Simak Deretan Hoaks soal Vaksin, Penyebab Flu Spanyol hingga Bakal Membunuh Rakyat Indonesia

Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Salah satu manfaat vaksin adalah untuk mencegah penyakit menular.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 11 Des 2020, 11:05 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 18:00 WIB
ilustrasi vaksin anak sampai dewasa
ilustrasi vaksin anak sampai dewasa

Liputan6.com, Jakarta - Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Salah satu manfaat vaksin adalah untuk mencegah penyakit menular.

Namun sayangnya belakangan ini banyak sekali hoaks atau informasi yang salah terkait vaksin. Mulai dari kandungan, cara pembuatan, hingga efek samping setelah mendapat vaksin.

Padahal vaksin juga menjadi salah satu cara untuk menghentikan pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Tak heran seluruh dunia berlomba untuk menemukan vaksin covid-19 yang efektif dan aman bagi masyarakat.

Lalu apa saja hoaks soal vaksin yang beredar baru-baru ini? Berikut beberapa diantaranya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini

1. Cek Fakta: Hoaks Penyebab Flu Spanyol Adalah Bakteri dari Vaksin Meningitis

Vaksin
Ilustrasi Vaksin

Beredar di media sosial postingan terkait penyebab flu spanyol akibat bakteri dari vaksin meningitis. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak bulan lalu dalam berbagai bahasa.

Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Yulita Gollop. Dia mempostingnya pada 10 Oktober 2020.

Dalam postingannya terdapat foto anak yang sedang disuntik pada bagian lengan. Foto tersebut disertai narasi:

"Autopsies after the war proved that the 1918 flu was not a 'flu' at all” and that it was actually “caused by random dosages of an experimental 'bacterial meningitis vaccine'

The massive, multiple assaults with additional vaccines on the unprepared immune systems of soldiers and civilians created a 'killing field'. Those that were not vaccinated were not affected."

atau dalam Bahasa Indonesia:

"Otopsi setelah perang membuktikan bahwa flu 1918 sama sekali bukan 'flu'” dan sebenarnya “disebabkan oleh dosis acak dari percobaan 'vaksin meningitis bakterial'

Berbagai serangan besar-besaran dengan vaksin tambahan pada sistem kekebalan tentara dan warga sipil yang tidak siap menciptakan 'medan pembunuhan'. Mereka yang tidak divaksinasi tidak terpengaruh."

Hingga saat ini postingan tersebut sudah mendapat 10 komentar dan 140 kali dibagikan.

Lalu benarkah flu Spanyol tahun 1918 disebabkan oleh bakteri dari vaksin meningitis? Simak penelusurannya dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Tidak Benar Video Ini Memberitakan Rakyat Indonesia akan Dibunuh Vaksin China

Pendaftaran Vaksin Dapat Menyertakan Hasil Uji Klinisi Negara Berbeda
Ilustrasi Vaksin

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim rakyat Indonesia akan dibunuh vaksin China. Klaim rakyat Indonesia akan dibunuh vaksin China diunggah akun Facebook Sriwulan Sari Mci, pada 24 November 2020.

Unggahan tersebut berupa video yang menampilkan siaran berita stasiun televisi CNN Indonesia berjudul "Potensi Bahaya Vaksin Covid-19".

Video yang diunggah diberikan keterangan sebagai berikut:

"Assalamualaikum...Info untuk sahabat semua...🤔Akhir tahun ini Suntik Vaksin sdh tersedia, Hati2 dgn bahaya Vaksin Covid-19 Rakyat indonesia akan dibunuh Vaksin Cina😲Yuuukkk dari sekarang kita jaga imun tubuh kita dengan ikhtiar produk kesehatan Alami dari Mci 🤗Happy Sharing💕"

Benarkah video tersebut memberi informasi rakyat Indonesia akan dibunuh vaksin China? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Hoaks Vaksin Mengandung Aluminium Bisa Merusak Otak

Beredar di media sosial postingan terkait bahaya vaksin jika digunakan manusia. Postingan ini ramai dibagikan beberapa waktu belakangan.

Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Rahayu Lestari. Dia mengunggahnya di Facebook pada 10 November 2020, berikut narasinya:

"Bahayanya vaksin dgn kandungan virus yang dibantu alumunium langsung menuju otak (buku teks kedokteran mengakui hal ini.)"

Hingga saat ini postingan tersebut sudah mendapat delapan komentar dan 14 kali dibagikan.

Lalu benarkah vaksin yang mengandung aluminium berbahaya bagi otak? Simak penelusurannya dalam artikel berikut ini...

Ilustrasi vaksin COVID-19 Rusia Sputnik-V (AFP)
Ilustrasi vaksin COVID-19 Rusia Sputnik-V (AFP)

4. Cek Fakta: Hoaks Covid-19 Merupakan Singkatan dari Sertifikat Vaksin

Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin (Foto: unsplash.com)

Beredar di media sosial postingan soal singkatan dari nama covid-19 yang saat ini menjadi pandemi di seluruh dunia. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak akhir pekan kemarin.

Salah satu akun yang mempostingnya bernama Qidjwini Qorni. Ia mempostingnya pada 22 November 2020.

Berikut isi postingannya:

"COVID-19 adlh,

C - Certification

O - Of

V - Vaccination

ID - IDentification

19 - 2019

Artinya adlh,Sertifikat sbg tanda bukti telah divaksin, Yakni berbentuk Bar Code, spt yg tertera pada barang2 yg dijual di swalayan yg jumlahnya ada 13 bar.

Mereka mengatakan covid adlh corona virus, Namun nyatanya adlh Barcode, yakni barcode yg akan diimplankan di bagian tertentu pd tubuh manusia, spt jidad, leher, ataupun lengan yg menunjukkan orang tsb sdh divaksin.

Dan program pemasangan barcode itu dieksekusi pelaksanaannya pd akhir 2019, di kota Wuhan, RRC. Setiap orang pny barcode sendiri2, Layaknya barang, jika tdk ada barcodenya, barang tsb tdk bisa masuk swalayan, Maka nanti, orang yg tdk memiliki tanda barcode pd tubuhnya, mereka tdk bisa masuk ke dlm tempat perbelanjaan, pelayanan umum, pelayanan kesehatan, pendidikan, transportasi, dll

Maka dari singkatan COVID-19 diatas kita mengerti, pandemi ini adlh setingan, pandemi ini hny dibuat2, bahkan skenario dr pandemi ini sdh ada sejak th 2010 dlm suatu kajian akademi dr Universitas2 terkenal di dunia, yg diprakarsai dan didanai gembong Elit Global, Rockefeller Foundation...,Dan simulasi dr kajian tsb persis sama dg yg terjadi pada hari ini,Apa tujuan besar dr pandemi setingan ini,~ De Populasi, dg pasien yg ditakut2 i hingga bnyk yg mati krn depresi, dan selanjutnya dg vaksin, Vaksin itu berisi material kimia yg berbahaya dr ekstrak janin yg digugurkan, dll, jg mengandung logam2 spt aluminium dll, yg ini bila menyatu dg sel2 kita, sangat rentan terkena ganasnya radiasi 5G,Ini adlh program GREAT RESET menuju gerbang Tata Dunia Baru, New World Order...!Yakni dimana dunia terbagi hny menjadi dua kelompok manusia saja,Klas Majikan dg Dajjal kelak sbg pemimpin tertingginya, danKlas Budak, yakni semua manusia yg tdk diakui sbg golongan mereka...Apakah rencana COVID-19 ini benar2 akan terwujud?Jika di Negri ini, aku pesimis kita bisa menolaknya, walaupun aku tdk pernah putus asa mengingat betapa mudahnya dibodoh2 innya mereka dg istilah PROKES padahal sejatinya Protocol kepatuhan menuju gerbang Tata Dunia Baru, NWO."

Selain itu postingan yang sama juga ditulis pada akun ini dan ini...

Lalu benarkah covid-19 merupakan singkatan seperti postingan di atas? Simak penelusurannya dalam artikel berikut ini...

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya