Cek Fakta: Covid-19 Disebut Senjata Biologis yang Diluncurkan AS ke China, Bagaimana Faktanya?

Beredar klaim Covid-19 senjata biologis yang diluncurkan AS ke China, benarkah?

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Des 2020, 08:26 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2020, 19:13 WIB
Covid-19 Senjata Biologis yang Diluncurkan AS ke China? Simak Faktanya
Beredar klaim Covid-19 senjata biologis yang diluncurkan AS ke China, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta- Beredar klaim virus corona baru (Covid-19) merupakan senjata biologis yang diluncurkan Amerika Serikat (AS) ke China.

Klaim tersebut diunggah akun Facebook Yogi Arfan, pada 13 Juli 2020.

Akun tersebut mengunggah sejumlah pendapat Mardigu Wowiek, salah satunya tentang Covid-19 merupakan senjata biologi yang diluncurkan AS terhadap China.

Berikut klaim tersebut:

"Virus Corona adalah Biological Warfare. Menurutnya, Virus Corona COVID-19 ini adalah termasuk perang biologis yang diluncurkan Amerika terhadap Cina, yang mana lanjutan dari perang dagang Cina-Amerika. Dalam videonya disampaikan bahwa Amerika dalam 10 tahun terakhir, kalah perang dagang dengan Cina. Oleh karena itu, dikerahkan virus corona sebagai “senjata biologis” tersebut."

Benarkah Covid-19 senjata biologis yang diluncurkan AS ke China? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Covid-19 senjata biologis yang diluncurkan AS ke China menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Coronavirus engineered'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "U.S. expert says COVID-19 is not an engineered weapon" yang dimuat situs cgtn.com, pada 8 Mei 2020.

Dalam artikel tersebut, Frederic D. Bushman, co-direktur Pusat Penelitian tentang Coronavirus dan Patogen Emerging lainnya, Universitas Pennsylvania, yang mengatakan, "Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa itu adalah senjata yang sengaja direkayasa atau sesuatu seperti itu."

Dia percaya bahwa COVID-19 sangat mirip virus lain yang telah menyebar dari hewan ke manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) juga menyatakan kesimpulan yang sama. "Semua bukti yang ada menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari hewan dan bukan merupakan virus yang dimanipulasi atau dibuat di laboratorium atau di tempat lain," kata juru bicara WHO Fadela Chaib pada bulan April.

Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Fact check: Coronavirus not man-made or engineered but its origin remains unclear" yang dimuat situs usatoday.com, pada 21 Maret 2020.

Dalam situs tersebut, Richard Ebright, seorang profesor biologi kimia di Universitas Rutgers, mengatakan berdasarkan pada genom dan sifat-sifat virus, tidak ada indikasi sama sekali bahwa itu adalah virus rekayasa.

The Washington Post melaporkan sebagian besar negara telah meninggalkan program bioweapon mereka setelah bertahun-tahun bekerja tidak membuahkan hasil yang memuaskan.

The Scripps Research Institute merilis sebuah penelitian yang menolak gagasan bahwa virus itu buatan manusia. Para peneliti menyimpulkan bahwa jika virus itu direkayasa, urutan genomnya akan lebih mirip versi coronavirus yang lebih awal dan lebih serius.

"Jika seseorang berusaha merekayasa virus corona baru sebagai patogen, mereka akan membangunnya dari tulang punggung virus yang diketahui menyebabkan penyakit," kata laporan itu.

"Tetapi para ilmuwan menemukan bahwa tulang punggung SARS-CoV-2 berbeda secara substansial dengan yang ada pada coronavirus yang sudah dikenal dan kebanyakan menyerupai virus terkait yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling."

Sebuah pernyataan dalam Lancet, sebuah jurnal medis, yang ditulis oleh pejabat kesehatan masyarakat yang telah mengikuti perkembangan virus juga menegaskan bahwa hewan adalah sumber yang mungkin.

Penelusuran Fakta

Klaim Covid-19 senjata biologis yang diluncurkan AS ke China tidak terbukti.

Sejumlah ilmuan menyebutkan berdasarkan pada genom dan sifat-sifat virus, tidak ada indikasi sama sekali Covid-19 adalah virus rekayasa.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentag Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya