Usai Diskors, Penyerang Al Ahly Dijual Karena Dukung Mursi

Al Ahly menghukum pemainnya karena mendukung mantan presiden Muhammad Mursi. Lalu, Al Ahly langsung melego Ahmed Abdul Zaher.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Nov 2013, 01:00 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2013, 01:00 WIB
ahmed-abdul-zaher-131113c.jpg

Klub raksasa asal Mesir Al Ahly tampaknya tidak ingin pemainnya terlibat urusan politik yang kini sedang kacau. Mesir harus dihadapkan dengan 'perang saudara' antara pendukung mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi dan pendukung pihak militer yang mengambil alih kekuasaan.

Kubu presiden yang terguling tak terima dengan kudeta tersebut. Mereka membangun basis gerakan perlawanan pendukung Mursi. Gerakan itu disimbolkan dengan tanda 4 jari yang disebut Rabaa.

Seorang penyerang Al Ahly Ahmaed Abdul Zaher diketahui melakukan selebrasi dengan tanda Rabaa setelah menjebol gawang Orlando Pirates asal Afrika Selatan. Laga itu dalam rangka lanjutan Liga Champions Afrika Minggu 10 November lalu. Kontan saja, aksi Rabaa itu segera mendapat reaksi keras dari manajemen klub. 

Al Ahly pun mengambil tindakan tegas dengan menskors Zaher. Tak hanya sampai di situ. Al Ahly seperti yang dilaporkan BBCSport, Rabu (13/11/2013) juga langsung menjual pemain tersebut. Tindakan manajemen klub yang bermarkas di Cairo Stadium itu mendapat sorotan tajam dari berbagai publik sepakbola dunia.

Di luar kasus 'Rabaa' manajemen Al Ahly juga menghukum pemain gelandangnya Mohammed Aboutrika. Pemain yang dinilai sebagai pesepakbola terbaik Mesir ini didenda 50 ribu pound Mesir atau sekitar Rp 83,7 juta. Sanksi ini dijatuhkan kepada Aboutrika karena dirinya menolak menerima medali juara Liga Premier Mesir.

Tindakan Aboutrika menolak menerima medali itu merupakan simbol perlawanannya kepada pihak militer Mesir. Aboutrika diketahui sebagai pendukung Mursi.

Berbeda dengan Aboutrika yang terang-terangan mengaku mendukung Mursi, Zaher menggunakan simbol tersebut sebagai bentuk solidaritas kepada seluruh rakyat Mesir. Zaher mengatakan motivasi tindakan tersebut untuk mengenang seluruh korban yang terlibat dalam bentrokan berdarah di Mesir, Agustus silam. (Vin)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya