Cek Fakta Dampak Pasien Virus Corona Covid-19 Setelah Sembuh

Menurut studi yang dilakukan jurnal medis, The Lancet, virus corona covid-19 bisa menyimpan patogen di saluran pernapasan selama 37 hari.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 05 Okt 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2020, 14:00 WIB
Konspirasi
Ilustrasi Covid-19 Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kasus virus corona covid-19 di Indonesia masih tinggi. Sebanyak 3.992 kasus baru tercatat di Indonesia pada Minggu (4/10/2020). Tambahan itu membuat kasus virus corona covid-19 di Indonesia menjadi 303 ribu.

Tidak hanya di Indonesia, wabah ini menjadi persoalan bagi seluruh dunia. Seperti diberitakan Independent, ada fakta mengejutkan dari dampak virus corona covid-19 setelah pasien dinyatakan sembuh.

Menurut studi yang dilakukan jurnal medis, The Lancet, virus corona covid-19 bisa menyimpan patogen di saluran pernapasan selama 37 hari. Itu artinya, seseorang yang sudah sembuh masih punya kemungkinan menularkan penyakit ini.

Studi itu juga menyebut sebuah kejadian pada Februari 2020, seorang wanita di Osaka, Jepang dinyatakan virus corona covid-19 sebanyak dua kali. Kasus serupa juga terjadi di Korea Selatan pada bulan yang sama.

Dampak dari virus corona covid-19 setelah pasien dinyatakan sembuh dijelaskan oleh Dr Owen Tsang Tak-yin, direktur medis dari Pusat Penyakit Menular di Rumah Sakit Princess Margaret, Kwai Chung. Menurutnya, pasien covid-19 yang sudah sembuh kesulitan untuk melakukan aktivitas seperti sebelumnya.

"Mereka (pasien yang sembuh dari virus corona covid-19) terengah-engah jika berjalan lebih cepat. Beberapa pasien mungkin memiliki sekitar 20 hingga 30 persen fungsi paru-paru setelah pemulihan," kata Dr Tsang.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Gejala Kelelahan

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pasien covid-19 yang tidak terlalu parah bisa sembuh dalam waktu dua minggu. Sedangkan yang parah bisa sembuh dalam satu sampai enam minggu.

Namun demikian, para pasien yang sudah sembuh, baik parah atau tidak, melaporkan adanya gejala kelelahan dan susah bernapas.

Profesor penyakit menular di sekolah kedokteran Liverpool, Inggris, Paul Garner, juga mengalaminya setelah sembuh dari covid-19. Penyakit ini disebutkan Garner merupakan penyakit paling parah yang pernah dialaminya.

"Saya sudah pernah sakit dengue dan malaria, tetapi saya belum pernah merasa sakit seperti sekarang dan itu sangat menakutkan karena sulit ditebak," kata Garner yang didiagnosis di usia 59 tahun, dikutip dari ABC Australia.

Dia mengatakan, lamanya penyakit ini membuatnya merasa kesulitan. Sampai saat ini pun ia masih menghadapi gejala kelelahan. "Anda bisa merasa baik-baik saja dan mendadak di sore hari gejalanya muncul seperti kepala kita dipukul raket," ujarnya.

 

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya