[Cek Fakta] Kabar Pengeroyokan terhadap Marbut Masjid di Garut

Seorang marbut masjid di Garut bernama Uyu melaporkan penganiayaan yang dia alami. Ini faktanya:

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 28 Feb 2018, 16:03 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2018, 16:03 WIB
Sepeda untuk Uyu, Marbut Masjid Tersangka Penyebar Hoaks di Garut
Uyu, marbut masjid tersangka kasus penyebaran hoaks mendapatkan sepeda dari polisi. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang marbut masjid di Garut bernama Uyu melaporkan penganiayaan yang dia alami. Uyu pertama kali ditemukan oleh Haji Agus dan istrinya yang akan salat Subuh di Masjid, Rabu (28/2/2018) sekitar pukul 04.20 WIB.

Saat membuka pintu, mesjid masih dalam keadaan gelap. Namun, ketika istri Haji agus menyalakan lampu dia terkejut melihat Uyu dengan keadaan tangan terikat mukena dan mulut tertutup serban.

Kakinya terikat mukena dan kopiah sobek. Kemudian saksi bersama warga masyarakat membawa korban ke Puskesmas Pameungpeuk.

Fakta:

Setelah didalami polisi, ternyata laporan Uyu hanya rekayasa atau palsu.

"Tidak ditemukan adanya luka sedikit pun pada tubuh sebagaimana pengakuan korban dibacok oleh pelaku sebanyak lima orang," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu 28 Fenruari 2018.

Polisi tidak menemukan fakta-fakta yang menguatkan adanya dugaan penganiayaan yang menimpa Uyu. Adapun baju yang robek saat ditemukan oleh kepolisian bukan karena sabetan golok.

"Pada baju ditemukan robekan dengan sengaja bukan akibat dari benda tajam (golok)," kata Umar.

Dari penyelidikan kepolisian, Uyu mengaku bahwa peristiwa tersebut merupakan rekayasa dari korban itu sendiri.

"Korban mengakui bahwasanya peristiwa tersebut merupakan rekayasa dari korban itu sendiri," ujar Umar.

Motifnya sendiri adalah persoalan ekonomi di mana korban selaku marbut masjid tidak ada yang memperhatikan.

"Dari fakta-fakta di atas kesimpulan sementara bahwa kejadian tersebut adalah rekayasa korban yang meminta diperhatikan sisi ekonominya dengan penghasilan Rp 125 ribu per bulan," ujar Umar.

Kesimpulan: TIDAK BENAR

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya