[Cek Fakta] Beredar Kabar Muazin Dibunuh Orang Gangguan Jiwa

Warga Majalengka dihebohkan isu penyerangan seorang muazin oleh orang dengan gangguan jiwa di Desa Sindang, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka.

oleh Diyah Naelufar diperbarui 28 Feb 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2018, 12:00 WIB
Pelaku Penyebar Hoax Pembunuhan Muadzin di Majalengka Dosen di Yogyakarta
Pelaku penyebar hoax tentang pembunuhan Muadzin di Kabupaten Majalengka diketahui seorang dosen aktif di salah satu Universitas di Yogyakarta (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta Warga Majalengka dihebohkan isu penyerangan seorang muazin oleh orang dengan gangguan jiwa di Desa Sindang, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, sejak 16 Februari 2018.

Kabar beredar melalui media sosial (medsos) Facebook dengan nama akun Tara Dev Sams. Status tersebut viral dan sudah sampai 7.000 kali dibagikan serta mendapat 1.700 komentar warganet.

Kabar tersebut tentang adanya seorang muazin yang dibunuh oleh orang dengan gangguan jiwa di Kabupaten Majalengka. Kapolres Majalengka AKBP Noviana Tursanurohmad menjelaskan pelaku diketahui seorang perempuan berinisial TAW (48).

Fakta:

Polisi menangkap terduga penyebar berita hoax (hoaks) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Kali ini, terduga penyebar hoaks merupakan salah seorang dosen di salah satu universitas di Yogyakarta.

"Pelaku kita amankan di wilayah Jakarta Utara," ucap Noviana di Majalengka, Rabu (28/2/2018).

"Dari hasil penyelidikan tersangka ini diduga orang pertama yang mem-posting dan menyebarkan hoax tersebut," jelas Noviana.

Noviana mengatakan pula, penyebar hoax yang kini menjadi tersangka itu mengaku tidak pernah mengecek dan mendalami terlebih dahulu kebenaran kabar tersebut hingga membuat berita bohong.

Adapun dari hasil penangkapan, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti satu komputer tablet (tab) warna hitam dan dua lembar screen shot yang berisi berita bohong.

Dari penangkapan ini, dia mengingatkan agar warga memastikan dulu kebenaran informasi yang beredar di media sosial. Dia juga meminta agar masyarakat tidak mengunggah berita yang belum jelas kebenarannya.

"Jika itu dilakukan, maka akan berurusan dengan pihak berwajib," ujar dia.

Akibat perbuatannya itu, pelaku dijerat pasal berlapis. Di antaranya, Pasal 14 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 juncto Pasal 45A ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016, serta Pasal 28 ayat 2 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.

"Pelaku terancam enam tahun penjara dan denda paling banyak Rp. 1 miliar," Noviana memungkasi.

Kesimpulan: HOAX

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya