melakukan variance analysis antara handicap dan real skor untuk menguji validitasnya. Hasil analisis ini menjadi input untuk analisa lanjutan sampai cukup kesimpulan untuk mengatakan suatu pertandingan berperilaku lain atau terindikasi match-fixing. Barulah masuk ke tahap investigasim," tuturnya.
"Pengalaman FIGC (Federasi Sepakbola Italia) dalam mengungkap suatu match-fixing membutuhkan waktu yang panjang, tentunya bukan dalam hitungan hari. Seberapa besarkah pasar play-off IPL sehingga banyak rumah judi memberikan prediksinya?."(Bog)
Pertandingan Pro Duta kontra PSLS dan Produta melawan Bontang FC berakhir dengan 6-0. Sementara laga PSLS melawan Bontang dan Persepar kontra PSIR berakhir dengan skor 4-2. Hinca berasumsi bahwa skor besar sarat dengan match-fixing, sedangkan hasil dengan skor kecil, termasuk imbang bebas dari indikasi tersebut.
CEO Pro Duta FC Wahyu Wahab mengatakan, definisi match-fixing dalam arti luas dapat diuji melalui play-off IPL itu sendiri yang dirancang PSSI. "Kompetisi IPL, meskipun bertentangan dengan MoU dan KLB Borobudur 2013, dihentikan oleh PSSI dan playoff dirancang dan dilaksanakan untuk mendapatkan juara IPL," kata Wahyu dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Senin (4/11/2013).
Ia menambahkan, setiap peserta play-off IPL memiliki peluang yang sama untuk memenangkan pertandingan. "Filosofi level playing field terlihat dari sistem Home and Away dan tempat netral dalam suatu turnamen. Kita saksikan Persijap Jepara dan Persiba Bantul berperan selaku tuan rumah dalam play-off IPL," tutur Wahyu.
Wahyu mempertanyakan kenapa hanya hasil pertandingan tim papan atas melawan papan bawah dengan skor besar saja yang dicurigai. Padahal, ada banyak laga yang berakhir dengan skor besar antara klub papan tengah dan papan bawah. "Herannya, ini tidak menjadi pertanyaan bagi Ketua Komdis," ujarnya.
Karena itu, ia menyatakan pembuktian dugaan pengaturan skor tidak dapat dilakukan dalam ruang vacuum dan Early Warning System. "EWS akan melakukan variance analysis antara handicap dan real skor untuk menguji validitasnya. Hasil analisis ini menjadi input untuk analisa lanjutan sampai cukup kesimpulan untuk mengatakan suatu pertandingan berperilaku lain atau terindikasi match-fixing. Barulah masuk ke tahap investigasim," tuturnya.
"Pengalaman FIGC (Federasi Sepakbola Italia) dalam mengungkap suatu match-fixing membutuhkan waktu yang panjang, tentunya bukan dalam hitungan hari. Seberapa besarkah pasar play-off IPL sehingga banyak rumah judi memberikan prediksinya?."(Bog)