Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati video yang mengklaim Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang menyebut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai sumber konflik dan harus dihabisi.
Video tersebut diunggah akun Facebook Hasyim Alfatih, pada 27 Agustus 2020. Dalam video tersebut Ma'ruf Amin berbicara mengenai Ahok dengan narasi sebagai berikut:
"Menurut saya, Ahok itu sumber konflik. Bangsa ini akan konflik, tidak akan berhenti kalau Ahok tidak....
Advertisement
Maka itu.. Maka itu Ahok harus kita habisi... Itu sudah pakainya fikih siyasah namanya,".
Dalam video terlihat sejumlah orang sedang menyimak pembicaraan Ma'ruf Amin, salah satunya Pendakwah Yusuf Mansur.
Video yang diunggah diberi keterangan sebagai berikut:
"Semoga Kiayi Ma'ruf Amiin diberi kesembuhan dan kembali ke jalan Allah SWT,, sepwrtiasa beliau menjabat Ketua MUI sebelum terjebak Racun Rezim Kodok ini.. Aamin
Sudah benar kata Beliau terhadap Manusia Tai🐷 (Ahok). Ahok Sumber masalah dan dia tau juga betapa bejat Bejat nya pemimpin pemimpin Negri ini,, supaya manusia tai diam diberikan jabatan yang akhirnya merugikan negara 11T."
Benarkah video Ma'ruf Amin menyebut Ahok sebagai sumber konflik dan harus dihabisi dalam video tersebut? Simak Cek Fakta Liputan6.com.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video [Ma'ruf Amin](/4341466 "") menyebut Ahok sebagai sumber konflik dan harus dihabisi menggunakan Google Search dengan kata kunci 'video Ma'ruf Amin Ahok'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Konteks Sebenarnya di Balik Video Ma'ruf Amin Sebut Ahok Sumber Konflik" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 4 April 2019.
Dalam artikel situs liputan6.com, [Ma'ruf Amin](https://www.liputan6.com/tag/maruf-amin "") memberikan klarifikasi terkait video viral dirinya yang menyebut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai sumber konflik dan harus dihabisi. Ma'ruf menyebut video yang tersebut tersebut tidak utuh sehingga konteksnya jadi berubah.
"Ya saya kira videonya enggak utuh dia, kalau utuh kan tahu orang," ujar Ma'ruf.
Dia menjelaskan, ketika itu, beberapa ustaz menemuinya untuk mengajak mendukung Anies Baswedan supaya maju sebagai calon presiden di 2019. Sebab, Anies dianggap para ustaz itu bisa mengalahkan Jokowi. Memori kemenangan atas petahana Ahok di Pilgub DKI Jakarta, menurut penuturan Ma'ruf, diharapkan para ustaz itu untuk diulang.
Ma'ruf Amin tidak setuju dengan pendapat para ustaz tersebut. Karena dalam konteks Pilkada DKI Jakarta, Ahok dinilai sebagai sumber konflik sehingga harus dicegah supaya konflik tidak berkelanjutan. Adapun hal itu mengacu kepada kasus penistaan agama yang memicu protes keras umat Islam.
Sehingga, dalam pilpres 2019, Ma'ruf mengatakan dalam konteks tersebut mendukung Jokowi karena berbeda dengan Ahok. Sementara, dia menyarankan agar Anies maju pada Pilpres 2024.
"Tapi pak Jokowi tidak (bukan sumber konflik), makanya saya cenderung mendukung Pak Jokowi ketimbang Anies (pada 2019). Biar nanti Anies 2024 ke atas bolehlah, sekarang Pak Jokowi. Konteksnya itu," jelas Ma'ruf Amin.
Advertisement
Kesimpulan
Klaim Ma'ruf Amin menyebut Ahok sebagai sumber konflik dan harus dihabisi dalam video tersebut tidak benar.
Pernyataan Ma'ruf Amin dalam video tersebut ditayangkan tidak utuh, sehingga konteksnya jadi berubah.
Video tersebut sebelumnya telah tersebar saat menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden 2019.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement