Cek Fakta: Ilmuwan Ditangkap karena Membuat dan Menjual Virus Corona COVID-19 ke China?

Beredar kabar seorang ilmuwan asal Universitas Harvard Amerika Serikat ditangkap karena membuat dan menjual virus corona COVID-19 ke China. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 10 Apr 2020, 16:31 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2020, 16:29 WIB
Gambar Tangkapan Layar Kabar Hoaks Tentang Penangkapan Ilmuwan Asal Harvard University
Gambar Tangkapan Layar Kabar Hoaks Tentang Penangkapan Ilmuwan Asal Harvard University

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang seorang ilmuwan asal Universitas Harvard, Amerika Serikat bernama Charles Lieber ditangkap karena membuat dan menjual virus corona COVID-19 ke China beredar di media sosial.

Kabar ini disebarkan akun Twitter @JohnBWellsCTM pada 5 April 2020. Akun Twitter ini mengunggah informasi mengenai penangkapan Charles Lieber.

"USA just discovered the man who manufactured and sold the #coronavirus to #China. Dr #CharlesLieber, head of the chemistry and biology department at #HarvardUniversity, USA. He was just arrested today according to American department sources," tulis akun Twitter @JohnBWellsCTM.

Konten yang diunggah akun Twitter @JohnBWellsCTM telah 26 ribu kali dibagikan warganet.

 

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang ilmuwan asal Universitas Harvard Charles Lieber yang ditangkap karena membuat dan menjual virus corona COVID-19 ke China.

Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "Charles Lieber".

Hasilnnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai Charles Lieber. Satu di antaranya artikel berjudul "False headline claim: Harvard Professor arrested for creating and selling the new coronavirus to China" yang diunggah situs reuters.com pada 7 April 2020 lalu.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa Kementerian Kehakiman AS memang menangkap Lieber, tapi bukan karena menciptakan virus corona baru untuk dijual ke China.

Lieber dan dua peneliti China di luar Harvard University dituntut pengadilan karena berbohong terkait dugaan keterlibatan mereka dengan pemerintah China.

Penangkapan ketiganya merupakan bagian dari upaya agresif otoritas AS untuk menghalau apa yang mereka sebut sebagai "taktik China untuk mencuri kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi milik AS".

Pada 28 Januari 2020, jaksa menuduh Lieber berbohong soal partisipasinya dalam program Thousands Talents Plan besutan China, yang dibuat untuk merekrut peneliti dari luar negeri.

 

Kesimpulan

Kabar tentang ilmuwan asal Universitas Harvard, Amerika Serikat bernama Charles Lieber yang membuat dan menjual virus corona COVID-19 ke China ternyata tidak benar.

Charles Lieber ditangkap atas sangkaan berbohong dan membocorkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Amerika Serikat ke pemerintah China.

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya